Network
Selain itu, dilansir dari jurnal yang berjudul “Hikmah Penurunan Al-Qur’an Secara Berangsur” yang disusun oleh Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, dan Ahmad Fauzi, Nuzulul Qur’an adalah peristiwa awal turunnya al-Quran dari “Lauh Mahfudz ke Langit Dunia” kepada Nabi Muhammad secara bertahap, yang berarti tidak diturunkan secara sekaligus (jumlah wahidan), melainkan secara berangsur-angsur (munajjiman). Oleh karenanya, Nuzulul Quran dapat diartikan sebagai peristiwa turunnya al-Quran dari tempat tinggi ke muka bumi.
Sejarah Nuzulul Quran
Nuzulul Quran biasanya diperingati pada malam ke-17 bulan ramadhan. Hal ini berdasarkan tafsir surat Al-Anfal ayat 41. Pada saat itu juga, tepatnya pada tahun 610 M, malaikat Jibril untuk pertama kali memperkenalkan diri kepada Nabi Muhammad ketika beliau berkhalwat (mengasingkan diri ke tempat yang sunyi) di Gua Hira, dan saat itu pula wahyu pertama al-Quran, yaitu surah al-Alaq ayat 1 sampai 5 disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.
Adapun isi dari surah Al-Alaq ialah “iqra” yang berarti bacalah. Ayat ini memiliki makna sebagai pendorong dan penggerak bagi umat Islam untuk bisa membaca. Ayat ini juga menyiratkan tentang pentingnya literasi bagi umat Islam.
Dalam peristiwa diturunkannya al-Quran tersebut terdapat beberapa teori. Pertama, al-Quran disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad secara makna dan lahfadz sekaligus. Kedua, Jibril membacakan al-Quran dengan makna khusus yang selanjutnya diterjemahkan oleh Nabi Muhammad ke dalam Bahasa Arab. Ketiga, Jibril hanya menyampaikan makna al-Quran dan Nabi Muhammad membungkusnya dengan Bahasa Arab agar bisa dipahami audiensnya.
