Akhirnya Terbongkar Alasan Hendra Kurniawan Belum Disidang Kode Etik, Efek Surat 'Sakti' Kiriman Ferdy Sambo?

27 September 2022, 11:37 WIB
Akhirnya Terbongkar Alasan Hendra Kurniawan Belum Disidang Kode Etik, Efek Surat 'Sakti' Kiriman Ferdy Sambo? /UPDATE KASUS BRIGADIR J/Diolah dariGoogle

PORTAL NGANJUK - Penyelidikan kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J hingga kini masih belum menemukan titik terang.

Alotnya pengungkapan kasus Brigadir J ini pun diduga karena hidupnya kembali dugaan pelecehan Putri Candrawathi.

Selain itu, kini para tersangka sudah memberikan keterangan mereka masing-masing pada penyidik.

Namun, publik saat ini juga menyorot sosok Hendra Kurniawan yang merupakan bekas anak buah Ferdy Sambo, tersangka utama kasus Brigadir J.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Motif Lain Ferdy Sambo Habisi Nyawa Brigadir J, Putri Candrawathi Tumbalkan sang Anak?

Baru terungkap alasan Brigjen Hendra Kurniawan hingga kini belum disidang kode etik.

Brigjen Hendra Kurniawan adalah tersangka kasus obstruction of justice atas kasus pembunuhan Brigadir J.

Sebagaimana diketahui, Hendra Kurniawan sudah dicopot dari jabatan Karo Paminal Divpropam Polri.

Itu karena keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: Baru Terkuak Fakta Lain Motif Ferdy Sambo Eksekusi Brigadir J, Putri Candrawathi Manfaatkan Anaknya?

Hendra Kurniawan sudah dicopot dan dimutasi ke Pati Yanma Polri buntut kasus pembunuhan Brigadir J yang juga turut menyeret nama Ferdy Sambo.

Lalu benarkah surat 'sakti' Ferdy Sambo yang menjadi penyebab Hendra Kurniawan belum disidang etik?

Diketahui, menjelang sidang kode etik Hendra Kurniawan, Ferdy Sambo melayangkan surat.

Isi dalam surat Ferdy Sambo diunggah di akun Instagram pribadi Seali Syah istri Hendra Kurniawan.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum memastikan waktu pelaksanaan sidang kode etik Brigjen Hendra Kurniawan (Brigjen HK) atas kasus pembunuhan Brigadir Yosua (Brigadir J) lalu.

Dilansir PORTAL NGANJUK dari PMJNews, Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar (Kabag Penum Kombes) Divisi Humas Polri Nurul Azizah menjelaskan terkait alasan sebab belum dilaksanakannya sidang kode etik terhadap Brigjen HK.

“Karena di dalam sidang nanti ada kepanitiaan yang dibentuk.

Itu untuk kepanitiaannya apakah sudah disetujui atau belum nanti kami update pasti kalau sudah ada update,” tutur Nurul kepada wartawan pada Senin 26 September 2022.

Lebih lanjut, Kabag Penum Kombes ini menambahkan bahwa masih terdapat salah satu alasan lain mengapa Brigjen HK belum dapat dikenakan sidang kode etik.

Yakni masih belum lengkapnya ketersediaan saksi dalam sidang tersebut.

Terlebih, diketahui jika AKBP Arif Rahman (AKBP AR) masih juga belum pulih sepenuhnya, setelah menjalani operasi.

“Kalau kemarin kan salah satu saksinya masih belum bisa hadir. Nah kemudian nanti kita tunggu beberapa hari ke depan,

seperti (yang) sudah disampaikan Pak Kadiv, mudah-mudahan (dalam) Minggu ini bisa dilaksanakan,” tuturnya.

Mantan Karo Paminal Propam itu dijadikan sebagai salah satu tersangka yang terlibat obstruction of justice atas kasus pembunuhan Brigadir J.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Pikiran Rakyat, selain Brigjen HK, terdapat dua tersangka obstruction of justice lain yang tengah mengantri kapan untuk sidang kode etik tersebut.

Ketiga tersangka tersebut diantaranya eks Wakaden B Ropaminal Divpropam Polri AKBP Arif Rahman dan eks Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri AKP Irfan Widyanto.

Baca Juga: Akhirnya Putri Candrawathi Jujur Mengaku Bohong, Adegan Asli Ranjang Istri Ferdy Sambo dan Brigadir J Mencuat

Surat 'Sakti' Ferdy Sambo Membela Hendra Kurniawan

Isi surat Ferdy Sambo bertanda tangan dan bermeterai tersebut tertulis tanggal 30 Agustus 2022.

Ferdy Sambo sebagai mantan Kadiv Propam Polri kembali melayangkan surat.

Isi surat terbaru Ferdy Sambo itu menyebut nama Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria.

Tak hanya itu saja, isi surat terbaru Ferdy Sambo juga menyinggung soal kasus Brigadir J dan aset Polri.

Diketahui, Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria merupakan tersangka Obstruction of Justice menghalang-halangi penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J.

Menjelang saat sidang kode etik Hendra Kurniawan, Ferdy Sambo melayangkan surat.

Isi surat Ferdy Sambo diunggah di akun Instagram pribadi Seali Syah istri sosok Hendra Kurniawan.

Seali Syah, istri Brigjen Pol Hendra Kurniawan lewat Instagramnya @saelisyah mengunggah surat pernyataan permintaan maaf Irjen Pol Ferdy Sambo.

Surat bertanda tangan dan bermeterai itu tertulis tanggal 30 Agustus 2022.

Pada bagian akhir surat itu, Sambo menuliskan "Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat menjadi acuan dan keterangan tambahan untuk rekan-rekan penyidik.

Sehingga jangan sampai penyidik memproses hukum orang yang tidak bersalah, mengingat BJP Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria adalah aset sumber daya manusia Polri yang sudah lama bertugas di Biro Paminal Divisi Propam Polri."

Berikut isi lengkap surat Ferdy Sambo yang diunggah Seali Syah:

Surat Pernyataan

Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama: Ferdy Sambo SH, SIK, MH
Pangkat: Inspektur Jenderal Polisi
NRP: 730202260
Alamat: Kompleks Polri Duren Tiga No. 46 Jak-Sel

Dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rekan-rekan sejawat Polri atas penyampaian atau penjelasan informasi yang tidak benar tentang kronologis kejadian meninggal Brigadir Nofriansyah Josua di TKP rumah dinas Duren Tiga. Hal tsb saya lakukan atas skenario atau rekayasa fakta yang saya buat untuk menjaga kehormatan keluarga saya.

Berkaitan dengan kegiatan awal pengecekan dan pengamanan CCTV di pos satpam yang diduga dilakukan oleh BJP. Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria adalah benar perintah saya selaku atasan langsung sesuai prosedur yang diatur dalam Perkap 01 tahun 2015 tentang SOP Penyelidikan.

Terhadap viralnya DVR CCTV pos satpam yang rusak sehingga menimbulkan laporan Polri di Dittipidsiber Bareskrim Polri, dan dugaan keterlibatan beberapa anggota saya adalah murni perintah dan tanggung jawab saya selaku Kadiv Propam saat itu.

Dalam hal ini perlu saya tegaskan bahwa tidak ada keterlibatan BJP. Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria, terkait pengerusakan DVR CCTV pos satpam Duren Tiga. Adapun yang dilaporkan oleh BJP. Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria adalah adanya tindak pengamanan DVR CCTV adalah di dalam rumah dinas Duren Tiga oleh Pusinafis Bareskrim Polri yang tidak sesuai prosedur.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat menjadi acuan dan keterangan tambahan untuk rekan-rekan penyidik, sehingga jangan sampai penyidik memproses hukum orang yang tidak bersalah, mengingat BJP. Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria adalah aset sumber daya manusia Polri yang sudah lama bertugas di Biro Paminal Divpropram Polri.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya sampaikan bahwa surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun serta sebagai pertanggungjawaban saya secara hukum dan atasan langsung pada saat peristiwa tersebut.

Salam hormat
Jakarta, 30 Agustus 2022

(Materai 10.000 dan tanda tangan)
Ferdy Sambo SH, SIK, MH
Inspektur Jenderal Polisi.

Polri Akhirnya Ungkap Jet Pribadi yang Dinaiki Hendra Kurniawan

Polri akhirnya ungkap penyedia jet pribadi yang sempat dinaiki Hendra Kurniawan yang disebut IPW milik mafia judi online Konsorsium 303.

Diketahui, dalam BAP Hendra Kurniawan, ia terbang menggunakan jet pribadi ke Jambi untuk menemui keluarga Brigadir J.

Baca Juga: HEBOH! Bharada E Siap Bongkar 3 Video Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi, Terungkap Hubungan Sopir dan Majikan

Kala itu, sosok Hendra Kurniawan masih menjabat sebagai Karo Paminal Propam Mabes Polri.

Dia datang ke Jambi bersama dengan Kombes Nurpatria, Briptu Mika, Briptu Putu.

Indonesia Police Watch (IPW) menyebut private jet atau jet pribadi yang ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan menuju Jambi perlu ditelusuri lebih lanjut.

Pesawat jet pribadi itu  menurut Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso disediakan oleh dua orang sipil yang berkaitan dengan mafia judi konsorsium 303.

Konsorium 303 itu yang sebelumnya ramai dikaitkan dengan sosok Ferdy Sambo sebagai pimpinannya.

Bahkan, IPW menyebut telah mengantongi alamat pemilik jet pribadi tersebut dari informasi yang sampai kepada pihaknya.

Dalam catatannya, Sugeng menyebut nama pemilik jet pribadi tersebut adalah ketua konsorsium judi online Indonesia.

Baca Juga: Bharada E Mengaku Miliki Bukti 3 Video Hubungan Dekat Putri Candrawathi dan Om Kuat, jadi Motif Pembunuhan?

Sosoknya bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, bahkan lokasi tepatnya hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri.

"Oleh karenanya, IPW mencium suatu bau amis (kecurigaan) keterlibatan dua orang sipil dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303," kata Sugeng, dikutip PORTAL NGANJUK dari Pikiran Rakyat.

Jet pribadi itu dikatakan Sugeng digunakan untuk membawa Brigjen Hendra Kurniawan dan beberapa aparat lain saat tengah mengunjungi keluarga Brigadir J di Jambi, pada 11 Juli 2022 lalu.

Merespons dugaan itu, Kadiv Humas Polri Irjel Dedi Prasetyo tak banyak bicara.

Dia memilih tak menyebutkan dua sosok orang sipil yang disebut IPW menyediakan jet pribadi untuk Hendra Kurniawan.

Jenderal bintang dua tersebut lalu menjelaskan bahwa kasus tersebut ke dalam ranah Pembinaan dan Pengawasan Profesi (Wabprof) Divpropam Polri.

“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” ujar Dedi singkat kepada wartawan di Gedung TNCC, pada Senin, 19 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJNews.

Brigjen Hendra Kurniawan merupakan anak buah Ferdy Sambo yang bertugas sebagai Karopaminal Divisi Propam Polri.

Pada saat awal kasus pembunuhan Brigadir J mencuat, dirinya diperintah Ferdy Sambo untuk mendatangi keluarga Yosua sebagai perwakilan Polri untuk menjelaskan terkait tewasnya anak buah Ferdy Sambo itu.

Baca Juga: Link Nonton Streaming Anime One Piece Episode 1033 Sub Indo Resmi Bukan dari Otakudesu

Dari keterangan pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan menyebut Hendra Kurniawan ialah orang yang melarang keluarga untuk membuka peti jenazah mendiang Brigadir J.

Namun, pada saat itu, Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat menolak larangan tersebut dan mengatakan tak akan menandatangani surat penyerahan jenazah jika tanpa melihat terlebih dahulu sosok yang ada di balik peti jenazah itu.

Adapun kini Hendra Kurniawan sudah ditetapkan tersangka obstruction of justice atau penghalangan proses penyidikan oleh Timsus Polri.

Yakni bersama enam perwira polisi lainnya dan segera menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP).

5 Poin Arahan Ferdy Sambo kepada Hendra Kurniawan

Belakangan ini Hendra Kurniawan telah membeberkan keterangannya dan menyebut nama Kapolri.

Hendra Kurniawan sudah membongkar skenario yang didalangi Ferdy Sambo yang menewaskan Yosua di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Cek Fakta: GEGER! Anak Bungsu Putri Candrawathi Anak si Kuat Ma'ruf, Dibuktikan Hasil Tes DNA, Cek Faktanya

Suami Syeali Syah tersebut terlibat dalam kasus Brigadir J, dia mencoba menghalangi keluarga Yosua ketika ingin membuka peti untuk melihat tubuh Brigadir Yosua.

Sehingga Hendra Kurniawan saat ini ditetapkan sebagai tersangka obstruction of justice dalam kasus yang menewaskan Brigadir J.

Brigjen Hendra Kurniawan pun sempat mengungkapkan lima poin arahan kepada bawahannya ketika menangani kasus pembunuhan itu.

Jenderal bintang satu itu pun menjelaskan, bahwa Ferdy Sambo menyampaikan instruksi tersebut ketik aberada di ruang pemeriksaan Biro Provost Divisi Propam Polri pada 8 Juli 2022.

Dalam kasus yang menewaskan Brigadir J, Polri sudah menetapkan tujuh tersangka obstruction of justice atau tindakan menghalangi penyidikan pembunuhan berencana yang didalangi Ferdy Sambo.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Isi SP3: Istri Ferdy Sambo Berteriak saat Brigadir J Pegangi Kemaluan, Pahanya serta...

Tujuh orang itu adalah Irjen Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto.

Hendra Kurniawan, salah satu perwira yang telah dicopot dari jawabannya mengenai kasus penembakan Nofrianyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Pedoman Tangerang, Hendra Kurniawan, menyebutkan bahwa Ferdy Sambo mengaku telah bertemu kapolri terkait kasus tewasnya Brigadir J.

Ferdy Sambo sudah memberikan arahan kepada Hendra kurniawan untuk menangani kasus Brigadir J.

Baru-baru ini, Hendra Kurniawan diketahui mengikuti perintah Ferdy Sambo untuk menemui Kapolri.

Hal itu diungkapkan Hendra Kurniawan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sidang kode etik kasus pembunuhan Brigadir J pada tanggal 18 Agustus 2022.

Adapun 5 poin arahan Ferdy Sambo adalah sebagai berikut:

1. Ferdy Sambo menekankan bahwa kasus ini adalah masalah tentang harga diri.

2. Ferdy Sambo saat itu mengklaim dirinya telah bertemu dengan Kapolri untuk menjelaskan permasalahan ini.

3. Ferdy Sambo meminta kepada jajarannya untuk menangani kasus ini apa adanya sesuai dengan kejadian di TKP.

4. Ferdy Sambo meminta bawahannya untuk tak mempertanyakan peristiwa yang terjadi di Magelang, sehingga hanya berangkat dari kejadian di Duren Tiga saja.

5. Ferdy Sambo mengatakan baiknya penanganan tindak lanjut di Pengamanan Internal Polri (Paminal) saja.

Ferdy Sambo Disebut Bisa Bebas 120 Hari, Polri Hanya Memiliki Waktu 35 Hari

Ferdy Sambo saat ini dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ferdy Sambo telah 73 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022.

Disamping itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga kini masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Baca Juga: Akhirnya Susi Bicara Jujur Ungkap Kedekatan Sang Nyonya Sambo dengan Ajudan Favoritnya, Terkuak Adegan Jilat

Menurut Sugeng, ini merupakan kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo serta sejumlah masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas," ujar Sugeng dikutip PORTAL NGANJUK dari akun Youtube MimbarTube.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Sugeng menuturkan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo dapat bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum.

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ungkap Sugeng.

Baca Juga: Susi Jujur Ungkap Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dan sang Ajudan, Adegan Ranjang dan Jilat Terungkap

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui.

Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," ungkap Ketua IPW itu.

Strategi Putri Candrawathi saat ini

Kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo kini masih belum terungkap semuanya.

Kini munculnya dugaan terkait kasus pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi istri dari Ferdy Sambo masih terus bergulir. 

Kendati sudah satu bulan ditetapkan sebagai tersangka, Putri Candrawathi juga masih belum ditahan dikarenakan alasan kemanusiaan. 

Putri Candrawathi masih belum ditahan karena dengan alasan ainnya, dirinya masih mempunyai anak usia satu setengah tahun dan sebagainya. 

Baca Juga: Usai Ferdy Sambo Dipecat, Muncul Isu Suami Putri Candrawathi akan Bebas dari Tuntutan 2 Bulan Lagi, Benarkah?

Komnas HAM serta Komnas Perempuan menyebut kondisi psikologi Putri Candrawathi masih belum stabil dan traumatik.

Publik juga terus dibuat penasaran kapan kasus ini bisa menemui titik terang. 

Berbagai asumsi pun mulai muncul, bahkan tak sedikit juga yang mengira kasus ini sengaja di perlambat. 

Dilansir PORTAL NGANJUK melalui akun Youtube Anjas Asmara di Thailand menyebut, Putri Candrawathi merupakan kunci utama penyelesaian kasus ini. 

Anjas menilai dengan tidak ditahannya Putri Candrawathi merupakan kesalahan besar, mengingat saat ini ruang gerak Ferdy Sambo sudah sangat dibatasi. 

Ia menyebut Putri Candrawathi adalah orang yang full power yang bisa menjalankan berbagai macam strategi di luar sana. 

Dengan tak ditahannya Putri Candrawathi justru bisa menjadi tangan Ferdy Sambo untuk tetap kekeh mempertahankan skenario mereka terkait dugaan pelecehan seksual. 

Dari beberapa deskripsi yang menyebut mulai dari desahan, making love hingga menjilati, belakangan ramai dibahas dan memang sangat linier.

Bahkan sosok Menkopolhukam Mahfud MD pun mengatakan motifnya sudah tersebar di masyarakat luas, dan kalau dijelaskan itu menjijikan dan mengerikan. 

Baca Juga: Ternyata Ferdy Sambo Dikabarkan Dua Bulan Lagi akan Lolos, Terkuak IPW Beberkan Celah Kelolosan Sang Jenderal

Menjijikan tersebut adalah bagian-bagian yang terlalu vulgar kata-katanya, karena itu yang tersampaikan di BAP. 

Menurut Anjas Asmara di Thailand, jikalau dilihat dari pernyataan oleh sumber istimewa yang didapatinya.

Memang sumber istimewa ini benar-benar mendapati bocoran BAP Putri Candrawathi pada saat penyelidikan. 

Namun kenapa Putri Candrawathi masih tetap kekeh dengan dengan skenarionya?

Kemungkinan besar katanya, pertama agar sidangnya tertutup. 

"Karena kan bahaya jika tindak asusila, pelecehan perempuan dan anak dianggap membahayakan negara,

makannya sidang harus secara tertutup. Dan kalau itu tertutup ini akan memberikan dampak luar biasa untuk status hukum Ferdy Sambo," tutur Anjas Asmara di Thailand. 

Selain itu masyarakat juga tidak bisa mengawasi langsung jalannya proses persidangan. 

Jika hal itu terjadi kata dia, maka mungkin kepercayaan masyarakat indonesia terhadap kepolisian akan menurun. 

"Ini merupakan momen bagi kepolisian untuk pembersihan institusi, kendati undang-undang asusilatornya tertutup tapi semoga ada special case seperti ini, karena ada obstruction of justice dari Polres,

Polda, Bareskrim bahkan sampai ke Kadiv Propam, harusnya dengan alasan ini bisa menjadi excuse agar sidangnya menjadi terbuka," kata dia.

Karena dengan dilakukan secara terbuka, nanti kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian akan kembali lagi. 

Kemudian, Putri Candrawathi kata dia, dengan bahasa politisnya memposisikan dirinya sebagai korban dari pelecehan seksual.

Namun, tindakannya sangat bertolak belakang dengan kasus yang tengah menimpanya, saat melapor ke LPSK pun, actionnya Putri Candrawathi bukan seperti tipikal orang yang telah dilakukan pelecehan. 

"Dia nggak kooperatif, hingga tidak mau ditemui oleh psikolog dari LPSK," kata Anjas Asmara di Thailand. 

Kedua, kalau dilihat lebih detil saat Putri Candrawathi berbicara ke media massa saat tepat didepan Mako Brimob, dirinya tidak malu sama sekali. 

"Aneh gitu kan, biasanya kalau orang yang baru habis dilecehkan pasti malu, jangankan menyebutkan namanya, memperlihatkan wajahnya aja itu mungkin udah berat banget," kata Dia. 

Tetapi dia saat ditemui awak media itu langsung lantang menerangkan bahwa dua Putri Candrawathi yang kesannya seperti bukan kayak korban pelecehan seksual biasanya.

Tak hanya itu saja, ada juga keterangan BAP yang dugaanya sudah tersebar di internet bahwa kronologi bagaimana Susi (ART) melihat Putri Candrawathi, Brigadir J, Bripka RR, Kuat Maruf. 

Mereka semuanya sepertinya satu suara bahwa itu memang benar statement dari Putri Candrawathi bahwa telah terjadi dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J. 

Melihat keterangan tersebut, ia pun tidak percaya, kecuali hal ini dilakukan Brigadir J atas perintah Putri Candrawathi. 

"Ini hanya opini aku pribadi aku, kalian percaya atau tidak, itu adalah hak kalian," ungkap Anjas Asmara di Thailand. 

Dua Biangkerok dibalik Kasus Brigadir J terungkap

Kini akhirnya terungkap dua sosok yang disebut menjadi biang kerok dibalik pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: Kamaruddin Sebut Nyawa Brigadir J Dihabisi karena Menjadi Informan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Mengancam?

Bahkan, dibalik kasus tewasnya Brigadir J, kenaikan pangkat Ferdy Sambo pun ikut disorot.

Teka-teki kasus pembunuhan Brigadir J belum semua terungkap ke publik.

Bahkan soal motif pembunuhan Brigadir J pun hingga saat ini belum diungkap secara rinci oleh polri.

Hal tersebut pun menimbulkan spekulasi liar soal motif dan dibalik pembunuhan Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo seorang jenderal dua jadi tersangka kasus Brigadir J.

Baca Juga: Diisukan Mundur, Akhirnya Kamaruddin Muncul Kembali Langsung Bongkar Motif Brigadir J Dihabisi Ferdy Sambo?

Berita dan isu terbaru dari kasus pembunuhan Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi masih terus berlanjut.

Terbaru, Irjen Purnawirawan Ricky Sitohang akhirnya juga ikut bersuara mengenai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Ricky Sitohang mengungkap berbagai macam kejanggalan kasus pembunuhan Brigadir J.

Sosok purnawirawan ini juga memberikan analisanya soal naiknya jabatan Ferdy Sambo yang dinilainya tak wajar.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Akhirnya Jujur Ungkap Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Judi, Sabu, Si Cantik?

Lantas apa pendapat Ricky Sitohang mengenai kasus ini?

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Ayo Bandung Ricky Sitohang mengungkap bahwa ada dua orang yang jadi biang kerok kasus pembunuhan Brigadir J inii.

Menurut Ricky Sitohang, dua orang yang dimaksud adalah istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan sopir sekaligus ART mereka, Kuat Maruf atau Om Kuat.

Ricky Sitohang mengatakannya saat menjadi bintang tamu acara The Real Rumah Uya yang diunggah di kanal YouTube Uya Kuya TV.

Pernyataan Ricky Sitohang tersebut pun lantas membuat Uya Kuya sempat terkejut.

"Kalau kita lihat pokok ceritanya analisis saya sementara biang keroknya dua, Kuat Ma'ruf dan Putri," tutur Ricky Sitohang dalam wawancaranya di YouTube Rumah Uya 13 September 2022 lalu.

"Karena apapun peristiwanya harus dibuktikan, tapi kalau Kuat Ma'ruf enggak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan kepada Sambo enggak begitu,

Putri kalau jaga martabat Ferdy Sambo akan meluruskan enggak ikut di dalamnya," lanjutnya.

Tak hanya itu, Ricky Sitohang menyatakan bahwa dirinya kurang percaya dengan terjadinya pelecehan seksusal, seperti yang dituturkan Putri.

Karena menurut analisanya, Brigadir Yosua atau Brigadir J yang hanya bawahan Sambo.

Tak mungkin berani untuk masuk ke kamar Putri Candrawathi.

"Saya mengatakan jauh dari kemungkinan tak akan berani seorang Yosua (melakukan pelecahan)," ucap Ricky Sitohang.

