Mendikbud Nadiem Karim Menghapus Tes Calistung untuk Masuk SD, Ternyata Ini Alasannya

29 Maret 2023, 14:00 WIB
Mendikbud Nadiem Karim Menghapus Tes Calistung untuk Masuk SD, Ternyata Ini Alasannya /

PORTAL NGANJUK – Perubahan kebijakan dalam ranah pendidikan telah diresmikan. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membuat kebijakan untuk menghapus tes baca, tulis, dan berhitung (Calistung) untuk dihapuskan dalam penerimaan peserta didik baru pada jenjang SD/MI.

Kebijakan ini diberlakukan pada tahun ajaran baru. Penghapusan test calistung ini merupakan salah satu target dari tiga target pencapaian, hal itu disampaikan pada peluncuran program Merdeka Belajar pada hari Selasa, 23 Maret 2023.

“Merdeka Belajar Episode ke-24 merupakan kebijakan yang mendasari transisi PAUD ke SD/ MI/ sederajat yang menyenangkan yang akan dimulai sejak tahun ajaran baru, sehingga ada tiga target capaian yang harus dilakukan satuan pendidikan,” tutur Nadiem.

Awalnya, Nadiem Makarim berpendapat bahwa terdapat miskonsepsi atau salah paham pada Calistung. Akan tetapi, Nadiem tidak menyalahkan jika pengajaran calistung dipendidikan anak usia dini atau PAUD.

Baca Juga: Para Pejuang Rupiah, ini Aturan Terbaru Pemberian THR Tahun 2023! Simak Ketentuannya!

“Bukan berarti calistung itu bukan suatu topik tidak penting untuk diajarkan di PAUD. Saya tidak mau ada salah pengertian di sini, poinnya adalah adanya miskonsepsi bahwa hanya calistung yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya juga salah,". Tuturnya

Pola pengajaran pada anak yang salah menurut Nadiem ini adalah menjadikan belajar menjadi tidak menyenangkan. Anak – anak menjadi merasa terbebani dan merasa tertekan karena harus bisa dan memahami. Sehingga minat anak-anak untuk belajar di sekolah menjadi berkurang.

"Ini menurut saya, suatu hal yang membuat saya sangat kesal. Bahwa tes calistung itu dijadikan kriteria untuk anak masuk SD. Ini suatu hal yang sudah tidak bisa lagi ditolerir,". Tegas Nadiem

Menurut Nadiem, presepsi tentang calistung adalah satu-satunya yang penting dalam pembelajaran PAUD ini akan menimbulkan bebrbagai konsekuensi pada anak. Konsekuensi yang pertama adalah anak merasa belajar menjadi tidak menyenangkan bagi mereka yang masih usia dini.

Konsekuensi lainnya dari fokus eksklusif pada calistung ini adalah anak kehilangan kemampuan regulasi emosional. Bagi Nadiem kemampuan regulasi ini justru lebih penting dari calistung karena ini berhubungan pada bagaimana cara anak berkomunikasi dan proses belajar dia dikemudian hari.

"Jadi dengan itu, kebijakan kita pada saat ini, Merdeka Belajar Episode ke 24, akan memandatkan satuan pendidikan untuk pertama, menghilang semua jenis tes calistung dari proses penerimaan murid-murid kita di SD. Ini yang pertama dulu, ini yang harus kita hilangkan. Tidak ada abu-abu di sini. Ini adalah hak-nya anak untuk masuk SD," tuturnya Nadiem.

Baca Juga: Film Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves Mulai Tayang di Bioskop, Letty Fast and Furious Ikut Main Lho!

Selanjutnya Nadiem pun juga membuat kebijakan lainnya yaitu Setiap Lembaga Pendidikan perlu menerapkan masa perkenalan atau lebih biasa dikenal dengan masa orientasi bagi peserta didik baru selama 2 minggu pada jenjang PAUD dan SD.

Hal ini berfungsi memperkenalkan lingkungan baru bagi para anak agar dalam proses belajar menjadi lebih nyaman.

Kebijakan selanjutnya adalah menerapkan pembelajaran yang menumbuhkan enam kemampuan fondasi anak, enam fondasi tersebut adalah yang pertama nilai agama dan budi pekerti.

Kedua keterampilan social dan bahasa untuk berinteraksi. Ketiga pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar agar menjadikan anak mandiri. ***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler