KH Husein Ilyas, Satu Daerah Ini Tak Bisa Ditaklukan Wali Songo Saat Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa

3 Desember 2021, 18:30 WIB
KH Husein Ilyas, Satu Daerah Ini Tak Bisa Ditaklukan Wali Songo Saat Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa /Tangkaplayar / Instagram @dawuhguru/

PORTAL NGANJUK – Wali Songo ini adalah sembilan ulama yang menyebarkan agama islam ditanah jawa pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Kesembilan Wali ini adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga.

Tentunya tidak akan mudah menyebarkan agama islam ditanah jawa yang dimana ditanah jaw aini sudah ada kepercayaan-kepercayaan lain selain islam.

Baca Juga: Chef Devina Hermawan Membagikan Resep dan Tips Memasak Udang Cabai Garam ala Resto, Pedas dan Gurih Jadi Satu

Namun, dengan kecerdasan para Wali Songo ini berdakwah menggunakan metode alkuturasi budaya maka masyarakat jawa sedikit demi sedikit bisa di islamkan oleh para Wali Songo hingga menyeluruh.

Akan tetapi, Menurut KH Husein Ilyas menjelaskan bahwa ada satu daerah ditanah jawa yang tidak bisa ditaklukkan oleh para Wali Songo saat menyebarkan agama islam, satu daerah tersebut adalah Ponorogo.

KH Husein Ilyas menjelaskan kenapa Ponorogo tidak bisa ditaklukan oleh para Wali karena di wilayah itu terapat penjaga gaib yang berwujuh macan.

Menurutnya penjaga gaib yang berwujud macan tersebut bernama Singo Barong, yang dipercayai masyarakat Ponorogo adalah dayang atau pemimpin wilayah Ponorogo pada zaman itu.

Baca Juga: Masakan Viral Nasi Gila, Pedas dan Gurih Nikmat, Begini Resepnya

Macan gaib yang bernama Singo Barong itu dipercaya akan membunuh dan memakan siapa saja yang mencoba mengganggu ketentraman dan mengganggu kekuasaanya di Ponorogo

Kesembilan Wali tersebut gagal untuk menyebarkan agama islam di Ponorogo, namu pada akhirnya ponorogo bisa di islamkan oleh adik dari Raden Patan yaitu Bathara Kathong.

Bathara Katong pun berhasil mengislamkan Ponorogo, dan dijuluki oleh masyarakat di Ponorogo sebaga “lir kadya dewa” yang berarti manusia setengah dewa.

Dipercayai kesenian Reog Ponorogo adalah hasil dari penyebaran agama islam di Ponorogo yang disebarkan oleh Bathara Khatong.

Baca Juga: Martabak Manis Teflon Rasa Pandan Manis dan Legit ala Devina Hermawan, Simak Resepnya

Dengan menggunakan kesenian Bathara Khatong akhirnya bisa menyebarkan agama islam di Ponorogo.

KH Husein Ilyas menyebutkan bahwa Reog tersebut merupakan bahasa dari huruf arab Ra’ dan Yun yang bisa diartikan firasat yang benar.

Firasat itu digambarkan dalam topeng Reog oleh Bathara Kathong sebagai burung gagak merak yang sedang menduduki kepala macan.

Terlihat, burung gagak merak yang mengigit tasbih tersebut bermakna agama islam, sedangkan kepala macan itu digambarkan sebagai Singo Barong.***

 

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Tags

Terkini

Terpopuler