"Kan suatu hal yang ironis seorang Yosua, seorang Kuat Ma'ruf bisa masuk ke kamarnya, suatu hal yang sangat luar biasa terlepas dengan kasusnya," ungkapnya.

Seperti diketahui sejak kasus pembunuhan Brigadir J terus digali, Putri Candrawathi mengaku menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J.

Hal itulah yang disebut-sebut sebagian pihak sebagai motif Ferdy Sambo menghabisi nyawa Joshua.

Ricky Sitohang Menyorot Kenaikan Pangkat Ferdy Sambo yang Melesat

Ricky Sitohang juga heran dengan melesatnya jabatan yang diemban oleh seorang Ferdy Sambo.

Purnawirawan Irjen polisi ini juga menyebutkan bahwa pangkat Ferdy Sambo melesat jadi bintang dua.

Padahal banyak senior yang pangkatnya masih di bawah Sambo.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ternyata Punya Trik dan Cara Bisa Bebas 120 Hari ke Depan, Polri Hanya Punya Waktu 35 Hari saja

Terlebih lagi, menurut Ricky Sitohang, ini hal janggal jika Ferdy Sambo yang tidak pernah menjadi Kapolda namun tiba-tiba berpangkat jenderal bintang dua.

"Saya enggak tahu pikirannya Sambo itu apa, enggak pernah jadi Kapolda tiba-tiba bintang dua," tegas Ricky Sitohang.

"Sementara senior yang lain masih jauh di bawah dia, mbok urut kacang lah kan banyak tiap angkatan yang punya pengetahuan mumpuni."

"Main loncat aja, akibatnya terjadi kecemburuan sosial," tambah Ricky Sitohang menjelaskan.

Polri Ungkap Dugaan Kakak Asuh Ferdy Sambo

Polri akhirnya mengklarifikasi isu soal adanya dugaan kakak asuh Ferdy Sambo.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa isu tersebut tak sepenuhnya benar melainkan hanya dugaan semata.

Pernyataan tersebut menanggapi pernyataan Muradi, seorang seorang Guru Besar Bidang Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran.

Baca Juga: IPW Akhirnya Bongkar Sosok Diduga Bos Besar Judi Konsorium 303, Akhirnya Terungkap Sosok Asli Bong Alias RBT

"Terkait kakak asuh adik asuh itu kan kembali lagi hanya dugaan," ujar Inspektur Jenderal Pol Dedi Prasetyo, dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJNews.

"Tapi yang jelas, saya sudah berkoordinasi dengan Pak Dir maupun Propam, itu tidak ada," ujar Kepala Divisi Humas Polri tersebut.

Dedi Prasetyo pun juga menegaskan terkait pihak Polri yang fokus untuk menuntaskan sidang kode etik pelaku pembunuhan Brigadir J.

Dia berharap para tersangka segera disidang setelah berkas perkara sudah berada di Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

Dedi pun menyatakan proses dari hasil banding sidang kode etik telah diputuskan yakni pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

“Pokok substansinya ialah sidang kode etik yang sudah dilaksanakan dan banding," katanya.

"Dari hasil keputusan banding yg bersifat kolektif kolegial dan sudah diputuskan PTDH," ungkapnya.

Dedi kemudian melanjutkan bahwa keputusan tersebut telah final dan mengikat, mengutip dari laman PMJ News pada 24 September 2022.

"Hal itu merupakan keputusan final dan mengikat. Sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dilakukan yang bersangkutan di internal Polri," katanya.

"Kemudian, fokus lagi ya segera penuntasan pemberkasan yang saat ini sedang diteliti," lanjutnya.

Misi Penyelamatan Terkuak

Diduga ada operasi penyelamatan Ferdy Sambo.

Tak hanya itu, beredar video Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut Ferdy Sambo bos mafia.

Di mana Ferdy Sambo memiliki kekuatan untuk bisa lolos dari jeratan hukum dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Sementara hingga saat ini dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi kembali mencuat, padahal pihak polisi sudah mencabut laporan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut.

Komnas HAM telah mengumumkan rekomendasi terkait kasus pembunuhan Brigadir J atau Yosua Harahap yang dilakukan Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Dalam rekomendasinya Komnas HAM menyebut adanya dugaan kuat Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di Magelang.

Tak hanya Komnas HAM, Komnas Perempuan pun dalam kesimpulannya juga menyebut adanya pelecehan yang dialami Putri Candrawathi.

Kesimpulan yang menyebut adanya pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi oleh beberapa pihak justru membingungkan publik.

Baca Juga: IPW Akhirnya Bongkar Sosok Diduga Bos Besar Judi Konsorium 303, Akhirnya Terungkap Sosok Asli Bong Alias RBT

Kepolisian sebelumnya telah menghentikan penyelidikan terhadap laporan adanya pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.

Bahkan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan kecil kemungkinan adanya pelecehan seksual.

Menanggapi hal tersebut, akademisi yang juga jurnalis senior Agi Betha menilai seperti ada operasi penyelamatan Ferdy Sambo.

Dikutip dari Seputar Tangsel, Agi Betha mengatakan, apabila kembali menelusuri jejak Komnas HAM dan Komnas Perempuan dalam kasus ini, kesimpulan dua lembaga tersebut sesuai dengan skenario yang disampaikan Ferdy Sambo.

Pasalnya kedua lembaga tersebut datang dalam keterangan mengenai skenario Ferdy Sambo di Polda Metro Jaya pada Juli 2022.

Bahkan Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam merupakan salah satu yang dikontak langsung oleh Ferdy Sambo.

"Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam salah satu orang yang dikontak Ferdy Sambo pada 13 Juli. Ketika melaporkan pada Taufan Damanik, ia menyebut Ferdy Sambo hanya nangis-nangis aja," kata Agi Betha melalui unggahan Youtube Of the Record FNN yang tayang pada Sabtu, 3 September 2022.

"Kan tujuan nangis itu supaya ditanya, supaya mendapatkan empati," lanjut Agi Betha.

Agi mengatakan jika Ferdy Sambo menangis, orang akan bertanya, apa yang membuatnya menangis.

Agi menduga tujuan Ferdy Sambo menangis, dijawab dalam rekomendasi tersebut.

"Itu kan yang disebar Ferdy Sambo bahwa dia tersakiti," ujarnya.

Komnas Perempuan juga mengikuti pertemuan di Polda Metro Jaya yang juga mengundang LPSK pada 29 Juli 2022.

Pertemuan tersebut digelar oleh Jerry Siagian yang juga merupakan orang yang sangat dekat dengan Ferdy Sambo.

Jerry Siagian tak hanya memanggil Komnas Perempuan, tapi dari Staf KSP, LSM, LPSK juga KPAI.

"Bahkan pertemuan itu untuk menekan LPSK agar memberikan perlindungan pada Putri Candrawathi sebagai korban," ungkapnya.

Pertemuan ini pula yang diungkap LPSK mendapatkan amplop setebal 1 centimeter.

Dalam pertemuan tersebut diputarkan video kejadian yang sudah diedit, dengan backsound musik supaya dramatis.

"Jadi kalau diminta membuktikan detail tentu tidak bisa, tapi rumor sekeliling kita kuat menyebut bahwa ada operasi besar penyelamatan Ferdy Sambo," ujaranya lagi.

Agi Betha juga mengingatkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD beberapa waktu lalu.

"Mahfud menyebut polisi dari daerah datang ke Jakarta untuk melakukan bagian penyelamatan Ferdy Sambo," ungkapnya.

"Seperti ada penyelamatan Ferdi Sambo agar tidak kena hukuman mati atau 20 tahun," pungkasnya.

Sosok Diduga Bos Judi Online Konsorium 303 Diungkap

Sudah berlanjut tiga bulan semenjak kejadian tragis tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di tangan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Motif kasus Brigadir J hingga kini belum diumumkan ke publik secara rinci oleh Polri.

Alasan itu lah yang menjadi terbangnya isu-isu liar terkait kasus kematian Brigadir J.

Kini Ferdy Sambo tak lepas mendapat sorotan tajam dari publik, hingga diungkapnya isu bisnis judi yang bernama Konsorium 303 milik suami Putri Candrawathi itu.

Baca Juga: Dua Sosok Disebut Biang Kerok pada Kasus Brigadir J Terkuak, Pangkat Ferdy Sambo yang Janggal Kini Tersorot?

Ternyata inilah sosok Bong Alias RBT diduga bos besar judi online Konsorsium 303.

Bong Alias RBT menjadi sorotan sejak namanya disebut oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Sosok Bong Alias RBT diduga bos besar judi online yang menyediakan jet pribadi untuk Hendra Kurniawan untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi.

Disebut-sebut markas judi online Konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan hal menarik tentang konsorsium judi yang disebut sebagai konsorsium 303.

Selain figur Bong, alias RBT atau Robert Priantono Bonosusatya yang diduga merupakan bos besar konsorsium 303.

Ternyata lokasi pengelola judi itu hanya selemparan batu dari Markas Besar (Mabes) Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Menurut IPW, markas judi konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri, tepatnya di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Kabarnya lagi, pada tahun 2020 hingga 2021, omset judi online pun menggila saat masyarakat menjalani karantina.

Baca Juga: Ternyata Ada Dua Sosok jadi Biang Kerok di Kasus Brigadir J, Kejanggalan Pangkat Ferdy Sambo Mulai Terungkap

Markas besar bos judi itu, kerap menjadi tempat nongkrong para oknum aparat geng coklat yang disinyalir sebagian besar para mantan jenderal.

“RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya, dalam catatan IPW merupakan ketua konsorsium judi online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan."

"Yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri,” jelas Sugeng Teguh dalam keterangan tertulis Senin 19 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang.

Karena itu, Sugeng meminta agar tim khusus (timsus) Polri untuk memeriksa dugaan keterlibatan RBT dalam kasus Ferdy Sambo dalam kaitannya dengan konsorsium 303.

Tak hanya itu, Sugeng juga meminta Kapolri menjelaskan pemakaian jet pribadi oleh Brigjen Hendra Kurniawan serta temuan PPATK soal duit Rp155 triliun terkait dengan aktivitas judi yang mengalir kepada oknum polisi.

IPW pun mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303.

Selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT PPSF muncul dalam struktur organisasi kaisar Sambo dan konsorsium 303, sebagai bos konsorsium judi wilayah Jakarta.

Menurut IPW, tak ada alasan bagi timsus Polri atau Bareskrim Polri untuk tidakl memproses hukum judi online kelompok konsorsium 303 dengan transaksi fantastis Rp155 Triliun yang telah diungkap PPATK.

Termasuk juga memeriksa RBT dan Yoga Susilo dalam kedudukannya sebagai terduga tokoh bandar judi besar online.

Menungkap Sosok Bong Alias RBT yang Diduga Bos Judi Online Konsorsium 303

RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya dikenal sebagai pengusaha.

Robert Prianto Binosusatya diketahui punya beberapa usaha diantara diantaranya PT. Robust Buana Tunggal.

Satu afiliasi dengan PT. MMS Group Indonesia, PT. Mahaguna Bara Sukses, PT. Graha Cipta Pesona Indah, dan PT. Pakarti Putra Sang Fajar.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Dua Biang Kerok dalam Kasus Brigadir J, Kenaikan Pangkat Ferdy Sambo yang Melesat Disorot

Bong alias Robert mengaku kenal sosok eks Karo Paminal Propam Polri itu.

Namun, dia menyatakan sudah lama tidak saling kontak dengan Hendra.

"Hendra kenal dari zaman dahulu. lama sekali saya kontak dia sejak 5 atau 6 tahun. Waktu itu dia masih AKBP," ungkap Robert.

Namun terkait pernyataan IPW yang menyebut dirinya sebagai orang yang menyediakan jet pribadi untuk Brigjen Hendra Kurniawan terbang ke Jambi menemui keluarga Brigadir J, Robert secara tegas menolak tuduhan itu.

"Tidak benar itu," ungkap Robert Selasa 20 September 2022.

IPW mengidentifikasi jenis private jet yang digunakan oleh Brigjen Hendra Kurniawan saat terbang ke Jambi, yaitu tipe Jet T7-JAB.

Private jet tersebut disebutnya pernah dipakai mantan narapidana kasus korupsi AH dan YS dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.

"Seperti diketahui AH dan YS adalah pemilik Hotel Pullman Bali. Karenanya, Timsus bentukan Kapolri perlu menelusuri hubungan tali temali antara Kaisar Sambo."

"Dana judi online sebesar Rp155 triliun milik Konsorsium 303 dengan RBT dan YS dalam kaitan pemberian dukungan kepada pencalonan capres tertentu pada 2024 di mana Ferdy Sambo ingin menjadi Kapolrinya," tutur Sugeng.

Ferdy Sambo merasa Syok Hingga Menangis

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

Baca Juga: Lahir Bulan Oktober, Ini 14 Nama Bay iLaki-Laki Islami Pembawa Rezeki

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

Baca Juga: Putuskan Pensiun dari Tenis, Roger Federer: Ini Merupakan Perjalanan yang Sempurna

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan Bripka RR.

Peristiwa Pelecehan

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Gak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Baca Juga: Akibat Salah Ambil Posisi Mengambil Foto, Nyawa Guru Besar UGM harus Hilang Sekejap Mata, Mengapa?

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut isi SP3 Laporan Putry Candrawatri yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

TERUNGKAP! Brigadir J Memegang Paha, Kemaluan dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Baca Juga: Roger Federer Memutuskan Pensiun Setelah Kekalahan Laver Cup

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Bripka RR Bongkar Adegan Putri Candrawathi di Kamar

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Peristiwa Magelang

Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setalah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Erman memaparkan bahwa kliennya Bripka RR (Ricky Rizal) menjelaskan peristiwa saat di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Dalam pengakuannya Bripka RR menjelaskan saat Putri Candrawathi dan Brigadir J dalam kamar di Magelang.

Kedatangan Brigadir J ke dalam kamar Putri Candrawathi karena sore itu dia di tanyai oleh istri Ferdy Sambo.

“Sebelumnya Bripka RR keluar dengan Bharada E untuk mengantarkan makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang,” jelas Erman.

Saat mengantar itu, Putri Candrawathi menghubungi dan meminta Bripka RR untuk segera pulang.

Setibanya di rumah, Bripka RR segera menuju lantai atas untuk menemui Putri Candrawathi, namun sempat bertemu dengan Kuat Maruf yang dalam kondisi marah.

Kemudian Bripka RR bertemu dengan Putri Candrawathi, di mana ibu PC menanyakan di mana Brigadir J.

“Bripka RR kemudian menemui Brigadir J dan menanyakan kenapa Kuat marah, namun Brigadir J menjawab bahwa dia juga tidak mengerti kenapa kuat marah kepadanya dengan nada emosi,” terang Erman.

“Saya juga gak tau tu bang, kenapa om Kuat marah-marah,” jelas Erman.

Kerena saat itu Brigadir J di tanyakan oleh Putri Candrawathi, maka Bripka RR menyarankan agar Brigadir J segera menemui ibu PC.

“Bripka RR ikut menemani Brigadir J ke lantai atas namun tak masuk ka kamar menemui ibu Putri, dan dia menunggu di depan pintu, namun dia juga tidak mendengarkan apa yang pembicaraan dari dalam kamar,” tambah Erman dikutip dari Vox Timor.

Masih dengan Erman, setelah Brigadir J keluar kamar, Bripka RR kembali menanyakan apa tentang apa yang terjadi.

“Brigadir J menjawab tidak ada apa-apa dan kondisinya sudah lebih tenag serta tidak emosi lagi, namun Brigadir J tidak memberitahukan apa yang dibicarakan dengan Putri Candrawathi kepada Bripka RR,” tambah Erman.

Bripka Ricky Rizal atau Bripa RR dikatakan mulai sadar dan bicara jujur untuk bongkar skandal pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J ditengarai setelah didatangi istri dan keluarganya hingga dirinya menangis.

Bahkan Bripka RR sempat ingin jadi Justice Collabolator (JC) atas skandal pembunuhan berencana tersebut.

Adegan Mobil Putri Candrawathi Mencuat

Koleksi mobil mewahnya diduga menjadi tempat untuk bermesraan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Om Kuat yang merupakan sopir Putri Candrawathi diisukan jadi selingkuhan istri Ferdy Sambo.

Bahkan Kuat Ma'ruf dikabarkan menjadi sosok 'Kadiv Propam' sesungguhnya di hati Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi dikabarkan memiliki koleksi tas mewah seperti yang dipakai saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Ferdy Sambo juga terlihat memiliki sederet mobil mewah dari merek ternama dan jika dihitung semuanya bernilai hampir RP 1 triliun.

Imbas kasus kematian Brigadir J, sosok Ferdy Sambo kian disorot. Tak cuma perjalanan kariernya, kehidupan pribadi Ferdy Sambo termasuk harta kekayaannya juga terus disorot.

Yang terbaru, Ferdy Sambo dituding memiliki setumpuk uang dolar yang ditaruh dalam koper-koper dan juga brankas.

Uang-uang tersebut tersimpan rapi di kediaman Ferdy Sambo, di Jalan Bangka XI A No. 7, Jakarta Selatan.

Hal tersebut tersebar usai sebuah video di akun @Miss_warawiri viral di Twitter. Akun tersebut menyebut uang tersebut ditaksir berkisar Rp900 miliar.

"Uang 900 miliar yang disimpan Ferdy Sambo di rumahnya. Mana ya Ade Armando cs ini??? Dah mati ya??? Ayo donk berkicau,

Kadiv Humas kemana??? Kok bilangnya uang yg ditemukan di rumahnya FS adalah berita HOAX," kata akun tersebut.

Tak cuma uang bernilai fantastis, kekayaan Ferdy Sambo yang lainnya juga mulai terungkap.

Salah satunya soal kepemilikan sederet mobil mewah yang terparkir di garasi rumah Ferdy Sambo dikutip dari Pikiran Rakyat:

  1. Lexus NX

Ferdy Sambo rupanya memang penyuka mobil pabrikan Jepang, selain Lexus RX, dan Lexus LM, Ferdy Sambo juga disebut-sebut memiliki mobil Lexus NX.

Harga mobil Lexus NX ini pun dibanderol dengan harga tidak main-main, mencapai Rp1,35 miliar.

  1. Lexus RX

Ferdy Sambo juga mempunyai mobil mewah Lexus RX. SUV super mewah ini kerap digunakan oleh taipan-taipan kelas atas.

