Hasil dari Kongres ini adalah dengan didirikannya Perikatan Perempuan Indonesia (PPI), dengan tujuan mengembangkan kedudukan perempuan dalam kehidupan sosial maupun keluarga, tanpa berurusan dengan politik.
Dalam langkah mancapai tujuan tersebut, Kongres mengirim tiga tuntutan kepada pemerintah yang seluruh isinya bertujuan untuk kemajuan hak perempuan, yakni:
Perjuangan tak berhenti disitu, tindak lanjut dari Kongres Pertama ialah diselenggarakannya Kongres PPI Kedua di Jakarta pada 26 hingga 31 Desember 1929. Dalam Kongres Kedua ini, tiga tuntutan yang dikemukakan dalam Kongres Pertama diterima dan disetujui oleh pemerintah.
Dalam perjalanan perjuangan dari Kongres Perempuan dari Pertama hingga Kongres Ketiga pada 25 sampai 29 Market 1932, gerakan wanita telah menjadi bagian dari pergerakan nasional. Dalam hal ini, perempuan juga turut andil dalam perjuangan membela dan mewujudkan kemerdekaan bangsa.
Hingga pada tahun 1953, Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden RI No.316 tahun 1953 meresmikan Peringatan Hari Ibu jatuh pada 22 Desember, Mengacu pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama 22 Desember 1928.
Makna Peringatan Hari Ibu 22 Desember 2022
Baca Juga: Link Streaming MU Vs Burnley di Carabao Cup 2022, Ini Skor Head to Head dan Prediksi Susunan Pemain
Peringatan Hari Ibu (PHI) 22 Desember tahun ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Kota Bengkulu. Bengkulu dipilih sebab merupakan tempat asal Ibu Negara Indonesia Fatmawati Soekarno.
Dalam siaran Konferensi Pers PHI ke-94 tahun 2022, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menjelaskan bahwa PHI dapat menjadi momentum untuk mengenang sejarah perjuangan kaum perempuan dalam menuntut kesetaraan, serta memberi penghargaan setinggi-tingginya pada kaum Ibu yang terus berjuang mencerdaskan generasi anak bangsa