Amalan-Amalan Penting Saat Bulan Syawal, Rugi Jika Sampai Tidak Melakukannya

- 27 April 2023, 12:00 WIB
Bukan hanya puasa syawal, inilah 4 amalan paling utama yang dianjurkan rasulullah dan tentunya mendatangkan pahala yang besar. / Freepik
Bukan hanya puasa syawal, inilah 4 amalan paling utama yang dianjurkan rasulullah dan tentunya mendatangkan pahala yang besar. / Freepik /

PORTAL NGANJUK – Ramadhan sudah berakhir, kita sudah memasuki bulan syawal. Kita tidak boleh merasa bebas dan terlepas dari tanggung jawab setelah Ramadan berakhir.

Bulan Syawal seharusnya menjadi waktu yang baik untuk melakukan introspeksi dan mempertimbangkan apakah kita telah menjalankan Ramadan dengan baik dengan memperbanyak amalan-amalan penting saat bulan syawal.

Maka dari itu, ada tiga amalan penting yang harus diketahui oleh umat Islam setelah Ramadan berakhir. Pertama, amalan khusus di awal bulan Syawal.

Baca Juga: Apakah Menikah di Bulan Syawal Termasuk Sunah? Berikut Penjelasan Lebih Lengkapnya

Kedua, amalan yang berlaku dari awal Syawal hingga akhir kecuali tanggal satu. Dan ketiga, amalan yang tidak terbatas dari awal Syawal hingga Syawal lagi dan seterusnya.

Pertama, amalan di awal Syawal yang terkhusus di tanggal satu

Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185:

 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة : 185

 

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa, sabanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu menyukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.”

Di akhir ayat terakhir, Allah menegaskan agar kita memuliakan-Nya dengan bertakbir sebagai ungkapan syukur setelah melewati perjuangan selama Bulan Ramadan.

Bulan Ramadan bertujuan untuk melatih dan memperkuat seorang hamba, sehingga setelah menyelesaikan ibadah puasa, ia mampu meningkatkan takbir sebagai ungkapan terima kasih atas petunjuk yang diberikan Allah selama Ramadan.

Kedua, meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah selama Ramadan melupakan tindakan yang sangat penting.

Selama Ramadan, ada kewajiban untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah.

Tindakan ini tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk perubahan menjadi lebih baik dan menyebarluaskan kebahagiaan serta rasa syukur melalui berbagi. Oleh karena itu, zakat fitrah diwajibkan dalam syariat.

Amalan kedua yang dilakukan selama dua Syawal hingga akhirnya, sekitar 30 Syawal, adalah tindakan yang disarankan oleh Abu Ayyub al-Anshori. “Barang siapa yang telah berpuasa pada Bulan Ramadan kemudian meneruskan dengan mengerjakan puasa selama enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia mengerjakan puasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim : 1164)

Menurut Nabi Muhamad SAW, orang yang berpuasa selama enam hari di bulan Syawal setara dengan berpuasa sepanjang tahun. 

Ketiga, selalu mematuhi aturan syari'at. 

Tidak ada batasan waktu untuk melakukannya, karena kita diharuskan untuk melakukan ini sepanjang tahun bahkan seumur hidup. 

Sebagaimana yang tetuang dalam Al Qur’an surat Ar- Rum ayat 30 menyebutkan,

 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفاً

 

“Maka hadapkanlah dirimu ke dalam ketentuan syari’at/din dengan lurus dan benar”.

Dari potongan ayat tersebut berarti kita harus mulai serius mengerjakan tuntunan syari’at dengan cara yang baik dan benar. Ketika sudah mengerjakan syari’at dengan baik dan benar maka Allah akan menetapkan fitrah kemanusiaannya kembali. 

Terlepas dari pemaparan tersebut والله أعلمُ بالـصـواب .***

Editor: Aditya Yalasena

Sumber: Tebuireng Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x