Peristiwa 10 Muharram: Pertumpahan Darah di Karbala, Menurut Gus Muwafiq

9 Januari 2022, 16:00 WIB
Peristiwa 10 Muharram: Pertumpahan Darah di Karbala, Menurut Gus Muwafiq /Tangkap layar Youtube Pelindo III

PORTAL NGANJUK – Adanya keterkaitan kota Karbala, di Irak dengan perjuangan para wali di tanah Jawa.

Bermula dari diutusnya Sayyidina Ali untuk berdakwah di Persia, dan mengajak Istrinya yaitu Sayyidah Fatimah az-Zahra beserta dua puteranya Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain.

Dikisahkan bahwa Sayyidina Ali adalah masih sepupu dan murid Rasulullah SAW, sekaligus menantu Rasulullah SAW. Sayyidina Ali adalah salah satu sahabat nabi yang memiliki intelektual yang besar.

Sebab kepandaiannya, Sayyidina Ali diutus untuk keluar dari Madinah, dan berdakwah di Persia.

 Baca Juga: Viral Link Video 61 Detik Diduga Nagita Slavina Ramai di Tiktok, Netizen: Mirip Banget, Bener Apa Gak?

Saat itu, Sayyidina Ali dan keluarganya hidup baik dan rukun berdampingan dengan masyarakat yang mayoritas bukan muslim.

Orang-orang Persia terpesona dengan adab pembawaan keluraga Sayyidina Ali, akhirnya Raja Persia saat itu ingin memiliki menantu dari putranya dan dipilihkannya Sayyidina Husain.

Setelah berkeluarga dan berkerabat, lama-kelamaan Raja Persia meninggalkan agama majusi.

 Baca Juga: Viral! Video Seorang Pria Nekat Lewati Jalan yang Tertutup Air Laut Sedang Pasang dengan Motor

Agama islam telah berkembang pesat di Madinah hingga terjadi konflik perebutan kekuasaan antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah, akhirnya sayyidina Usman terbunuh dan wafat. Setelah Sayyidina Usman wafat, diutuslah Sayyidina Ali kembali ke Madinah.

Kembalinya Sayyidina Ali di Madinah adalah untuk menggantikan Sayyidina Usman, Saat Sayyidina Ali di Madinah terjadilah gejolak politik yang membuat Sayyidina Ali terbunuh.

Sebab Sayyidina Ali terbunuh, maka Sayyidina Hasan dan Husain kembali pulang ke Madinah. Kepulangan Sayyidina Hasan dan Husain ke Madinah, menjadi masalah bagi Yazid bin Mu’awiyah karena Yazid merasa tersaingi, maka terjadilah intrik politik. Kemudian Sayyidina terbunuh karena racun.

Konflik dengan Yazid bertambah keras, maka Sayyidina Husain pulang ke Basrah, Persia.

Begitu Yazid tahu bahwa para dzurriyah (keturunan) Rasulullah SAW yang dipimpin oleh Sayyidina Husain pulang ke Persia dan meninggalkan Madinah, Yazid menganggap bahwa Sayyidina Husain melarikan diri, akhirnya Yazid mengirim pasukan perang.

 

Baca Juga: Gaji dan Tunjangan Anggota Naik Rp26,4 Milyar, Wakil Ketua DPR DKI: Ekonomi Kita Kan Sudah Membaik

Beberapa hari, kelompok Sayyidina Husain yang terdiri dari dzurriyah (keturunan) Rasulullah SAW kehausan, karena jalan menuju sungai Eufrat ditutup oleh musuh saat itu.

Tepatnya pada 10 Muharram (Asy-Syura), pasukan Sayyidina Husain dikepung, terjadilah peperangan dan pembantaian habis-habisan di padang Karbala.

Dari kejadian tersebut menjadi pertanda bahwa pada 10 Muharram (Asy-Syura) adalah tahun duka cita kaum muslimin di seluruh dunia. Kaum muslimin berduka karena meninggalnya anak, cucu (dzurriyah) Rasulullah SAW.

Maka peristiwa tersebut tidak akan pernah terlupakan oleh kaum muslimin, dianjurkan kaum muslimin untuk tidak melangsungkan perayaan pada bulan Asy-Syura, lebih tepatnya 10 Muharram. Karena merupakan tahun duka cita kaum muslimin.***

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: YouTube NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler