Aktivitas Badai Matahari Terbilang Ekstream, Ganggu Performa Komponen Elektronika Satelit

16 April 2022, 13:11 WIB
/Silmi Akhsin/

PORTAL NGANJUK-Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada Oktober 2021 lalu memprediksikan akan terjadi puncak Badai Matahari pada tahun 2022.

Hal senada juga disampaikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Ujar NASA Prediksi Badai Matahari  menunjukkan hantaman terjadi sedikit lebih lambat pada 14 April pukul 12 siang waktu UTC dibandingkan dengan model NOAA, yang menunjukkan kedatangan sedikit lebih awal pada pukul 7 pagi waktu UTC.

Badai matahari merupakan istilah yang disampaikan oleh pihak peneliti tentang efektivitas matahari terhadap bumi.

Pada Badai Matahari ini dapat menimbulkan perubahan cuaca yang sangat signifikan, perubahan musim juga perubahan cuaca yang sangat ekstrem.

Kondisi cuaca antariksa ini juga akan berpengaruh terhadap satelit-satelit yang mengorbit Bumi, khususnya satelit yang berada di orbit rendah.

Dikutip  PORTAL NGANJUK  dari laman Berita Pikiran Rakyat.com

Aktivitas Matahari ekstrem dapat melepaskan partikel berenergi tinggi sehingga menyebabkan terjadinya Single Event Effect (SEE) yang dapat mengganggu performa komponen elektronika satelit.

Kemudian dapat berakibat dengan resiko pengurangan masa hidup satelit LAPAN A4 dan gangguan operasional satelit juga dapat terjadi.

Baca Juga: Kelahiran Baby Ameena Bawa Kebahagiaan Keluarga Besar Atta-Aurel, Atta: Malaikat Hidupku

Namun, dampak pastinya akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar dan seberapa sering aktivitas ekstrem di Matahari terjadi.

Periode solar Maximum terakhir telah terjadi pada tahun 2001.

Siklus Matahari tidak selalu sama setiap sebelas tahun sekali.

Siklusnya dapat muncul paling cepat dalam 9 tahun, dan paling lambat dalam 14 tahun.

Siklus ini pertama kali ditemukan oleh Heinrich Schwabe pada tahun 1843. 

Partikel-partikel ini diisi dengan energi dan dibawa oleh angin Matahari menuju Bumi.

Menurut NASA, ini terjadi hingga satu juta mil per jam.

Baca Juga: Teori One Piece 1047, Penyelamat Luffy dan Dragon Ternyata Bermusuhan!

Badai geomagnetik yang kuat seperti itu dapat menyebabkan gangguan pada sistem tenaga, menciptakan masalah bagi satelit dan astronot di luar angkasa dan bahkan merusak sistem navigasi dan komunikasi radio.

Medan magnet dan atmosfer kita bertindak seperti perisai pahlawan super, melindungi kita dari sebagian besar ledakan angin Matahari.

Sebagian besar partikel bermuatan menabrak perisai Bumi dan mengalir di sekitarnya.

Partikel-partikel itu menekan dan meratakan sisi medan magnet yang menghadap Matahari,

Artikel ini dilansir dari laman Berita Pikiran Rakyat.com dengan judul “Waspada Puncak Badai Matahari 2022, Apa dan Bagaimana Dampak terhadap Bumi Kita?”***

 

 

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Pikiran Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler