Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini!

- 18 Mei 2022, 11:19 WIB
Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini!
Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini! /Simpleman

PORTAL NGANJUK – Berikut merupakan cerita horor lengkap berjudul Sewu Dino yang sedang trending di Twitter maupun Tiktok.

Cerita horor Sewu Dino ini menceritakan mengenai santet yang dialami oleh pembantu yang bekerja di sebuah keluarga kaya yang memiliki kebiasaan aneh.

Cerita ini digadang-gadang lebih menakutkan daripada cerita KKN di Desa Penari, Netizen menilai jika cerita yang dibuat oleh Simpleman ini merupakan kisah asli bukan karangan!

Berikut dibawah ini cerita horor sewu dino dimulai, PORTAL NGANJUK akan menyuguhkan cerita full lengkap no part part an atau part dua, langsung baca dibawah ini ya!

 Baca Juga: Bacaan Doa Singkat untuk Meruqyah Diri Sendiri, Mudah dan Ampuh Sesuai Hadits Nabi

-2001-

"kamu yakin mau pergi ke ibu kota, kenapa gak nyari sekitaran sini, yg deket aja dulu, kali aja tenaga kamu di butuhkan"

Sri terdiam, butuh waktu untuk mencerna kalimat bapak "kerja apaan pak disini, lha saya itu cuma lulusan SD"  kata Sri sembari menghela nafas.

"kalau kamu berangkat, nasib bapak gimana, siapa yg nanti merawat nak"

"iya pak, Sri paham, tapi kalau Sri tidak cari kerja, bagaimana saya ngasih duit"

sore itu, matahari mulai terbenam, sebelum, seseorang, mengetuk pintu gubuk rumah Sri. rupannya, itu adalah bu Menik, tetangga yg paling mampu di kampung itu, ia menyampaikan kedatangannya, mengabarkan bahwa, ada seorang penelpon dari Griya Zainah, salah satu agen penyalur pembantu, yg tempo hari, di titip'i oleh Sri bila ada yg membutuhkan tenagannya.Sri pun bergegas, di kampung itu, memang hanya bu Menik yg punya pesawat telpone, karena itu, banyak warga yg selalu minta tolong kepada beliau.

termasuk untuk urusan ini.

Sri menjawab telpon, menyampaikan kesiapannya, ia di minta datang esok hari, ke rumah si penyalur.untuk sementara, Sri menunda keberangkatannya. ia berharap, bila memang rejekinnya tidak jauh dari tempatnya tinggal, ia akan menyanggupinnya, mengingat, bapak sudah tua, dan mungkin ia tidak mau jauh dari anak semata wayangnya, yg hanya lulusan SD, seperti kebanyakan--anak perempuan di kampung itu.

baginya yg sekarang Sri pikirkan adalah, ia harus mencari uang, untuk menopang kebutuhan yg kian hari semakin melejit, untuk makan sehari-hari saja sudah susah, untuk itu, Sri nekat melamar untuk menjadi pembantu di rumah orang yg mampu.langit masih gelap, namun Sri begitu antusias, meski ia janjian akan datang pukul 8, Sri sudah bergegas keluar rumah, saat fajar pertama sudah menyingsing tinggi.

ia harus naik angkutan kota, kampungnya ada di pinggiran, butuh waktu 1 setengah jam untuk sampai ke kota.tibalah Sri, di depan rumah besar itu, meski dalam bentuk rumah, namun, si pemilk sudah sangat terkenal sebagai agen penyalur tenaga kerja untuk orang yg mencari jasa PRT, Sri baru tiba, dan dilihatnya, sudah banyak sekali orang menunggu, tampaknya, Sri bukan satu2nya yg datangbutuh waktu lama, untuk akhirnya nama Sri yg di panggil, ia masuk ke sebuah ruangan kecil, melihat si pemilik agen penyalur, lalu, ia menjelaskan bahwa kemungkinan ia butuh jasa PRT untuk satu keluarga, namun, ia masih harus di seleksi, dan siang ini, si keluarga, akan datang.namun, sebelum keluarga itu datang, si pemilik jasa, bertanya pertanyaan yg membuat Sri sedikit curiga, lebih tepatnya, pertanyaannya, mengundang banyak sekali pertanyaan, salah satunnya.

"Sri, ini benar, kamu lahir jumat kliwon ?" Sri yg mendengar pertanyaan itu, awalnya kaget, namun, dengan tergagap, Sri bisa menjawabnya, bila memang benar, ia lahir di hari kliwon, namun, ia tidak tahu, bila itu, hari jumat.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Tim Mobile Legends Indonesia di MLBB SEA Games 2021

si pemilk jasa, mengangguk, seakan ia menemukan apa yg ia cari, bagi Sri, itu pertanyaan aneh. "hari lahir kamu istimewa ya Sri"  kata si pemilik jasa, lalu kemudian, ia membawa Sri keruangan lain yg lebih besar, lebih megah, ia di minta untuk menunggu, sayangnya, sudah ada 2 orang yg sudah duduk disana lebih dahulu. tampaknya, Sri sudah lolos. selama berjam-jam, Sri menunggu disana, ia sudah mengobrol dengan 2 orang yg duduk, namanya adalah Erna dan Dini, usiannya tidak jauh dari Sri, masih muda, dan belum menikah

entah sampai mana mereka bicara, tiba2, si pemilik jasa, memanggil salah satu dari mereka. Erna keluar. lama tidak ada kabar, Erna tidak kembali, sekarang, ganti Dini yg dipanggil, kini, tinggal Sri sendirian di ruangan itu, menunggu, entah untuk apa.

disela kebosanannya, Sri melihat-lihat lewat jendela, disana, ia melihat banyak mobil terparkir, Sri tidak melihat mobil itu tadikini, tiba giliran Sri yg di panggil.

dengan ragu, ia keluar, berjalan menuju ruangan tadi, yg sekarang, ada si pemilik jasa, dengan seorang wanita yg memakai pakaian adat, kebaya, lengkap dengan sanggul, ia duduk anggun, menatap Sri dari ujung kepala, hingga mata kaki.ia tersenyum, sangat tulus, membuat Sri merasa sungkan sekali, seakan berhadapan dengan orang berderajat tinggi sekali, Sri bahkan tidak berani melihat matannya, auranya, begitu membuat Sri merasa kecil sekali.

"cantik sekali" ucapnya, nada suarannya sangat halus.Sri di minta untuk duduk, kemudian, si pemilik jasa memperkanalkan siapa wanita anggun itu, yg rupannya, adalah pemilik rumah makan yg saat itu terkenal sekali seantero jawa timur, sebegitu terkenalnya. kekayaannya, tidak perlu lagi di pertannyakan. semua itu, membuat terkejut.namannya, Kembang Krasa, meski itu hanya semacam gelar, namun, Sri tahu arti nama itu, yg berarti Bunga Krasa, bunga yg wanginya dulu sudah melegenda, sebelum di tumpas, untuk menyingkirkan balak di atas gunung I***, saat bangsa lelembut masih mendiami tanah jawa.semua orang disini tahu cerita itu, Sri hanya menunduk, ia masih segan menatap wanita itu

"angkat kepalamu nak, tidak usah takut begitu, mbah ini sudah tua loh, tidak perlu sehormat itu" Sri hanya mengangguk, ia tidak membuang rasa segannya, seperti yg di perintahkan. tibalah saat, mbah Krasa, mulai mengajukan beberapa pertanyaan yg sama.

mulai dari lahir, weton, penanggalan yg bahkan Sri bingung menjawabnya. puncaknya, saat ia menyentuh tangan Sri, ia tersenyum"nak, kamu mau kerja sama saya"

Sri mengangguk,

"kamu minta berapa untuk gajimu dalam sebulan?" tanya mbah Krasa,

Sri bingung menjawabnya, kemudian, dengan gugup, ia mengatakannya. "700 ribu nek, kalau bisa"

Sri sempat melirik wanita itu, ia tetap anggun dengan senyumannya. "700 ribu"  katannya. "bagaimana bila, setiap bulan, ku kasih kamu 5 juta"

Sri kaget bukan main, gaji PRT tahun itu cuma 500 ribu. Sri pun setuju, ia tidak tahu harus mengatakan apa, bahkan ketika si wanita sudah pergi, si pemilik jasa, tidak akan memungut uang sepersen pun dari Sri, hal ini, membuat serentetan kejadian ini menjadi semakin aneh.

pekerjaan macam apa yg di gaji setinggi itu. Sri mulai ragu.ia pulang, menceritakan sama bapak,

namun, bapak mengatakan hal yg sedari tadi di pikirkan Sri.

