Network
PORTAL NGANJUK - Dalam ilmu kejawen, arti suatu peristiwa yang terjadi pada hari tertentu dapat diramal dengan menelah setiap kejadian peritiwa tersebut dalam satu siklus kalender tradisional.
Salah satu metode peramalan yang dipercaya orang jawa, dapat kita lihat dari sistem kelahiran Jawa yang disebut weton atau wetonan.
Perhitungan weton sering kali dilakukan untuk menghitung kecocokan jodoh, memprediksi rezeki atau keberuntungan hingga membaca watak seseorang.
Baca Juga: Minuman Herbal Untuk Kesehatan Jantung dan Tingkatkan Autoimun Ala Zaidul Akbar
Weton dianggap sebagai bagian yang sangat penting dan turun menurun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.
Selain itu, adanya weton sering kali digunakan sebagai masyarakat Jawa dalam menilai sifat dan karakter seseorang. Setiap weton memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebagaimana dikutip Portal Nganjuk dari kanal YouTube Abah Ramdhoni, berikut tiga weton yang dilarang saling menikah menurut primbon Jawa:
Baca Juga: 5 Lagu Kontroversial Pengundang Hantu, Salah Satunya Lagu Anak-Anak!
- Weton Wage dan Pahing
Dalam kepercayaan orang Jawa, seseorang yang memiliki pasaran Wage tidak boleh menikah dengan pasaran Pahing.
Hal tersebut diibaratkan Wage sebagai minyak dan Pahing sebagai air. Minyak dan air tidak dapat disatukan. Apabila disatukan yang terjadi justru perkelahian.
Baca Juga: Sunnah Rasul Yang Baik Dilakukan Saat Malam Jumat, Bukan Berhubungan Badan ya!
- Neptu yang Berjumlah 25
Masyarakat Jawa percaya neptu yang berjumlah 25 menikah maka akan terjadi bencana. Bahkan bisa jadi salah satu orang tua mereka akan meninggal.
Misal Minggu Kliwon dan Senin Kliwon, Minggu Wage dan Kamis Kliwon, Senin Wage dan Minggu Kliwon, Jumat Legi dan Sabtu Legi, serta Minggu Legi dan Jumat Pahing.
Baca Juga: 3 Atlet Bulutangkis Terhebat di Dunia, Sampai Bikin Atlet China Kewalahan!
- Neptu yang Berjumlah 26
Sama halnya dengan nomor dua. Apabila pasangan neptu tersebut berjumlah 26 maka pernikahan mereka akan terasa berat.
Pasangan ini akan dihadapkan oleh beberapa rintangan dalam rumah tangganya.
Contoh weton yang memiliki neptu 26 adalah Kamis Wage dan Jumat Kliwon, Minggu Legi dan Rabu Pahing, serta Minggu Wage dan Kamis Pahing.
Namun ada beberapa masyarakat Jawa yang hanya menganggap hal ini sebagai mitos belaka dan tetap melanjutkan pernikah dengan mencari jalan keluarnya.
Adapun jalan keluar yang biasa dilakukan adalah dengan mengadakan tasyakuran sebelum ataupun sesudah menikah.
Dengan cara ini akan banyak orang yang mendoakan kebahagiaan pernikahan yang akan berlangsung dan diharapkan mendapat banyak berkah.***
