Blacak Ngilo mengajarkan berbagai ilmu, mulai dari kanuragan, bercocok tanam, Budi pekerti,dan spiritual. Dilansir dari Portal Majalengka dengan artikel “Kisah Prajurit Sakti Majapahit Bertarung Melawan Sunan Bonang Wali Allah Selama 7 Hari”
Padepokan sentono ini terletak di tepi aliran Bengawan Solo yang memang strategis sangat cocok untuk perkebunan dan pertanian.
Akhirnya Daerah Sentono dan sekitarnya mengalami perkembangan yang maju pesat. bahkan Blacak Ngilo, oleh para pengikutnya diperlakukan seperti Raja.
Sayangnya lambat laun Blacak Ngilo justru berubah menjadi orang yang sewenang-wenang terhadap para pengikutnya.
Masyarakat diharuskan untuk membayar separuh lebih hasil panennya kepada Blacak Ngilo.
Tak hanya itu saja, setiap rakyatnya yang mempunyai anak perempuan yang masih perawan agar dipersembahkan untuk dijadikan selirnya
Rakyat pun mulai resah dan gelisah, kalau setiap malam bulan purnama harus disediakan darah segar manusia, untuk dijadikan tumbal, guna menambah kesan kesaktiannya.
kabar ini pun lantas terdengar ke telinga Sunan Bonang, Ia pun mengutus seorang santrinya menemui Blacak Ngilo, yang intinya mengingatkannya agar tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya.