Suharyanto lantas mengatakan, data rumah rusak ini dipastikan tak keliru sebab dilakukan langsung oleh para ketua RT/RW, serta kepala desa.
Selain itu, untuk pendataan kerugian, ikut dikerahkan pihak Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), hingga kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
Membersamai seluruh tim tersebut, Kementerian PUPR turut menurunkan timnya untuk mendata rumah warga yang terdampak. "Jika bisa cepat, ini bisa segera kita perbaiki," kata Suharyanto
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan nantinya rumah baru tersebut akan dibangun dengan standar tahan gempa.
"Kalau dibangun baru harus dengan standar tahan gempa dari Kementerian PUPR. Itu perintah presiden," kata Menteri Basuki di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan pemerintah akan menanggung biaya pembangunan bagi rumah korban yang rusak berat, runtuh, atau terpaksa direlokasi.
"Jadi SOP-nya begitu, kalau rumahnya cuma retak-retak bisa diperbaiki sendiri itu diberikan stimulan yang merupakan tugasnya BNPB, tapi kalau yang runtuh seperti rumah warga, perkantoran, masjid, kantor Kodim, jembatan, itu merupakan tugasnya Kementerian PUPR untuk memperbaiki," tutur Basuki.
Nantinya, kata dia, rumah batu korban gempa Cianjur itu akan dibangun dengan teknologi tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).