Belajar dari Kisah Qarun: Mengetahui Sikap yang Tepat dalam Menikmati Kekayaan!

10 April 2023, 11:03 WIB
Belajar dari Kisah Qarun: Mengetahui Sikap yang Tepat dalam Menikmati Kekayaan /Instagram/@mang_amsi

PORTAL NGANJUK - Berbicara tentang kisah Qarun tentunya tidak akan terlepas dari harta kekayaannya. Qarun merupakan salah seorang dari kaum Nabi Musa. Bahkan menurut para sejarawan, Qarun ialah keponakan dari Nabi Musa.

Diceritakan oleh al-Quran, suatu ketika Qarun tampil di depan kaumnya dengan menampakkan diri di atas mereka, yang berarti dengan angkuh. Qarun datang dengan diselubungi oleh kemegahan dan perhiasan.

Apapun yang berkaitan dengan Qarun menyiratkan kata hiasan. Hingga dilukiskan dalam al-Quran, pelana kudanya terbuat dari emas.

 

Melihat dari kemegahan yang ditonjolkan oleh Qarun ini, ada sebagian orang yang menasehatinya agar Qarun tidak lupa dengan Tuhannya.

"Jangan lupa Tuhan. Jadikanlah apa yang engkau terima itu dari Tuhan sebagai jalan untuk pengabdian di akhirat. Kemudian dia (Qarun) menjawab, ini saya peroleh karena kepandaian saya, bukan karena bantuan orang lain," kata Quraish Shihab menceritakan tentang kisah Qarun dalam acara Shihab dan Shihab episode Kisah Qarun: Memaknai Harta dan Tidak Kikir.

Selain golongan orang yang menasehati, ada juga yang mengatakan "Hebatnya Qarun, enaknya jika kita bisa seperti itu juga."

 

Akan tetapi, Qarun kemudian sadar ketika dia ditenggelamkan Tuhan melalui musibah longsor. Semua kekayaannya beserta dirinya ditelan oleh bumi. Inilah yang kemudian kita sebut dalam bahasa Indonesia harta karun.

Harta karun merupakan harta yang diperoleh yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Sebenarnya pemiliknya ialah Qarun yang selalu angkuh.

"Al-Quran mengatakan bahwa harta bendanya (Qarun) itu, kunci-kunci dari berangkasnya, itu tidak mampu diangkat atau diangkat dengan sangat berat oleh belasan atau puluhan orang, itu kuncinya saja," jelas Quraish Shihab ketika ditanya Najwa Shihab seberapa banyak kekayaan yang dimiliki Qarun.

Dan semua itu ditenggelamkan Tuhan karena Qarun angkuh dan lupa bahwa kekayaan yang diperolehnya itu sebenarnya atas bantuan Tuhan dan orang lain.

 

Kemudian Najwa Shihab bertanya "Apakah itu artinya ketika mendapatkan nikmat Allah, kita tidak boleh menunjukkan kenikmatan itu?."

"Justru Tuhan senang kalau ditunjukkan. Al-Quran berkata wa amma bi ni'mati rabbika fahaddis, nikmat Tuhanmu sampaikan itu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk sikap."

Diceritakan bahwa pada zaman Rasulullah, terdapat seseorang yang kaya tapi terlihat miskin ketika ia berangkat ke masjid. Rasulullah menegurnya agar jangan memakai pakaian yang seperti itu. Al-Quran memerintah kita supaya menggunakan pakaian yang indah setiap pergi ke masjid atau shalat. Tuhan itu mencintai keindahan.

 

Adapun sikap yang dilakukan untuk menjaga kenikmatan atau kekayaan tersebut agar tidak menjadi pamer.

"Tuhan menjadikan itu sambil memberikan tuntunan. Tempatkanlah sesuatu pada tempatnya. Di depan orang miskin jangan pamer, di depan orang susah jangan pamer. Kesederhanaan itu bukan berarti kemiskinan, tetapi ketepatan." kata Quraish Shihab menjelaskan.

Jika sudah pamer, seperti memakai perhiasan berlebihan atau pamer di media sosial, maka itu tidak sesuai dengan tuntutan agama.

Kata Nabi, harta itu ada 3. Apa yang kamu makan dan habiskan, apa yang kamu pakai dan lapuk, dan apa yang kamu sedekahkan kepada orang. Itulah harta kita yang sesungguhnya.***

 

 

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler