Ganjar Pranowo, Sindir Jawa Tengah Provinsi Termiskin di Pulau Jawa, Netizen: 2 Periode Ngapain Saja?

6 Mei 2022, 17:31 WIB
/Dok. Humas Pemprov Jateng/

PORTAL NGANJUK – Ganjar Pranowo ramai menjadi perbincangan warganet hingga menjadi trending Twitter.

Nama Ganjar Pranowo dibawa lantaran diketahui bahwa Jawa Tengah dikatakan sebagai provinsi termiskin dipulau jawa.

Banyak warganet yang menanyakan bagaimana kinerja Gubernur Jawa Tengah 2 periode ini, warganet mengatakan bahwa Ganjar Pranowo dinilai hanya sering pencitraan saja.

Baca-baca komentar di twit ini. Jauh lebih banyak yang udah eneg sama pencitraan ala Ganjar ini ketimbang yang mendukung,” tulis komentar akun Twitter @attara****.

Banyak yang  mengaitkan dengan kinerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah selama 2 periode sehingga belum bisa menuntaskan kemiskinan yang terjadi di Jawa Tengah.

Baca Juga: Link Download Video dan Foto Satine Zaneta Viral! Beredar di Internet Mirip Selebgram Satine Zaneta!

Dan banyak yang menanyakan apa kemajuan yang terjadi di Jawa Tengah selama kepemimpinan Ganjar Pranowo selama 2 periode.

Tak hanya itu Ganjar Pranowo juga di bandingkan dengan pemimpin daerah lain.

Dikutip dari komentar dengan hastag Ganjar akun Twitter @ekow**** “Buat pendukung Ganjar yang bilang Anies gak bisa kerja.. apa kemajuan Jateng dipimpin dua periode, ada gak COBA KASIH TAU GUE!!,’ tulis akun Twitter tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Adhi Wiriana mengatakan bahwa Jawa Tengah tidak menjadi provinsi termiskin.

Adhi Wiriana mengatakan bahwa perhitungan kemiskinan tidak bisa diambil menurut tingkat PDRB per kapital.

Dan Adhi Wiriana mengatakan bahwa berita yang tersebar Jawa Tengah provinsi termiskin adalah tidak benar.

Baca Juga: Viral! Download Video Satine Zaneta Viral Tiktok dan Twitter, Netizen Buru Link Hingga Trending!

"Terkait pemberitaan hari ini, yang menyatakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Perkapita (sebagai acuan) Jateng menjadi daerah termiskin merupakan berita hoax, kalau menurut saya," ujar Adhi Wiriana dalam siaran persnya.

Adhi Wiriana mengatakan bahwa jika dihitung dengan metode yang benar Jawa Tengah pendapatan per kapital masih memenuhi UMP atau UMR.

“Angka sekitar 38juta per tahun dari pendapatan per kapita itu betul dibagi 12 hasilnya masih di atas UMP atau UMR,” ujar Adhi Wiriana.

Adhi juga mengatakan bahwa jika di DKI Jakarta dan Jawa Barat banyak perusahaan besar yang bisa mengakibatkan PDRB per capital tinggi, namun belum bisa dikatakan kaya.

“Kalau kita lihat perusahaan besar menumpuk di DKI Jakarta, Banten, Tangerang dan Jabar yang mengakibatkan PDRB perkapita tinggi," ujar Adhi Wiriana.

"Tapi bukan berarti lebih kaya, karena yang menikmati kue pembangunan itu bisa jadi seribu orang yang penghasilannya miliaran rupiah, sisanya kehidupan rata-rata,” lanjutnya.***

 

 

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler