Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani juga mengatakan, jika puncak okupansi hotel saat libur lebaran mulai terjadi pada hari kedua, tepatnya tanggal 23 April 2023.
Beberapa kota destinasi mudik favorite masyarakat, yaitu Yogyakarta, Bandung, Malang, dan Cirebon. Mengetahui hal tersebut PHRI sudah memperkirakan, jika seandainya okupansi hotel akan mencapai persentase 100%.
Hal tersebut dapat terjadi, kata Haryadi, karena pola transaksi dikalangan masyarakat sudah berubah, mereka sudah mulai terbiasa menyiapkan perencanaan terlebih dahulu untuk berlibur maupun mudik mendatang dari jauh-jauh hari.
Perubahan ke digitalisasi, sangat mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan pemesanan, tak terkecuali dari pemesanan tiket kendaraan mudik maupun akomodasi penginapan dalam waktu singkat.
“Iya trennya sekarang bergeser, masyarakat sudah siap-siap dari jauh-jauh hari. Mereka well prepared (melakukan persiapan dengan baik) untuk hal pesan tiket transportasi sampai hotel agar bisa lebih rapih,” ungkap Hariyadi Sukamdani.
Dikarenakan, Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada sebanyak 123,8 Juta orang melakukan mudik Lebaran 2023, dan jumlah tersebut sudah naik jika dibandingkan mudik lebaran 2022, yang hanya mencapai 85,5 juta orang.
Berkaca dari prediksi tersebut, Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah menargetkan libur Lebaran 2023 bisa menciptakan sekitar 300-500 juta pergerakan wisatawan nusantara.
Jika ingin mencapai target tersebut, Kemenparekraf sudah mengajak para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk bidang perhotelan, supaya bisa mengakomodasi secara optimal kebutuhan wisatawan/ masyarakat saat musim libur Lebaran 2023.***