Network
PORTAL NGANJUK – Kalian tahu diumur berapa nih.. Pada zaman sejarah Kerajaan Medang, Kabupaten Nganjuk dikenal dengan nama Bhumi Anjuk Ladang yaitu Tanah Kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Yuk.. Kita belajar lebih terkait Kabupaten Nganjuk (Bhumi Anjuk Ladang) tercinta, seperti pepatah “Tak kenal, maka tak Sayang” Ini adalah informasi terkait sejarah Kota Angin, yang jarang orang tahu.
Ya, benar Kota Angin ini, Pada zaman sejarah Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Bhumi Anjuk Ladang, yaitu Tanah Kemenangan. Hal ini didasarkan pada prasasti Anjuk Ladang yang dikeluarkan oleh Mpu Sindok, pendiri Kerajaan Medang. Prasasti ini ditemukan di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Nganjuk
Dalam prasasti tersebut, dijelaskan di sejarah bahwa Mpu Sindok menyatakan ia telah memindahkan ibu kota kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, tepatnya di daerah Anjuk Ladang. Ia juga menyatakan bahwa Anjuk Ladang adalah daerah yang aman dan makmur.
Kabupaten Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin. Hal ini karena wilayah Nganjuk sering dilalui oleh angin kencang. Angin kencang ini biasanya terjadi pada musim kemarau.
Berikut adalah beberapa fakta sejarah tentang Kabupaten Nganjuk, yang jarang diketahui masyarakat:
- Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Bhumi Anjuk Ladang, yaitu Tanah Kemenangan.
- Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment.
Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo I.
Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
