DAHSYAT PRANK SUNAN KALIJAGA Buat Ki Ageng Mangir Wonoboyo Serasa Tertampar hingga Tersadarkan

- 28 Juli 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan Sunan Kalijaga
Ilustrasi Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan Sunan Kalijaga /Portal Nganjuk

PORTAL NGANJUK – Berikut ini kisah Ki Ageng Mangir yang terkena prank oleh Sunan Kalijaga.

Pendiri pedukuhan Mangir Yogyakarta yaitu Raden Wonoboyo atau yang lebih dikenal dengan Ki Ageng Mangir Wonoboyo pernah terkena prank oleh Sunan Kalijaga.

Ki Ageng Mangir Wonoboyo dibuat terperangah hingga tergopoh-gopoh bahkan memohon ampun dan mengiba agar dijadikan muridnya.

Kenapa Sunan Kalijaga harus mengeprank, lalu kenapa Ki Ageng Mangir Wonoboyo sampai merasa tertampar keras?

Berikut kisahnya bedasarkan Babat Ki Ageng Mangir.

Baca Juga: MENGEJUTKAN! Khodam Sunan Kalijaga Melindungi Weton Ini, Rezekinya Mengalir Deras, Apakah Kamu?

Raden Wonoboyo merupakan putra Lembu Amisani keturunan raja Majapahit ke V yaitu Raja Brawijaya V.

Ia diajak kedua orang tuanya meninggalkan pusat Kerajaan Majapahit yang sedang runtuh.

Dalam perjalanan Raden Wonoboyo sempat diaja mampir ke rumah pamanya yaitu Betorokatong di Ponorogo.

Disini Betorokatong sempat mengajak ayah dari Raden Wonoboyo untuk masuk agama Islam tapi ditolak.

Kemudian, ia dan kedua orangtuanya melanjutkan ke arah barat hingga sampai di desa Dander, Gunung Kidul.

Di desa itu kedua orangtuanya tutup usia hingga Raden Wonoboyo terpukul dan akhirnya melanjutkan perjalanan sendirian ke arah barat.

Raden Wonoboyo sampai di Goa Langse dan bertapa serta mendapt wangsit berupa suara agar pergi ke arah barat laut menuju desa bernama Mangir dipinggir kali progo hingga menemukan desa Mangir.

Baca Juga: Digunakan Sunan Kalijaga Islamkan Majapahit, Ini Makna dari Jimat ‘Kalimusada’ Begini Penjelasan Gus Muafiq

Disitulah ia membangun perdukuhan hingga akhirnya semakin ramai dan banyak masyarakat dengan suka cita tinggal disitu.

Kemudian, Raden Wonoboyo menikah dan dari pernikahan itu Raden Wonoboyo dikaruniai anak.

Ketika dewasa putranya dinikahkan dengan puri Ki Paker.

Pernikahan putra Ki Ageng Mangir Wonoboyo ini didengar oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga juga dengar bahwa Ki Ageng Mangir Wonoboyo ingin mempelajari agama islam.

Maka kesempatan ini dipakai oleh Sunan Kalijaga untuk dating ke pesta pernikahan tersebut.

Singkat cerita, Sunan Kalijaga hadir dalam pesta tersebut dengan menyamar dengan penampilan sederhana.

Sunan Kalijaga dating sendiri dan tak seorangpun menyapanya.

Baca Juga: GEGER! Pesantren  di Madura Dibakar oleh Cicit Wali Keramat Mbah Kolil Bangkalan, Ada Apa?

Ketika makanan dihidangkan Sunan Kalijaga justru tidak makan hingga Ki Ageng Mangir Wonoboyo memperhatikanya dan mendatanginya.

“Silahkan disantab hidanganya Ki Bagus,” kata Ki Ageng Mangir Wonoboyo.

Setelah berterimakasih Sunan Kalijaga menyantap hidangan satu tumpeng nyaris habis.

Tapi dimata para tamu Sunan Kalijaga tidak terlihat memakan hidangan tersebut.

Selesai makan Sunan Kalijaga memberi sembangan tiga bungkusan kecil.

“Ki Ageng saya mengatakan terimakasih pemberian yang Maha Agung,” Kata Sunan Kalijaga.

Ki Ageng Mangir Wonoboyo penasaran lalu bertanya.

“Ki Sana, anda siapa dan dimana rumah anda,” Tanya Ki Ageng Mangir.

“Nama saya Dul Rajak saya tinggal di desa Sumatingal,” jawab Sunan Kalijaga dan Sunan Kalijaga langsung pergi.

Setibanya ditempat sunyi ia berganti pakaian yang melebihi pakaian para tamu dipernikahan itu.

Kemudian ia membawa pengikut dan pakaian layaknya seorang raja.

Diiringi pengikutnya, Sunan Kalijaga pergi ke pesta Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan rombongan juga membawa panji-panji.

Kehadiran Sunan Kalijaga langsung membuat terkejut semua tamu apalagi Ki Ageng Mangir Wonoboyo.

Gamelan langsung dibunyikan melantunkan lagu-lagu Jawa dan Ki Ageng Mangir Wonoboyo tergopoh-gopoh.

“Ki Sanak, anda priyai agung dari mana dan siapa nama anda,” Tanya Ki Ageng Mangir Wonoboyo.

“Saya berasal dari Kembang Lampir dan nama saya Demang Melaya, saya dating kesini ingin bertemu denganmu,” Jawab Sunan Kalijaga yang menyamar.

Suguhan terbaik langsung disajikan dengan penuh hormat Ki Ageng Mangir Wonoboyo mempersilahkan.

Yang terjadi justru diluar dugaan, Ki Demang Melaya alias Sunan Kalijaga mengambil makanan dan dimasukan kepakaianya.

Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan penasaran dan ingin tau apa maksud orang itu.

“Ki Sanak kenapa anda tidak makan dan justru meletakan makanan dipakaian Ki Sanak,” Tanya Ki Ageng Mangir.

“Bukankah yang anda suguh adalah pakaian saya,” jawab Sunan Kalijaga.

Kemudian Sunan Kalijaga segera melepas pakaian kebesaranya dan menumpuknya lalu cepat-cepat pergi.

Ki Ageng Mangir Wonoboyo semakin heran dan terasa tertampar bahkan merasa disadarkan.

Singkat cerita, ia mengejar Ki Demang Melaya dan memohon ampun.

Sunan Kalijaga pun bertanya kepada Ki Ageng Mangir kenapa menyusulnya.

“Hamba menghaturkan sembah bakti dan benar-benar bertaubat, hamba ingin berguru dan mengikuti semua kata-kata Ki Sanak,” jawab Ki Ageng Mangir.

“Jika kau bersungguh-sungguh, aku akan memberi jalan, setelah menikahkan anakmu, susulah aku di Kembang Lampir,” jawab Sunan Kalijaga.

Setelah selesai menikahkan anaknya, Ki Ageng Mangir Wonoboyo kemudian pergi ke Kembang Lampir.

Ki Ageng Mangir akhirnya sampai di Kembang Lampir dan keadaanya sepi, hanya ada suro dari bamboo dan padasan untuk wudhu.

Baca Juga: WALI Keramat Mbah Kholil Bangkalan Berjumpa dengan Rasulullah SAW dan Perintah Temui Sosok Guru Para Wali

Sunan Kalijaga menepati janjinya dan menemui Ki Ageng Mangir Wonoboyo di Kembang Lampir.

Sunan Kalijaga kemudian mengajarkan ilmu syariat islam, tarekat, hakekat, dan makrifat.

Setelah dirasa Ki Ageng Mangir Wonoboyo menguasai ilmu yang diajarkan, Sunan Kalijagapun pamit.

Sebelumnya ia memperintahkan Ki Ageng Mangir Wonoboyo untuk bertapa di Goa Plawangan dan mengabdi kepada Tuhan.

“Kelak kau akan mendapatkan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa senjata yang sangat ampuh. Siapa pun yang terkena senjata itu sekalipun sakti pasti akan mati,” kata Sunan Kalijaga.

Setelah di Goa Plawangan Ki Ageng Mangir Wonoboyo melanjutkan pertapaanya di gunung merbabu.

Disinilah iaanugrah seperti yang dikatakan oleh Sunan Kalijaga berupa pusaka Tombak Baru Klinting.

Tombak sakti tersebutlah yang membuat takut Raja Mataram pertama yakni Panembahan senopati untuk menyerang Ki Ageng Mangir Wonoboyo ke 3.***

Editor: Christian Rangga Bagaskara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah