Network
PORTAL NGANJUK – Nama Jenderal Dudung semakin hari semakin ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan publik.
Terlebih lagi setelah Jenderal Dudung memberikan pernyataannya tentang ‘Tuhan kita bukan orang Arab’.
Jenderal Dudung pun akhirnya dilaporkan oleh sejumlah pihak ke Pusat Polisi Militer TNI AD karena pernyataannya tersebut.
Namun baru-baru ini beredar sebuah kabar yang mengklaim bahwa Jenderal Dudung telah dicopot paksa oleh Panglima TNI Andika Perkasa.
Baca Juga: Heboh! Diduga untuk Ilmu Hitam, Sebuah Makam di Sidoarjo Jadi Korban Pencurian Tali Pocong
Kabar ini beredar melalui sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube JURNALIS pada Rabu, 9 Februari 2022.
Adapun judul dari video tersebut adalah sebagai berikut:
BERITA TERKINI ~ AKHIRNYA SI DUDUN DI COPOT PAKSA !?| VIRAL HARI INI
Selain itu, video tersebut juga disertai dengan thumbnail yang bertuliskan sebuah narasi sebagai berikut:
JABATAN BERKAHIR
PANGLIMA ANDIKA COPOT SECARA PAKSA UNTUK SI DUDUN
Lalu, apakah benar klaim informasi bahwa Jenderal Dudung telah dicopot paksa oleh Panglima TNI?
Baca Juga: Tiba di Lombok, Pembalap MotoGP Enea Bastianini Terpukau dengan Keindahan Madalika
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh tim cek fakta PORTAL NGANJUK, video berdurasi 10 menit 6 detik tersebut hanya membahas tentang polemik pengukuran tanah yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo.
Selain itu, video tersebut juga menampilkan beberapa cuplikan tentang tanggapan beberapa pihak terkait polemik pengukuran tanah tersebut.
Dalam video itu tidak ditemukan sama sekali pembahasan mengenai Jenderal Dudung yang dicopot paksa oleh Panglima TNI.
Sementara itu, tidak ditemukan pula adanya pernyataan resmi baik dari Jenderal Dudung ataupun dari TNI AD yang menyebutkan bahwa Jenderal Dudung telah dicopot paksa oleh Panglima TNI.
Kesimpulan
Dari hasil penelusuran diatas dapat disimpulkan bahwa klaim informasi tentang Jenderal Dudung yang dicopot paksa oleh Panglima TNI Andika Perkasa adalah tidak benar atau hoaks.
Untuk itu, dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat menyaring setiap informasi yang diterima.
Jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar, terutama jika informasi tersebut datang dari sumber yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.***
