Fakta Pesugihan Gunung Kawi Malang, Dongeng Yang Menyeleweng

- 8 Oktober 2021, 19:30 WIB
Fakta Pesugihan Gunung Kawi Malang, Dongeng Yang Menyeleweng
Fakta Pesugihan Gunung Kawi Malang, Dongeng Yang Menyeleweng /

Selain kesakralan yang dielu-elukan masyarakat selama ini, pohon ini punya manfaat lain. Kayu dewandaru kerap dimanfaatkan untuk aksesori, seperti tasbih, gelang, akik, dan kalung.

Di beberapa daerah di Jawa Tengah, yakni Semarang, Pati, Karimun Jawa, dan Jepara, kayu dewandaru disulap menjadi tongkat.

 Baca Juga: Tak Hanya Mi Chat, 5 Aplikasi Ini Jadi Sarang Prostitusi dan Masih Beredar di Playstore!

Jika berkunjung ke Gunung Kawi, Anda bisa menemukan Pohon Dewandaru pada komplek makam Kyai Imam Sudjono dan Raden Mas Zakaria II.

Pohon yang sudah ada sejak tahun 1871 ini tumbuh menjulang tinggi dan kini berbatas pagar besi setinggi 2 meter dengan lebar 0,5 meter tiap sisinya.

Setiap bulan September, Pohon Dewandaru Gunung Kawi ini akan berbuah. Saat itu lah banyak orang berlomba-lomba mendapatkan “jimat” keberuntungan.

 

Sebagian orang bahkan rela menginap dan tidur di bawah Pohon Dewandaru, demi mendapatkan ranting, daun, atau buah yang terjatuh.

Setiap bagian tersebut memiliki arti masing-masing. Jika yang terjatuh adalah daun, beberapa orang percaya akan mendapat rejeki berupa uang.

Maka biasanya, daun ini disimpan dalam dompet sebagai jimat. Jika buahnya yang terjatuh, ini menandakan datangnya rejeki yang lebih besar.

Halaman:

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah