Network
Portalnganjuk.com – Banyak orang yang merasakan sensasi ingin buang air besar setelah minum kopi. Hal ini ternyata bukan kebetulan, lho! Ada beberapa alasan ilmiah di balik fenomena ini.
1. Kafein Merangsang Sistem Pencernaan
Kafein, zat aktif dalam kopi, merupakan stimulan yang dapat mempercepat pergerakan usus. Ketika kafein masuk ke tubuh, akan meningkatkan kadar hormon gastrin dan motilin yang berperan dalam pencernaan. Hormon ini memicu kontraksi otot usus, sehingga feses bergerak lebih cepat dan dikeluarkan dari tubuh.
“Ada makalah penelitian yang menyatakan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam merangsang lambung,” kata konsultan senior umum dan ahli bedah kolorektal dari Colorectal Clinic Associates Dr Sulaiman Bin Yusof.
2. Kafein Meningkatkan Sekresi Asam Lambung
Kafein juga dapat meningkatkan sekresi asam lambung. Asam lambung membantu memecah makanan dan mendorongnya ke usus kecil. Hal ini dapat mempercepat proses pencernaan dan membuat Anda ingin buang air besar lebih cepat.
"Gastrin (hormon yang merangsang lambung untuk melepaskan asam lambung) dan kolesistokinin (hormon yang memicu sekresi empedu dan enzim untuk mencerna lemak dan protein) juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga selanjutnya merangsang kontraksi usus besar," jelas Dr Kewin Siah, konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional, Departemen Kedokteran.
3. Kopi Memiliki Efek Diuretik
Kopi bersifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang pada gilirannya dapat membuat feses lebih keras dan kering. Feses yang keras dan kering lebih sulit dikeluarkan dari tubuh, sehingga Anda mungkin perlu mengejan lebih keras saat buang air besar.
4. Kopi Mengandung Klorogenat
Kopi mengandung asam klorogenat, yang dapat meningkatkan produksi empedu di usus. Empedu membantu memecah lemak dalam makanan. Peningkatan produksi empedu dapat mempercepat proses pencernaan dan membuat Anda ingin buang air besar lebih cepat.
5. Efek Psikologis
Bagi sebagian orang, minum kopi dapat memicu efek psikologis yang disebut "gastrocolic reflex". Refleks ini terjadi ketika otak menerima sinyal dari perut dan usus, yang kemudian memicu kontraksi otot usus. Hal ini dapat membuat Anda ingin buang air besar, bahkan jika Anda tidak benar-benar perlu buang air besar.
Efek kopi pada pencernaan setiap orang berbeda-beda. Dalam penelitian yang melibatkan 100 orang, efek ingin buang air besar setelah minum kopi hanya terjadi pada 30% orang. Hal ini menunjukkan bahwa respon tubuh terhadap kafein dalam kopi bervariasi.
Faktor-faktor yang memengaruhi efek kopi pada pencernaan:
● Kadar kafein: Kopi dengan kadar kafein tinggi, seperti kopi robusta, lebih likely menyebabkan efek ingin buang air besar dibandingkan kopi dengan kadar kafein rendah, seperti kopi arabika.
● Jenis kopi: Kopi espresso memiliki kadar kafein yang lebih tinggi dibandingkan kopi tubruk.
● Cara biji kopi disangrai: Biji kopi yang disangrai lebih lama (dark roast) memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan biji kopi yang disangrai sebentar (light roast).
● Konsumsi gula dan susu: Menambahkan gula dan susu ke dalam kopi dapat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi efek pencahar kopi.
● Sensitivitas individu: Setiap orang memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap kafein. Orang yang sensitif terhadap kafein lebih likely merasakan efek ingin buang air besar setelah minum kopi.
Sering buang air besar setelah minum kopi adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan hal ini, Anda dapat mencoba minum kopi tanpa kafein atau mengurangi jumlah kopi yang Anda konsumsi.***