"firasat bapak kok buruk ya, apa gak usah aja, cari yg lain"

namun Sri meyakinkan, bahwa ia harus kerjakapan lagi, ia mendapat pekerjaan dengan gaji setinggi itu.

dalam hati kecil Sri, ia ingin melihat terlebih dahulu, pekerjaan apa yg di berikan kepadanya, keesokan harinnya, ia pergi, ke rumah mbah Krasa, disana, ia melihat Erna dan Dini, mereka sama-sama terkejut satu sama lainseperti sebelumnya, mereka, di panggil satu persatu, hingga tiba giliran Sri, kali ini, ia melihat semua anggota keluarga mbah Krasa.

ada 7 orang, yg kesemuannya, duduk memandang Sri, sama seperti sebelumnya, mereka seperti mengamati Sri dari ujung kepala, hingga mata kaki. "begini mbak, saya mau tanya dulu, anda setuju bekerja disini, karena ada larangan keras bila anda sudah menerimannya, larangannya--tidak akan bisa dicabut" kata seorang wanita yg lebih muda. umurnya berkisar sekitar 30'an.

"larangan seperti apa?"

Sri bisa melihat gelagat aneh, karena mereka saling memandang satu sama lain, seakan pertanyaan Sri tidak perlu mereka jawab.mbah Krasa berdiri dari tempatnya, ia lalu berbisik pada Sri "hidupmu akan terjamin bila kamu mau, tapi saya tidak mau memaksa kalau kamu tidak mau"

tidak ada jawaban dari pertanyaan Sri.namun, Sri memberi jawaban pada saat itu juga.

"iya, saya mau"

Sri pun melangkah pergi, ia menemui Dini dan Erna, rupannya, mereka semua diterima bekerja disini. disini? adalah pertanyaan yg akan membuat mereka kebingungan, terutama, saat malam mereka tiba.Malam itu. ketika mereka semua sudah datang di rumah ini. tampak mbah Krasa sudah menunggu bersama anggota keluarga lain, disini, ia menjelaskan, bahwa mereka bertiga, akan di tugaskan, di sebuah rumah lain, sebuah rumah yg sangat jauh, jauh sekali, rumah di dalam sebuah hutan.Sri dan yg lain bingung, tidak ada penjelasan ini sebelumnya, namun, mereka sudah berjanji mau menerima pekerjaan ini.

rumah macam apa yg di maksud pun Sri tidak mengerti, ada sebuah mobil yg sudah siap mengantar mereka, disana, sopir mereka, akan menjelaskan pekerjaannya.Mobil sudah bergerak, Sri, Erna dan Dini, masih terlihat kaget, satu sama lain tidak ada yg bicara, bingung, Sri memberanikan diri bertanya kepada sopir, namun sopir, memberi isyarat bahwa mereka, tidak boleh bicara terlebih dulu, seakan-akan, mereka di buntuti sesuatu.ada kejadian menarik yg membuat Sri semakin curiga, setiap persimpanga, si sopir berhenti, mengambil sesuatu dari belakang, meletakkannya di tengah jalan, seperti bunga-di dalam kotak yg terbuat dari daun pisang.

hal itu, menimbulkan kecurigaan apa yg sebenarnya ia lakukan.hal itu terus menerus dilakukan, sampai akhirnya, mobil sudah meninggalkan kota, jauh, dan perlahan mulai memasuki area hutan, jam menunjukkan pukul 12 malam, saat kegelapan hutan, mulai menyelimuti mereka

tidak terbayangkan, bahwa mereka, akan tinggal di dalam hutan segelap inikiri kanan pepohonan, dengan semak belukar, Mobil terus berjalan, sampai, tiba di sebuah jalan setapak, perlahan, mobil melesat masuk, diatas jalan setapak yg di tumbuhi rumputan liar, mobil terus menerabas memaksa masuk.

