8 Tanda Kematian Sudah Dekat Menurut Primbon Jawa, Nomor 5 Jarang yang Menyadari!

Portalnganjuk.com –  Berikut ini merupakan 8 tanda-tanda bahwa kematian sudah mendekati manusia menurut ilmu spiritual Primbon Jawa.

Kematian merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh semua makhluk hidup, karena semua yang hidup pasti akan merasakan kematian.

Namun menjelang kematiannya, makhluk hidup sering menampakkan tanda-tanda spiritual yang dapat dijadikan acuan bahwa kematian semakin dekat.

Berikut adalah 8 tanda kematian sudah semakin dekat pada seorang manusia menurut ilmu primbon jawa:

1. Hidup dimanjakan

Jika hidup selalu dimanjakan, ini pertanda dalam kitab Primbon Jawa hidupnya kurang tiga tahun.

Yang dimaksudkan dimanjakan ini belum tentu dimanjakan oleh orang, tetapi maksudnya segala keinginan dan cita-citanya terkabul.

Jadi, seperti keinginannya semua tidak ada yang terlewat, atau semuanya terpenuhi tanpa terkecuali.

2. Perbedaan gerak

Jika ada perbedaan gerak dari biasanya, menurut Primbon Jawa ini menjadi pertanda hidup kurang dua tahun.

3. 
   Jika gerakannya serba baru, dalam Primbon Jawa beteljemur menjadi pertanda hidupnya kurang setahun.

4. Kelakuan berubah

Jika kelakuannya berubah dari biasanya, yang pertama bengis menjadi lemah lembut.

Kemudian, orang yang dulunya suka keramaian dan sekarang menjadi menyepi, menurut Primbon Jawa hidupnya kurang enam bulan.

5. Berwatak seperti anak-anak

Menurut Primbon Jawa jika kembali berwatak seperti anak-anak, ini menjadi pertanda hidup kurang empat bulan.

6. Sinar mata memudar

Jika sinar mata seseorang pudar, dalam Primbon Jawa ini menjadi pertanda hidupnya kurang sebulan.

7. Sinar matanya telah condong

Menurut Primbon Jawa ini menjadi pertanda hidupnya sudah seminggu.

8. Pucat dan sebagainya

Menurut Primbon Jawa, jika roman mukanya pucat, telinga tidak tegak, hidup kempis.

Kemudian, jika disentuh badannya terasa dingin dan bau tubuhnya sawa, ini menjadi pertanda ajal sudah dekat.

Demikian penjelasan terkait tanda kematian seseorang sudah dekat menurut Primbon Jawa.

Perlu dicatat dengan baik, tanda tersebut bukan alasan bagi kita untuk menghakimi orang lain.***