Cek Fakta: Dokter Forensik Bekerja Dalam Tekanan, Hasil Otopsi Pertama Brigadir J Direkayasa? Ini Faktanya

27 Juli 2022, 10:12 WIB
Cek Fakta: Pengakuan dokter forensik autopsi pertama Brigadir J yang mengakui kerja di bawah tekanan /tangkapan layar Youtube @Jejak Politik/

PORTAL NGANJUK – Dua minggu bergulir kasus kematian Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 masih menyisakan kejanggalan dan spekulasi.

Kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J alias Brigadir Yosua pun juga mendapat banyak sorotan dan komentar dari masyarakat.

Diketahui ramai publik yang menilai, kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir J dipenuhi dengan teka-teki, polemik hingga kejanggalan.

Bahkan dari pihak keluarga dan kuasa hukum Brigadir J juga menunjukkan sejumlah luka yang diduga tidak lazim di tubuh jenazah.

Baca Juga: Nama Riki dan Ricard jadi Misteri Usai Disebut Ada di TKP Sesaat Sebelum Tewasnya Brigadir J, Siapa Dia?

Hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan dengan membentuk tim khusus (Timsus) yang dipimpin langsung oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Jenderal Listyo Sigit juga menonaktifkan 3 perwira tingga kepolisian. diantaranya adalah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan, serta Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.

Hingga kini, kasus kematian Brigadir J juga telah diketahui masuk tahap penyidikan setelah Timsus menemukan sejumlah barang bukti.

Kasus itu  menjadi dugaan pembunuhan berencana, pasca laporan pengacara keluarga Brigadir J yaitu Kamarudin Simanjuntak kepada Bareskrim Polri.

Baca Juga: Cek Fakta: Kebohongan Istri Ferdy Sambo Terbongkar, Saksi Brigadir J Ungkap Fakta Sebenarnya? Cek Faktanya

"Handphone serta rekaman CCTV yang berhasil diamankan oleh tim penyidik, kini masih terus dilakukan pemeriksaannya di labfor," ujar Dedi dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJ News, Senin 25 Juli 2022.

Dedi menjelaskan bahwa tim khusus Polri berhasil mengamankan rekaman CCTV terkait peristiwa baku tembak Brigadir J dengan Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.

Dedi menambahkan keterangannya mengenai proses pemeriksaan handphone dan rekaman CCTV yang akan dilakukan secara maksimal dan profesional oleh pihak yang ahli dalam bidangnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Bharada E Suruhan Istri Ferdy Sambo Mengaku Dibayar Tembak Mati Brigadir J? Begini Faktanya

Dedi juga menekankan, Timsus dari Polri akan melaksanakan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk berkomitmen mengungkap tuntas kasus Brigadir J secara transparan dan akuntabel.

"Semua akan disampaikan secara komprehensif, kami dalam hal ini akan menyampaikan seluruh fakta yang ada dan dilakukan dengan Scientific Crime Investigation secara komprehensi," tutur Dedi.

Polri memastikan bahwa pihak laboratorium forensik (labfor) akan terus melakukan pemeriksaan terhadap Handphone milik Brigadir J dan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian penembakan.

Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, pemeriksaan tersebut dilakukan dengan mengedepankan pendekatan Scientific Crime Investigation.

Baca Juga: Cek Fakta: TERBONGKAR! Jenderal Ditetapkan Tersangka, Terancam Pasal Pembunuhan Berencana? Begini Faktanya

Pihak Polri telah melakukan gelar perkara di Bareskrim Polri. Selain itu, pihak keluarga Brigadir Yoshua di Jambi juga diperiksa hingga dimintai keterangan oleh penyidik.

"Ya betul, tim sidik memintai keterangan dari pihak keluarga Brigadir J hari ini di Polda Jambi," ucap Dedi.

Ada 11 orang saksi yang diperiksa di antaranya adalah ayah, ibu korban, kakak, adik, bibi Brigadir Yoshua, termasuk rumah sakit setempat.

Sebelumnya ada 7 ajudan Irjen Ferdy Sambo yang telah dipanggil Komnas HAM untuk dimintai keterangan pada Selasa 26 Juli 2022.

Tak hanya itu, kemunculan Bharada Eliezer atau Bharada E juga turut memenuhi panggilan Komnas HAM untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Namun, pemeriksaan terhadap 7 ajudan Irjen Ferdy Sambo dilakukan di ruang terpisah.

Sudah dua minggu, sejak kasus kematian Brigadir J muncul ke publik hingga kini masih belum ada penetapan tersangka.

Permintaan keluarga Brigadir J melalui pengacaranya Kamaruddin Simanjuntak untuk melakukan autopsi ulang akan digelar Rabu, 27 Juli 2022.

Namun sehari menjelang autopsi ulang, beredar kabar pengakuan dokter forensik yang melakukan autopsi pertama jenazah Brigadir J di Jakarta.

Namun belum lama ini, beredar sebuah isu  yang muncul terkait kasus kematian Brigadir J alias Brigadir Yosua.

Salah satunya ialah kabar yang menyebut bahwa dokter forensik mengakui adanya tekanan saat melakukan pekerjaannya tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Hasil Otopsi Brigadir J Dipalsukan, Si Dokter Akui Atas Perintah Jendral? Faktanya Begini

Kabar itu pun sontak viral usai kanal YouTube bernama 'Jejak Politik' mengunggah video dengan judul,

 "Mengakui Kerja dalam Tekanan, Tim DR Forensik Rekayasa Hasil Otopsi Pertama Brigadir J!" diunggah pada Selasa, 26 Juli 2022.

Pada sampul video, memuat sang dokter berpakaian warna putih tengah duduk dihadapan polisi.

