Teori Terjadinya Tata Surya : Teori Nebula, Teori Planetisimal, Teori Pasang, Teori Lyttleton, Awan Debu

5 Februari 2023, 11:40 WIB
Teori Terjadinya Tata Surya : Teori Nebula, Teori Planetisimal, Teori Pasang, Teori Lyttleton, Awan Debu /Tangkap layar TikTok Nasa/

PORTAL NGANJUK - Teori terjadinya tata surya penting diketahui untuk memahami ilmu geografi.

Teori tersebut meliputi teori nebula, planetisimal, pasang, lyttleton, dan awan debu.

Sekilas, geografi merupakan ilmu yang mempelajari iklim, cuaca, permukaan bumi, lautan, sungai, penduduk, serta flora dan fauna.

Secara ringkas geografi merupakan ilmu yang mempelajari aspek manusia dan alam yang terjadi hubungan timbal balik.

Ilmu geografi memiliki keterkaitan dengan ilmu lain seperti sejarah, biologi, kimia, ekonomi, dsb.

Teori terjadinya tata surya dipelajari pada siswa kelas 10 pada pembelajaran Geografi peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Lebih lengkapnya seperti dikutip Portal Nganjuk dari buku Geografi untuk kelas X SMA/MA karya Anjani dan Haryanto, berikut penjelasan Teori Terjadinya Tata Surya:

Baca Juga: 5 Rekomendasi Curug di Sukabumi yang Lagi Viral, Dijamin Bikin Adem Pikiran

1.Teori Nebula

Teori Nebula menyatakan bahwa awalnya ada gas raksasa bercahaya dan berputar secara perlahan.

Kemudian gas tersebut mengecil, mendingin, membentuk seperti bola.

Bola ini berotasi yang semakin lama semakin cepat sehingga bagian tengahnya menggembung. Sedangkan bagian luarnya terlempar kemudian mengecil, mendingin membentuk sebuah planet.

Planet ini mengelilingi bagian yang menggembung yang mana merupakan Matahari.

Selanjutnya, planet-planet itu juga melemparkan massa keluar angkasa dan berubah menjadi satelit seperti bulan.

2.Teori Planetesimal

Teori Planetisimal menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari.

Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit bergerak mengelilingi Matahari karena Matahari memiliki gaya gravitasi.

Massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang termasuk Bumi.

3.Teori Pasang

Teori Pasang menyatakan Tata Surya terjadi karena suatu benturan yang mana planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya.

Menurut teori Pasang, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang.

Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet.

4.Teori Lyttleton

Teori Lyttleton mengatakan bahwa Matahari mulanya berupa bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi.

Sebuah bintang menabrak salah satu bintang kembar dan mungkin menghancurkannya. Bintang yang hancur itu berubah menjadi massa gas yang berputar-putar, menjadi dingin dan terbentuklah planet. Sedangkan bintang yang bertahan menjadi Matahari.

Kemudian Matahari menahan planet yang terbentuk

dan beredar menurut lintasannya karena gaya gravitasi yang dimilikinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Sleman Paling Hits dan Instagramable!

5.Teori Awan Debu

Teori Awan Debu menyatakan bahwa mulanya Tata Surya merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos yang berbentuk layaknya sebuah piring.

Ketidakteraturan dalam awan menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya.

Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.

 

Demikian ulasan tentang Teori Terjadinya Tata Surya, semoga bermanfaat.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler