Satu Daerah di Jawa Timur Yang Tidak Takluk Kepada Wali Songo, Bikin Terkejut!

26 April 2024, 16:50 WIB
Satu Daerah di Jawa Timur Yang Tidak Takluk Kepada Wali Songo, Bikin Terkejut! /

Portalnganjuk.com – Ada suatu daerah di tanah Jawa yang tidak bisa ditaklukkan oleh Wali Songo saat masa peyebaran agama Islam di pulau Jawa.

 

Wali Songo merupakan sebutan pada sembilan orang penyebar agama Islam di pulau Jawa yang diutus oleh Allah SWT.

 

Kesembilan Wali itu adalah, Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel atau Raden Rahmat, Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim, Sunan Drajat atau Raden Qasim, Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq

 

Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin, Sunan Kalijaga atau Raden Sahid, Sunan Muria atau Raden Umar Said, dan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.

 

  1. Husein Ilyas menjelaskan bahwa satu satunya daerah yang tidak bisa ditaklukkan oleh Wali Songo saat memasukkan ajaran Islam tersebut yaitu daerah Ponorogo.

 

Beliau menyebutkan mengapa Wali Songo tidak bisa menaklukkan daerah Ponorogo karena di wilayah itu terdapat danyang atau penjaga daerah tersebut yang berbentuk macan.

Penjaga ghaib berbentuk macan tersebut bernama Singo Barong, wujud tersebut dipercaya menjadi pemimpin wilayah tersebut dan juga memiliki aliran kepercayaan tersendiri.

 

Macan tersebut dipercaya akan membunuh atau memakan siapa saja yang akan mengganggu ketentraman wilayah Ponorogo dan mengganggu kekuasaannya.

 

Wali Songo gagal dalam upaya menyebarkan agama Islam ke Ponorogo, dan akhirnya yang dapat mengislamkan wilayah Ponorogo merupakan adik dari Raden Patah yang bernama Bathara Kathong.

 

Saking cerdik dan hebatnya Bathara Katong dalam upaya menyebarkan ajaran Islam ke wilayah Ponorogo, beliau dijuluki “lir kadya dewa” yang berarti manusia setengah dewa.

 

Bathara Katong menyebarkan agama Islam ke wilayah ponorogo dengan cara melalui kesenian, ia membuat kesenian tari agar mudah dicerna oleh masyarakat. Kesenian tersebut adalah kesenian Reog.

 

  1. Husein Ilyas menjelaskan bahwa Reog merupakan bahasa dari huruf arab ra’ dan yun yang berarti firasat yang benar.

 

Firasat tersebut digambarkan dalam topeng Reog oleh Bathara Kathong sebagai burung gagak merak yang sedang menduduki kepala macan.

 

Burung gagak merak yag menggigit tasbih tersebut berfilosofikan agama Islam sedangkan kepala macan tersebut digambaran sebagai Singo Barong. ***

 

Editor: Yusuf Rafii

Terkini

Terpopuler