PORTAL NGANJUK- Proyek pembangunan ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur mendapatkan perhatian media Eropa dan Amerika.
Diketahui, Jokowi saat ini tengah mengurus mega proyek pembangunan ibu kota baru atau IKN.
Namun, proses pembangunan IKN belum punya arah yang jelas tentang pelaksanaaannya, penyebabnya adalah pemerintah Indonesia masih mencari investor untuk membantu pendanaan proyek di Kalimantan itu.
Menurut perhitungan pemerintah, APBN tidak cukup mampu untuk menutup g biaya pembangunan IKN jika tidak adasuntikan dana dari investor.
Demi mengatasi hal tersebut, pemerintah akan menggunakan cara crowdfunding untuk membiayai pembangunan IKN, cara ini tentu mengundan kontroversi masyarakat.
Baca Juga: Resep Mudah Membuat Nastar Gulung, Hidangan Sederhana yang Murah dan Mudah Dibuat
hingga kini, proyek Pembangunan IKN masih mengundang banyak pihak yang pro dan kontra, mulai dari segi politik, ekonomi, hingga tanah adat.
Selain itu, rencana pembangunan IKN mendapatkan respon media internasional yang menyorot dari sudut pandang kondisi ekonomi Indonesia.
"Ada sekira lima koran di luar negeri, Eropa dan Amerika itu mempersoalkan IKN. Jadi mereka memperlihatkan bahwa ini sinyal buruk bagi perekonomian Indonesia," kata pengamat politik, Rocky Gerung dikutip Portal Nganjuk dari Pikiran-Rakyat.com.
Rocky Gerung menjelaskan, media dari Eropa dan Amerika memperkirakan apabila Indonesia akan bangkrut jika pihak pemerintah tetap melakukan pembangungan IKN.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Truk yang Menewaskan 18 Orang di Papua, Jenazah Akan Dikirim Ke NTT
"Indonesia akan bangkrut karena bikin mercusuar itu. Sama seperti kerajaan Babilonia bangkrut karena bikin Menara Babel, sama seperti raja-raja dulu yang bikin istana terus bangkrut. Jadi landasan dari fondasi itu bukan lagi semen, melainkan tulang belulang manusia," ujar Rocky Gerung.
Sebelumnya artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Media Eropa dan Amerika Sebut Indonesia Akan Bangkrut, Proyek Jokowi Dianggap Jadi Masalah ***