Sejarah Masjid Baiturrahman Aceh, Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Tsunami Aceh

- 26 Desember 2022, 10:00 WIB
Sejarah Masjid Baiturrahman Aceh, Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Tsunami Aceh      
Sejarah Masjid Baiturrahman Aceh, Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Tsunami Aceh     /instagram @masardani

 


PORTAL NGANJUK
– Masjid Raya Baiturrahman berdiri megah di tengah-tengah Kota Banda Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh tersebut telah menjadi saksi sejarah dengan tetap berdiri kokoh ketika terjadi peristiwa tsunami  Aceh 2004 lalu.

Masjid Baiturrahman dibangun di era kejayaan Kesultanan Aceh dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya.

Baca Juga: Aceh Diterjang Tsunami Tepat Tanggal Ini 26 Desember 2004

Terdapat dua versi sejarah pembangunan masjid Raya Baiturrahman ini seperti dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id. Namun yang paling banyak dikenal adalah, masjid Raya Baiturrahman didirikan pertama kali pada masa Kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 Masehi/1022 Hijriyah.

Awal berdirinya Masjid Raya Baiturrahman berupa bangunan kayu berbentuk persegi, dengan atap berbentuk meru (piramida bertumpuk), beratap jerami dan sekeliling masjid dilapisi benteng.

Dalam riwayat sejarahnya, Masjid Raya Baiturrahman pernah dibakar oleh Belanda dalam peristiwa Perang Aceh kedua pada 10 April 1873. Ketika terjadi penyerangan, masyarakat Aceh menggunakan masjid ini sebagai benteng pertahanan.

Baca Juga: 5 Produk untuk Peeling Wajah dengan Harga Terjangkau, Ampuh Mengangkat Sel Kulit Mati!

Belanda membakar atap jerami masjid untuk menyerang masyarakat Aceh yang menggunakan masjid ini sebagai basis perlawanan dan perlindungan.

Tahun 1877, empat tahun setelah peristiwa pembakaran masjid tersebut, Gubernur Jenderal Van Lansberge mengumumkan akan membangun kembali masjid ini setelah melakukan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin lokal Aceh, hal ini juga sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh Jenderal Van Swieten sebelumnya yang akan membangun masjid kembali, mengingat peran penting masjid bagi masyarakat Aceh yang mayoritas Muslim.

Pembangunan kembali Masjid Baiturrahman dimulai pada tahun 1879 M/1296 H, diawali dengan peletakan batu pertama oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Bangunan masjid diarsiteki oleh de Bruchi dengan mengadaptasi gaya Moghul dari India. Pembangunan masjid ini berlangsung dari tahun 1879 M hingga 1881 M.

Tahun 1935, Masjid Baiturrahman kembali dipugar dengan memperluas area pada kanan-kiri masjid serta penambahan dua kubah masjid.

Dilanjutkan pemugaran tahun 1975 dengan penambahan dua kubah, dua menara dan air mancur di halaman depan masjid.

Baca Juga: Ridwan Saidi Meninggal, Berikut Biodata Lengkap Seorang Budayawan Betawi ini!

Pemugaran selanjutnya pada tahun 1991 dengan penambahan dua kubah dan satu menara, sehingga total masjid memiliki tujuh kubah dan tiga menara.

Pada 26 Desember 2004, terjadi gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan beberapa wilayah Aceh, termasuk area sekitar Masjid Baiturrahman.

Bangunan-bangunan tersapu gelombang besar tersebut, namun Masjid Baiturrahman masih berdiri kokoh di tengah-tengah jantung Kota Banda Aceh.

Mengutip informasi dari Simas (Sistem Informasi Masjid) Kemenag, Masjid Raya Baiturrahman memiliki luas tanah 31.000 m2, dengan luas bangunan 4.000 m2, dan mampu menampung hingga sebanyak 13 ribu jamaah. ***

Editor: Christian Rangga Bagaskara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x