Kamu Harus Tahu! Syarat Bertemu Pengantin Perempuan Di Jawa, Wajib Dibawa!

- 16 April 2023, 20:15 WIB
Contoh teks sambutan wakil pengantin wanita.
Contoh teks sambutan wakil pengantin wanita. /Pixabay.com/Pexel

 

PORTAL NGANJUK – Budaya Jawa merupakan salah satu hal yang dipilih masyarakat dalam upacara pernikahan yang sakral.

Upacara pernikahan adat ini memiliki banyak tahapan yang harus dilalui sebelum kedua mempelai duduk berdampingan di atas panggung, salah satunya adalah Sanggan Penganten.

Sanggan, artinya uang tebusan atau pemberian atau warisan yang diberikan oleh mempelai pria kepada ibu mempelai wanita. Namun seiring berjalannya waktu, sanggan juga bisa dihibahkan kepada kerabat kedua mempelai. Waktu Sanggan

Baca Juga: Kamu Harus Tahu! Cara Mengatasi Rambut Rontok Yang Membandel, Wajib Coba!

adalah saat mempelai wanita datang ke pelaminan menunggu mempelai wanita menghampiri mempelai pria.

Sanggan Dalam merupakan simbol perkawinan adat Jawa berupa beberapa batang pohon pisang, atau dalam bahasa Jawa ruangan yang dihias dengan janur atau janur dan bunga tirai.

Wangi kayu (mawar, melati dan kenanga), kapuk, pucuk atau pucuk kelapa dan sejumlah uang.

Sedangkan isi Sanggan sudah berubah. Namun, pisang dan bunga tirai menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan.

Pisang merupakan buah yang dapat dijadikan sebagai makanan lezat yang menjadi simbol keagungan dan harapan baik yang terlihat dalam berbagai upacara dalam budaya Jawa.

Satu dengan bunga tirai, yaitu bunga tiga dimensi yang memiliki gagasan tentang keseimbangan dan keharmonisan dalam perilaku dan tingkah laku, dan sebagai harapan dengan membangun stasiun pemadam kebakaran akan memungkinkan pasangan untuk saling terbuka kembali.

Tidak ada aturan khusus untuk pengaturan sanggan dalam budaya Jawa. Sanggan diletakkan di dalam bambu dan dihias dengan berbagai pita untuk menambah keindahannya.Selain itu, potongan tampah dan pandan sering disajikan sebagai penambah rasa.

Makna sanggan dalam budaya Jawa sangat dalam, sebagai tanda bahwa orang tua mempelai wanita menyerahkan anak laki-lakinya kepada mempelai laki-laki agar dapat memikul beban yang cukup untuk anak perempuannya.

Bukan berarti anak perempuannya sebanding dengan harga pisang atau keragaman perkawinan adat Jawa yang harus dijunjung tinggi.***

Editor: Aditya Yalasena

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah