Dari mitos-mitos tersebut sebenarnya terlihat bahwa mitos mengandung nasihat yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia.
Selain itu juga merupakan pendidikan etika yang diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya di masyarakat Jawa.
50 pantangan / pamali dalam budaya tersebut adalah :
- “ora ilok tudung kukusan, mundak dicaplok boyo” yang berarti wadah menanak nasi tidak boleh digunakan sebagai topi.
- ”ora ilok mbuwang tumo” yang berarti tidak boleh membuang kutu ke lantai.
- “ora ilok ngideki lante” artinya tidak boleh menduduki tikar yang tergulung karena membuat cepat rusak.
- “ora ilok jendelo mengo” artinya tidak boleh membuka jendela pada malam hari.
- “ora ilok pajang tanpo semir” artinya tidak boleh membiarkan bantal tidak menggunakan sprei.
- “ora ilok kasur tanpo pramada” berarti tidak baik memakai kasur tanpa sprei.
- “ora ilok ngandut tampah” berarti tidak boleh wanita hamil menduduki wadah makanan.
- “ora ilok lumbung tanpo dhasar” artinya tidak baik lumbung padi yang diak diberi daun pada dasar bangunannya.
- “ora ilok sumur ing ngajengan” artinya tidak baik membuat sumur di halaman rumah.
- “ora ilok pawon mangetan” artinya tidak baik dapur menghadap ke timur.
- “ora ilok nggites ngenggon” artinya tidak baik membunuh kutu kepala saat masih berada di kepala.
- “ora ilok lung ngajeng” artinya tidak baik memenanam semak semak di depan rumah.
- “ora ilok pawuhan celak wismo” artinya tidak baik tempapat pembuangan sampah dekat rumah.
- “ora ilok ngingah dandang” artinya tidak baik memelihara burung gagak.
- “ora ilok nyapu dalu” artinya tidak baik menyapu pada malam hari.
- “ora ilok kurep adjang” artinya tidak baik jika tidak langsung mencuci piring.
- “ora ilok woh obong” artinya tidak baik membahar sampah yang belum kering.
- “ora ilok ngadhep uwuh” artinya tidak baik tidak membuang sampah dengan segera.
- “ora ilok uncal uwuh” artinya tidak baik melempar sampah melalui jendela.
- “ora ilok mangan worek” artinya tidak baik makan dengan rambut yang masih acak acakan.
- “ora ilok tan sesawur” artinya tidak baik tidak pernah sedekah.
- “ora ilok tan memulek” artinya tidak baik tidak pernah mendoakan orang tua.
- “ora ilok anjangkar” artinya tidak baik memanggil orang tua dengan sebutan tidak sopan.
- “ora ilok wismo bangbangan “artinya tidak baik membuat rumah dengan barang bekas.
- “ora ilok durung mantu wes gawe omah” artinya tidak baik belum menikah tapi sudah serumah.
- “ora ilok sanggar cungkup” artinya tidak boleh membangun rumah dengan bahan bekas cungkup makam.
- “ora ilok ora ilok respati sukro” artinya tidak baik berhubungan badan pada kamis malam.
- “ora ilok mantu pawon” artinya tidak baik menikahkan seseorang didapur.
- “ora ilok usap wastra” artinya tidak baik mengusap tubuh yang kotor hanya dengan kain.
- “ora ilok kandang omah” artinya tidak baik memasukkan hewan peliharaan kedalam rumah.
- “ora ilok mangan paturon”
- “ora ilok mangan mlaku”
- “ora ilok turu waton”
- “ora ilok micek”
- “ora ilok supatanam”
- “ora ilok wedhehan”
- “ora ilok ndekok”
- “ora ilok ngebluk”
- “ora ilok suger wismo”
- “ora ilok suker dalan”
- “ora ilok ngaglah”
- “ora ilok mangan panas”
- “ora ilok mangan sangga ajang”
- “ora ilok wanita lungguh jegong”
- “ora ilok mangankaro ngadek”
- “ora ilok wehweh dijaluk bali”
- “ora ilok ngidoni sumur”
- “ora ilok ngelungguhi bantal”
- “ora ilok lumah pipisan”
- “ora ilok buwang tuma”
- “ora ilok mendhek tanpa lingkapan”
Semoga mitos-mitos tersebut tidak hilang tertelan oleh zaman, sehingga kita semua bisa tetap mempertahankan etika dan moral yang baik dalam hidup berdampingan di masyarakat.***