PORTAL NGANJUK — Dalam kitab suci Al-Qur'an surah Albaqorah ayat 183, berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam sejarah, menurut Prof Asmuni pembina utama Madya menuturkan jika perintah puasa sudah diterapkan sejak jaman sebelum Nabi Muhammad SAW, namun penerapannya bukan seperti bulan puasa ramadhan saat ini, satu bulan penuh.
"Di antaranya puasa yang dilakukan Nabi Nuh, peristiwa (puasa) itu pernah dia lakukan pada bulan Ramadhan, tapi bukan seperti kita penuh satu bulan Ramadhan, nggak, cuma pada waktu bulan Ramadhan," penjelasan Prof Asmuni.
Prof Asmuni juga menjelaskan, jika puasa yang dilakukan sebelum turunnya surat Al Baqarah ayat 183, secara teknis diterapkan berbeda-beda tergantung konteks dan Nabi saat itu
Ada yang berpuasa 24 penuh, dari terbenam matahari hingga matahari terbit lagi, dan sebagainya. "Cara pelaksanaannya berbeda, tapi yang jelas subtansinya (puasa) itu mensyukuri nikmat Allah," kata beliau.