PORTAL NGANJUK - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sampaikan ancaman gempa bumi dahsyat (Megathrust) dan tsunami di Selatan Pulau Jawa.
BMKG juga menjelaskan bahwa gempa Megathrust tersebut akan disusul dengan tsunami dalam waktu 20 menit saja.
Dengan waktu 20 menit tersebut, BMKG berusaha memaksimalkan sistem monitoring dan peringatan dini gempa bumi dan tsunami Selatan Pulau Jawa.
Namun, sistem monitoring dan peringatan dini milik BMKG butuh waktu 3 hingga 5 menit untuk menyampaikan potensi tsunami.
Artinya, warga hanya miliki waktu sekitar 15 menit untuk evakuasi sebelum terjadinya tsunami setelah gempa Megathrust.
Mengingat tsunami dapat terjadi dengan ketinggian 20 meter, maka tempat teraman untuk masyarakat pesisir adalah bukit atau bangunnan yang lebih tinggi.
Berdasarkan siara pers BMKG pada September 2020 silam, potensi tsunami setinggi 20 meter tersebut berdasarkan hasil penelitian dan permodelan yang dibuat dalam sejumlah penelitian.
Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Widjo Kongko (2018), Ron Harris (2017 – 2019), dan yang terakhir oleh tim lintas lembaga yang dipimpin oleh ITB dan didukung oleh BMKG.