Tradisi Ithuk-Ithukan, Merawat Tradis Merawat Mata Air

- 6 November 2021, 17:30 WIB
Tradisi Ithuk-Ithukan, Merawat Tradis Merawat Mata Air
Tradisi Ithuk-Ithukan, Merawat Tradis Merawat Mata Air /Tangkap layar kanal Youtube BWI INFO

PORTAL NGANJUK – Masyarakat Suku Osing memiliki kekayaan tradisi yang tak lekang oleh zaman. Salah satunya adalah ithuk-ithukan.

Tradisi ini dijalani warga Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, ini sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya sumber mata air di desa.

Beberapa waktu lalu, puluhan ibu berbaris rapi dalam busana khas Suku Osing. Si pria memakai baju hitam-hitam dan si perempuan memakai kebaya hitam dan bawahan jarik Banyuwangi.

Di atas kepala mereka tersunggi baskom berisi ithuk-ithukan yang di dalamnya ada makanan menu sederhana.

 Baca Juga: Inilah 7 Minuman Detoks untuk Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh

Ithuk adalah bahasa setempat yang berarti alas makan yang terbuat dari daun pisang. Ratusan Ithuk tersebut siap diarak warga dusun dengan berbagai menu lainnya, seperti ingkung ayam bakar.

"Ithuk ini juga diambil dari kata kepethuk. Thuk lalu menjadi ithuk. Banyaknya ithuk yang disajikan ini menandakan jangan sampai ada masyarakat yang lapar. Semua harus kebagian, bahkan yang sedang sakit sekali pun akan kami antarkan ithuk ini ke rumahnya," ujar Sarino.

Usai berdoa bersama, arak-arakan tersebut lalu dilepas oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Istimewanya, Komandan Pangkalan Laut Utama (Danlatamal) V Laksamana Pertama TNI Edwin, S.H juga turut meramaikan acara tersebut.

Danlantamal Edwin hadir dalam rangka meresmikan kampung sidat, yang merupakan program kolaboratif antara pemkab dengan TNI AL.

Halaman:

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x