PORTAL NGANJUK – Gunung Slamet merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini.
Gunung yang memiliki tinggi 3428m diatas permukaan laut ini terletak diantara 5 Kabupaten, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal dan Pemalang.
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, dan tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, gunung Slamet tercipta karena subduksi lempeng Indo-Australia pada lempeng Eurasia diselatan pulau Jawa.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Rumah Haris Azhar Diperiksa Polisi dan Temukan Barang Bukti Kasus Berat
Retakan pada lempeng membuka jalan untuk lava ke permukaan sehingga terciptalah gunung Slamet.
Catatan awal letusan diketahui sejak awal abad ke – 19 dan masih aktif hingga sekarang.
Lantas apa kaitannya dengan ramalan yang disebutkan oleh Jayabaya yang dikaitkan dengan tahun 2022 ini?
Terdapat satu ramalan yang mencuat akhir-akhir ini yaitu yang disebuta Jayabaya dengan “Nugel Tanah Jawa Kaping Pindho”yang artinya adalah membelah tanah jawa untuk kedua kalinya.
Ramalan Jayabaya merupakan ramalan yang dikemas dengan kata – kata yang memiliki berbagai macam tafsir, namun untuk yang satu ini tersurat dengan jelas.
Apakah memang benar Jawa akan terpisah menjadi dua bagian lagi sesuai dengan ramalan Jayabaya?
Dan apa penyebabnya, benarkah yang akan terjadi tersebut diakibatkan oleh Gunung Slamet?
Seperti yang kita ketahui melalui catatan sejarah, Pulau Sumatera dan Jawa dulunya adalah satu bagian.
Kemudian terpisah salah satunya akibat dari letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 silam.
Karena letusannya inilah menyebabkan daratan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sekarang terpecah.
Banyak yang menghubungkannya dengan ramalan Jayabaya tersebut, lantas kapan terjadi yang kedua kalinya sesuai kata “Kaping Pindho” tersebut?
Beberapa mitos yang berkembang dikalangan masyarakat adalah gunung Slamet menjadi kuncinya.
Jika Gunung Slamet mengalami letusan, maka dikatakan bahwa akan terjadi peristiwa Laut Jawa Utara dan Selatan akan bertemu.
Secara geografis dapat dilihat bahwa Gunung Slamet memang terletak di tengah – tengah pulau Jawa baik itu dilihat dari jarak Utara ke Selatan, maupun Timur ke Barat.
Dengan adanya fakta bahwa Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Pulau Jawa hingga sekarang, bisa jadi ramalan Jayabaya ini akan benar – benar terjadi.
Selain itu, jika ditilik dari kondisi geografis Indonesia sendiri memang bukanlah hal yang mustahil jika suatu saat letusan gunung – gunung berapi yang ada bisa menjadikan ramalan ini menjadi kenyataan karena memang terletak di sabuk gunung berapi atau “Ring of Fire” Pasifik.
Namun ramalan hanyalah ramalan, boleh dipercaya boleh juga tidak.
Yang perlu dilakukan adalah tetap waspada dan percaya pada takdir sang Maha Pencipta.
Semoga ramalan tersebut tidak menjadi kenyataan dan tidak ada lagi bencana yang melanda Nusantara.***