Polisi tersebut sedang duduk sembari mengetik, kemudian terdapat dua orang disamping kiri dan kanan dokter tersebut.

"TIM DR FORENSIK DIPERIKSA

HASIL OTOPSI PERTAMA TERNYATA DIREKAYASA" tulis narasi si pengunggah pada thumbnail video, sebagaimana PORTAL NGANJUK mengutip dari kanal YouTube SKEMA POLITIK pada Rabu, 27 Juli 2022.

Cek Fakta: Pengakuan dokter forensik autopsi pertama Brigadir J yang mengakui kerja di bawah tekanan

Lalu, benarkah klaim kabar terkait tim dokter forensik diperiksa dan hasil autopsi Brigadr J pertama direkayasa? Maka baca hingga akhir.

Setelah PORTAL NGANJUK melakukan penelusuran, ternyata isu yang mengklaim autopsi pertama jenazah Brigadir J direkayasa dan dokter bekerja di bawah tekanan adalah informasi keliru.

Faktanya, sampai saat ini pun belum ada informasi resmi dan valid mengenai hal tersebut.

Di dalam video itu juga tidak sama sekali terkandung informasi seperti apa yang diklaim pada judul hingga sampul video.

Baca Juga: Cek Fakta: Perempuan Berjas Putih Ungkap Misteri Kematian Brigadir J, Terungkap Dalangnya? Simak Faktanya

 

Pernyataan mengenai dokter forensik yang bekerja di bawah tekanan dikeluarkan oleh Mantan Kabareskrim Susno Duaji.

Dalam tayangan tersebut Susno Duaji menyampaikan perkiraannya mengenai dokter yang memeriksa dan memberikan otopsi itu harus diperiksa bila perlu harus dinonaktifkan.

Pasalnya Susno Duaji menganggap hasil autopsinya janggal.

"Sorotan kita ke dokter yang memeriksa itu. Yang memeriksa itu dibawah tekanan atau meriksa beneran," ujar Susno Duaji.

"Kalau meriksa beneran orang gak akan ribut ini kena tembak peluru atau kena luka sayat atau kena benda tumpul atau dokter-dokteran yang meriksa," lanjut Susno Duaji.

Selain Susno Duaji, Sugeng Teguh Santosa dari IPW juga dikutip dalam narasi tersebut.

Ia mengatakan bahwa dokter forensik yang melakukan autpsi pertama perlu dinonaktifkan karena dianggap tak profesional.

Selain itu, foto yang digunakan pada thumbnail video diketahui tidak berhubungan dengan kasus Brigadir J alias Brigadir Yosua.

Sugeng mendukung pemeriksaan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) atas hasil autopsi yang dituangkan dalam hasil visum yang dibuat dokter kehakiman terhadap Brigadir J.

Hingga kini Kepolisian belum mengungkapkan mengenai hasil autopsi pertama dan menyebut siapa dokter yang melakukan autopsi tersebut.

Autopsi kedua direncanakan di Jambi pada Rabu, 25 Juli 2022 atas permintaan keluarga Brigadir J.

Kemudian narasi-narasi yang dilontarkan secara ulang berulang dan hanya menjelaskan peristiwa terkait kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: Cek Fakta: Istri Eks Kadiv Irjen Ferdy Sambo Dijebloskan Penjara, Permintaan Keluarga Brigadir J? Cek Faktanya

Lebih lanjut para pihak yang telah diusulkan oleh kuasa hukum keluarga seperti rumah sakit dan tim forensik dari unsur di luar Polri juga terlibat dalam proses ini.

“Tentu sekali lagi saya sampaikan proses pembuktiannya harus secara ilmiah, dan hasilnya harus sahih dan sesuai,” ujar Dedi, saat ditemui usai prarekonstruksi kasus Brigadir J di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu.

Baca Juga: Iwan Fals Bongkar Sosok Asli Kuasa Hukum Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak, Netizen: Numpang Tenar!

Sebelumnya, pengacara keluarga sempat mengatakan terdapat sejumlahluka sayatan, memar, dan luka membiru, luka di leher yang diduga digerek dengan benda tertentu, serta luka pada jari.

Dedi berharap bahwa media dapat meluruskan berbagai macam spekulasi yang ditimbulkan dari masyarakat.

“Kalau teman media mengutip dari sumber yang bukan ‘expert’ (ahli) justru pemasalahan akan lebih keruh. Masalah ini sebenarnya akan segera diungkap timsus,” imbuhnya. 

Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan dokter forensik merekayasa hasil otopsi Brigadir J adalah hoaks.

Baca Juga: Cek Fakta: Bharada E Bocorkan Semuanya Di Hadapan Media! Brigadir J Dihabisi Dengan Cara Begini? Cek Faktanya

Informasi hoaks terkait hasil autopsi jenazah Brigadir J tersebut termasuk jenis false connection, di mana judul berbeda dengan isi video.

Maka dari itu, kanal YouTube Jejak Politik tersebut, bukanlah sumber berita yang layak dipercaya.

Masyarakat Indonesia dihimbau untuk lebih bijak dalam menerima informasi yang belum jelas sumber dan asalnya

Lakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayai sebuah kabar atau berita yang belum tantu benar adanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Istri Eks Kadiv Irjen Ferdy Sambo Dijebloskan Penjara, Permintaan Keluarga Brigadir J? Cek Faktanya

Carilah sumber kredibel untuk meneliti apakah kabar yang diterima sudah benar atau hanya sebuah berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Agar informasi yang dibagikan atau diberikan kepada orang lain tidak menjadi salah satu kabar simpang siur.***

Editor: Erfan Muchlisya Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler