Dia paham teks klasik kitab kuning dari nahwu, shorof, balaghoh, fiqih, Ushul fiqih, sampai tafsir tauhid dan juga isu-isu kontemporer.
Gus Muwafiq juga paham bagaimana sejarah Islam Indonesia maupun dunia, terbentuk dari semenjak penciptaan semesta sampai hari ini.
Agama Islam jadi tak berdiri sendiri dalam pandangannya namun dikelilingi oleh ragam konteks sejarah juga ekonomi politik dan budaya.
Suatu ketika Gus Muwafiq sowan kepada Habib Luthfi di Pekalongan.
Di sana ada banyak tamu, salah satu tamu itu memanggil Gus Muwafiq dengan dialek Jawa Timur, Cak.
Maka kemudian si tamu ditegur oleh Habib Luthfi Dengan mengatakan, "Ini mutiaranya Nahdlatul Ulama, kamu jangan memanggil sembarangan, panggilah Gus atau Kyai," ucap Habib Luthfi bin Yahya.
Itulah kisah karomah Gus Muwafiq yang mengangkat panser TNI dengan satu tangan Ketika pelengseran Gus Dur.***(Rudi Salman/Poral Majalengka)