PORTAL NGANJUK - Madinah di akhir bulan Mei menjelang bulan juni, mulai memasuki musim panas. Suhu cuaca panas di siang hari bisa mencapai 40 derajat bahkan lebih.
Berbeda dengan di Tanah Air, kelembaban udara di Madinah lebih rendah, Kelembaban udara yang rendah ini mengakibatkan cuaca panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat.
Diketahui bahwa mekanisme berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah.
Untuk jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.
Terdapat lima penyakit yang sering muncul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah haji yaitu pertama yaitu infeksi saluran pernapasan atas (ispa).
Penyakit kedua adalah dehidrasi yang cukup serius. Kelembaban udara Madinah yang rendah terutama pada jemaah haji lansia.