Sri dan yang lain, mulai merasa tidak nyaman dengan ini."pak, kita mau kemana, saya tidak akan di bunuh kan?" tanya Dini.

si sopir hanya tersenyum, tetap memaksa mobil, menembus sela pepohonan, seakan mencari jalan di tengah gelap hutan yg di penuhi kabut di sepanjang jalan.setelah jauh masuk ke dalam hutan, mobil berhenti di sebuah semak dan pohon yg tidak lagi bisa di lalui mobil, ada kejadian aneh, dimana ada satu pohon yg tidak terlalu besar, tumbang begitu saja

si sopir keluar dari mobil, menyingkirkan pohon tumbang itu, dan darisana ada jalansetelah melewati jalan yg naik turun, mereka sampai di sebuah rumah gubuk, terbuat dari kayu yg di susun serampangan, atapnya tidak terlalu tinggi, terlihat sangat kumuh, bahkan lebih kumuh dari rumah Sri, darisana, muncul seorang pria tua, yg seperti sudah menunggu mereka semua.Sri dan yg lain turun, kemudian si sopir menjabat tangan si pria tua, mencium tangannya, sebelum memperkenalkan Sri dan 2 orang lainnya.

"mulai dari sini, si bapak yg akan menjelaskan semua" tampak dari luar, bapak itu sudah uzur, bahkan carannya berjalan saja seperti kewalahan menyangga badannya sendiri.

ia tidak bicara banyak, hanya memperkenalkan namannya, pak Ageng, katannya, lalu, ia mengajak Sri dan yg lain masuk ke rumah itu, ia menunntunya masuk ke kamardisalah satu kamar itu, Sri dan yg lain, kaget bukan maen, karena tepat di atas ranjang, ada sebuah peti mati, keranda mayat, di dalamnya, ada seorang gadis yg mungkin masih SMU, masih muda, ia memejamkan matannya, di badannya, ia melihat nanah busuk dan garis lebam hitam, siapa?

"nama saya Tamin, saya mengerti, pasti banyak yg ingin kalian tanyakan tentang apa yg barusaja kalian lihat disini"

si pria tua itu membungkuk, sebelum melangkah keluar kamar "ada apa sih sebenarnya ini?" kata Dini, ia tidak bisa mengalihkan pandanganya pada gadis itu.

matanya terpejam, di kurung oleh bambu kuning yg di bentuk menyerupai keranda mayat, Sri dan yg lain, yakin, ada sebuah rahasia di tempat ini, namun apa itu!saat-saat kebingungan itu, Sri melangkah mundur, ia tidak sanggup lagi melihat gadis itu yg entah siapa dan kenapa ada disini, ia berniat mencari tahu, dan bertanya langsung kepada sopir yg mengantar mereka, sampai, langkahnya terhenti menakala, ia mendengar si sopir berbicara. "Gik, apa gak ada yg ngasih tau mereka, pekerjaan apa yg sebenarnya di janjikan disini, kok tampaknya mereka terkejut sekali"

si sopir mulai bicara. "belum mbah, maaf"

"loh, kamu mau langsung pulang tah, apa gak besok saja" tanya si mbah

"tidak mbah, besok saya harus mengantar ibu"

"ya sudah, hati hati, takutnya ada itu"

"itu" batin Sri, apa maksud kalimat itu, apa yg mengikuti sebenarnya, dan ada apa semua ini, banyak pertanyaan muncul dalam kepala Sri, sebelum, si mbah tiba-tiba bicara.

"keluar saja nak, saya tau--kamu ada disitu"

Sri melangkah keluar, melihat cahaya mobil mulai menjauh, pudar, lalu menghilang.

"panggil temanmu, biar mengerti, kenapa kalian ada disini"

Sri ' pun memanggil yg lain.mbah Tamin duduk di sebuah kursi panjang, matanaya menerawang jauh di teras rumah gubuk, sementara Sri dan yg lain berdiri, siap dengan penjelasan tentang semua ini.

suasana hutan kian mencekam, setiap sudut pohon seakan hidup dan mengamati mereka, Sri merasa kecil di tempat ini "aku masih ingat, anak kecil, cantik, ceria, belum punya dosa"

Halaman:

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x