Usai Imlek 2022, Mengenang Kilas Balik Kebijakan Gus Dur Membebaskan Etnis Tionghoa

3 Februari 2022, 08:15 WIB
Kumpulan quotes bijak dari KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Dur tentang agama dan perbedaan yang menyentuh hati. /twibbonize.com/TVRI Nasional

PORTAL NGANJUK – Tokoh Nahdatul Ulama (NU) yaitu KH. Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur merupakan Presdden keempat RI.

Gus Dur adalah tokoh publik yang gencar menyuarakan aspirasinya terkait pembebasan etnis.

Gus Dur juga memiliki perhatian terhadap ide dan praktik demokrasi. Salah satunya adalah tentang sikapnya terhadap etnis Tionghoa.

Dengan sikap humanis yang ditunjukkan Gus Dur, ia berusaha memanusiakan manusia dari segala bentuk penjajahan.

Keragaman yang dimilki Indonesia seperti budaya, suku, agama, ras dan golongan-golongan, menjadikan Indonesi sebagai negara yang penuh kemajemukan.

Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Hadiri Perayaan Imlek 2022 Tanpa Masker, Korona Tiba-Tiba Hilang

Suasana yang tidak harmonis antar pribumi dan etnis Tionghoa di Indonesia, hingga membuat etnis Tionghoa merasa didiskriminasi.

Berbagai peraturan dan kebijakan yang asimilatif telah ditetapkan dan dilaksanakan pada masa Orde Baru.

Pada dasarnya kebijakan asimilasi tersebut bertujuan menghapus tiga pilar utama kebudayaan Tionghoa.

Terdiri dari media massa atau pers berbahasa Tionghoa, sekolah-sekolah Tionghoa, dan organisasi-organisasi Tionghoa.

Baca Juga: Ingin Budidaya Ikan? Gunakan Cara Sederhana Menggunakan Ember ala Pakar Unpad

Tentunya kebijakan tersebut dinilai sebagai tindakan yang dianggan diskriminatif oleh etnis Tionghoa.

Etnis Tionghoa dipaksa untuk patuh pada kebijakan politik saat itu, membatasi etnis Tionghoa dalam mengekspresikan identitas budayanya.

Namun, kebijakan yang diberlakukan oleh Presiden Soeharto mulai mengalami perubahan pada masa Reformasi.

Keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia mulai diakui dan diperhatikan kembali, terlebih pada masa pemerintahan Gus Dur.

Gus Dur berusaha dalam keberpihakannya terhadap kelompok minoritas etnis Tionghoa.

Ha itu diwijudkan Gus Dur kala ia menjabat sebagai presiden Indonesia di tahun 1999-2001.

Dari kebijakan Gus Dur tersebut, etnis Tionghoa tidak dipaksakan untuk berasimilasi total dengan penduduk pribumi.

Baca Juga: Cek Fakta! Memang Ada Macan Air di Dunia Nyata? Berikut Ulasannya

Ide Gus Dur untuk berusaha membebaskan etnis Tionghoa di Indonesia, agar tidak timbul diskriminasi dalam keragaman Indonesia.

Masa pemerintahan Gus Dur, etnis Tionghoa di Indonesia diperbolehkan untuk melakukan semua aktivitas keagamaan.

Bahkan Gus Dur juga memberi kebijakan dibebaskannya etnis Tionghoa mempertahankan identitas kebudayaan Tionghoanya.

Gus Dur merupakan tokoh yang memiliki andil dalam mensosialisasikan wawasan keagamaan plural, toleran dan nonsectarian.

Maka dari itu Gus Dur begitu sangat dicintai dan disegani tidak hanya oleh masyarakat NU, namun juga masyarakat entis Tionghoa.***

Artkel ini sudah tayang di Zona Banten dengan judul “Jelang Imlek 2022: Mengenang Gus Dur dan Kebijakan Pembebasan Etnis Tionghoa”

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: Zona Banten

Tags

Terkini

Terpopuler