Jangka Jayabaya, Presiden tak Lagi ada Pasca Kepemimpinan Jokowi, Apa Nusantara Akan Kembali Jadi Monarki?

- 26 Januari 2022, 07:25 WIB
Potret raja Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya.
Potret raja Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya. /YouTube Aliqul Chanel


PORTAL NGANJUK
Adanya jangka jayabaya masih menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat jawa khususnya dan juga nusantara pada umumnya.

Banyak prediksi dan ramalan yang dimunculkan untuk melihat kondisi alam, politik, sosial dan budaya untuk tahun 2022 ini.

Jangka jayabaya atau prediksi yang dikeluarkan jayabaya kali ini disangkut-pautkan dengan adanya pemilu 2024.

Masa dimana berakhirnya pemerintahan Jokowi setelah menjabat selama lima tahun kepemimpinanya.

Baca Juga: Kembali Berkoar, Habib Kribo Bandingkan Pelacur Jual Kemormatan Dengan Ulama yang Jual Agama, Pantaskah?

Banyak yang mengatakan bahwa tahun 2022 ini adalah tahun terakhir adanya kepemimpinan oleh presiden.

Diperkirakan pertentangan akan terjadi akibat gejolak politik yang terjadi di Indonesia saat ini.

Akankah negara Indonesia akan kembali ke era dahulu dengan mengangkat Ratu atau Raja sebagai kepala pemerintahan kedepannya? Simak ulasannya sebagai berikut.

Dilansir Portalnganjuk.com dari kanal Youtube @kaumhadi, diwedarkan bahwa sebagai negara presidensil yang akan menaati konstitusi, akan terjadi suatu tindakan yang diluar konstitusi.

Keadaan pemerintahan akan mengikuti alam, karena akan ada pagebluk atau pandemi yang berkelanjutan sehabis masa pemerintahan Jokowi saat ini.

Baca Juga: Upah Minimum Tahun 2022 Dinilai Menguntungkan Pengusaha, Ini Tanggapan Menaker

Harus ada yang berani mengambil tanggungjawab akan hal ini, demi keberlangsungan negara dan nusantara.

Pasalnya , negara, para pemimpin sudah kuwalat karena tidak memperhatikan amanat para leluluhur untuk mensejahterakan masyarakatnya.

Semua hal tidak lagi gratis, tidak lagi berguna bagi hajat hidup banyak orang.

Jika kepemimpinan seperti ini terus dipertahankan, maka kemungkinan besar bencana akan menerpa nusantara tanpa henti.

Maka dikatakan bahwa setelah berakhirnya masa kepemimpinan Jokowi, sudah diisyaratkan untuk kembali pada sistem pemerintahan monarki yang dipimpin oleh Raja atau Ratu.

Lantas, akankah ada yang berani mengambil sikap untuk merubah sistem menjadi monarki dibawah kepemimpinan Raja atau Ratu?.

Baca Juga: Sangat Tidak Manusiawi, Ternyata Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat Digunakan untuk Ini

Menghapuskan pajak, memberikan air secara gratis dan merubah nusantara menjadi bangsa yang menjunjung tinggi amanat leluhur untuk mensejahterakan rakyatnya?.

Masih perlukah kita memiliki pemimpin yang tidak adil dan mengkhianatai amanat para leluhur?.

Dengan mengkiblat pada jangka atau prediksi jayabaya, sudah seyogyanya sistem monarki dikembalikan pada nusantara kita.

Namun, akankah para pejabat yang lebih mementingkan harta, dan para ulama yang takut miskin bisa sepakat dan satu suara dalam mengambil sikap untuk mensejahterakan rakyat?.

Jika tidak, bukan keniscayaan bahwa pagebluk masih akan berjalan dinegara ini yang kemungkinan besar sesuai dengan adanya jangkajayabaya.***

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah