PORTAL NGANJUK – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan jika pada 2023, Indonesia akan mengalami kesulitan keuangan.
Sri Mulyani menyatakan hal itu tidak lama setelah IMF (International Monetary Fund) memberi teguran.
Teguran tersebut ditujukan kepada BI (Bank Indonesia) untuk tidak lagi membantu dana APBN.
Sejalan dengan itu eks sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu juga turut memberi pendapatnya.
Menurut Said Didu ia juga menganggap maklum pernyataan yang diberikan Menteri Keuangan tersebut.
Said Didu juga menegaskan bahwa Sri Mulyani lebih tahu mengenai kondisi finansial di Indonesia.
Terkait pernyataan Sri Mulyani, Said Didu berujar jika dia memaklumi hal tersebut melalui akun Twitternya.
"Saya maklumi pernyataan Ibu Menkeu bhw 2023 sangat berat," tutur Said Didu
Baca Juga: Cek Fakta: Presiden Jokowi Kenakan Kemeja Berwarna Merah Berlambang Palu Arit PKI, Begini Faktanya
Tak hanya itu, Said Didu juga memberi perinciaannya mengenai penyebab sulitnya kondisi keuangan Indonesia pada 2023.
"krn 1) batas maksimum utang kembali 3% PDB - kecuali ada perpu, 2) bayar cicilan utang sangat besar, 3) biaya IKN sangat besar, 4) BI sdh diingatkan oleh IMF utk tdk "cetak" uang/ beli SUN, 5) pedapatan negara sulit naik," ujar Said Didu.
Ha itu menjadi dilema besar untuk pemerintah, karena pembangunan juga harus tetap dilanjutkan.
Indikasi kesulitan uang yang mungkin terjadi pada 2023 disinyalir akan menghambat pemerintah dalam membangun ibu kota baru.
Karena sumber dana yang digunakan untuk membiayai ibu kota baru sebesar 53,5 persen yang diambil dari APBN.
Namun, yang menambah dilema kian besar IMF sudah menegur BI untuk tidak mengalirkan uang lagi ke APBN.
Maka dari Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memberi warning karena kemungkinan Indonesia akan mengalami kesulitan uang di tahun 2023.***
Artikel ini sudah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul “Sri Mulyani Nyatakan Indonesia Kesulitan Keuangan pada 2023, Said Didu: Saya Maklum”