Mobil super mewah dari Jepang ini pun dibanderol dengan harga yang cukup mahal sekitar Rp1,5 miliar.

  1. Lexus LM

Ferdy Sambo kedapatan mempunyai MPV super mewah dari Jepang, Lexus LM, yang tertangkap kamera sedang ditumpangi oleh sang istri, Putri Candrawathi.

Dilansir dari kanal YouTube Auto Populer mobil Lexus LM bukan mobil yang murah. Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,9 hingga Rp3,5 miliar.

  1. Toyota Land Cruiser

Selain Lexus, Ferdy Sambo juga memiliki mobil pabrikan Jepang lainnya. Suami Putri Candrawathi kedapatan memiliki Toyota Land Cruiser.

Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,2 sampai Rp2,3 miliar.

Punya mobil dan properti yang banyak, kekayaan Sambo ditaksir mencapai setengah triliun.

Om Kuat Maruf dan Putri Candrawathi Tunggangi Mobil Mewah Sambo

Isu kedekatan antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi semakin liar di media internet.

Kuat Maruf dan Putri Candrawathi diduga mempunyai hubungan spesial yang dilontarkan oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Dalam rekonstruksi ulang yang dilaksanakan oleh Polri di Magelang terlihat Kuat Maruf dan Putri Candrawathi berada dikamar dan disaksikan oleh Bripka Ricky Risal.

Bripka Ricky yang merupakan salah satu tersangka yang menewaskan Brigadir J berada di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Vox Timor, Bripka Ricky mengaku seharusnya dia bersama Kuat Maruf tidak ada di TKP.

Rencana awal, Bripka Ricky dan Kuat Maruf kembali ke Magelang Jawa Tengah.

Berdasarkan pada keterangan Bripka Ricky yang disampaikan pengacaranya, Erman Umar sebagaimana dikutip Voxtimor dari berbagai sumber.

Putri Candrawathi Salah Satu Eksekutor Penembakan Brigadir J?

Kasus penembakan terhadap Brigadir Yoshua atau Brigadir J hingga kini terus menimbulkan berbagai spekulasi.

Kali ini tentang keterlibatan Putri Candrawathi yang merupakan istri dari Ferdy Sambo yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

Putri Candrawathi diduga juga turut menjadi eksekutor penembakan terhadap Brigadir J selai Bharada E.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komnas HAM yakni Ahmad Taufan Damanik yang memiliki kecurigaan bahwa ada lebih dari 1 eksekutor dalam kasus Brigadir J.

Sebelumnya Bharada E memberikan kesaksian dalam keterangannya bahwa selain dirinya, Ferdy Sambo juga ikut menembak Brigadir J.

Sementara keterangan Ferdy Sambo sendiri bahwa dirinya saat itu hanya memerintahkan Bharada E untuk menembak dan tidak ikut menjadi eksekutor penembakan.

Namun tidak cukup sampai disitu, Kini nama Putri candrawathi ikut terseret dan diduga menjadi salah satu eksekutor penembakan.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Uncle Wira pada 11 September 2022, lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua kini terus mencuat.

Adanya dugaan mengejutkan ketua Komnas HAM bahwa istri Ferdy Sambo juga sebagai eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Putri Candrawathi diduga turut menembak selain Ferdy Sambo dan berada E atau Richard Eliezer.

Diketahui berdasarkan pemeriksaan ada lebih dari satu peluru yang ditembakkan ke tubuh Brigadir J dan diduga adanya pihak ketiga selain Ferdy Sambo dan Bharada E yang turut melepaskan tembakan.

Pengakuan mengejutkan ketua Komnas HAM menduga Putri candrawathi juga eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik memberikan tanggapan bahwa ada kemungkinan istri Ferdy Sambo turut melakukan penembakan.

"Terbuka peluang Bagi putri Candrawati ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat" kata Ahmad Taufan Damanik.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan ada kemungkinan bahwa Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga Jakarta Selatan.

Menurut Taufan kemungkinan tersebut berdasarkan dari hasil proses ekshumasi atau otopsi ulang dan sejumlah bukti dari uji balistik.

Uji tersebut membuktikan bahwa lebih dari satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.

"Tidak mungkin dari senjata yang satu, pasti dari ada lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga" kata Taufan.

Taufan menambahkan kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis, dugaan pihak ketiga itu sah-sah saja.

"Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga" kata Ahmad Taufan Damanik.

Taufan menduga adanya pihak ketiga atau eksekutor lain yang ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Orang yang melakukannya lanjut Taufan bisa jadi adalah Putri Candrawathi.

"Iya termasuk Putri menembak makanya saya katakan juga berkali-kali mungkin bisa dibaca recordnya CCTV diambil, saya katakan bahwa saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan" ujar Taufan.

Pihak Taufan juga mendorong penyidik untuk mendalami sejumlah bukti yang sudah ditemukan itu.

Taufan juga meminta penyidik tidak hanya berlandaskan atas dasar keterangan-keterangan saksi semata.

"Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata mereka katakan ada bukti lain sebab bisa jadi ada satu problem yang luar biasa disitu, yakni dihilangkannya CCTV di dalam rumah" kata Ahmad Taufan Damanik.

Sebelumnya diberitakan Komnas HAM, bahwa mereka menduga secara kuat ada eksekutor lain yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan berencana salah satu ajudan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo yaitu Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Kami menduga kuat ada eksekutor lain selain Bharada E." kata ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta Jumat tanggal 19 Agustus Tahun 2022.

Dugaan tersebut terungkap dari hasil autopsi ulang atau ekshumasi jenazah Brigadir J.

Menurutnya jika besaran lubang peluru berbeda maka ada dugaan eksekutor lain.

"Tunggu saja hasil autopsi ulang dan uji balistik kalau terbukti besaran lubang bekas peluru di tubuh Joshua adalah karena jenis peluru berbeda maka pasti eksekutornya bukan hanya Bharada E" ujar Taufan.

Disisi lain, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menyebut ada kurang lebih 6 kejanggalan dalam dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh Putri candrawathi.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan tanggapan terkait hasil temuan dan rekomendasi yang disampaikan oleh Komnas HAM dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Salah satu yang disoroti dalam hasil temuan tersebut yakni mengenai adanya dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC, oleh Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 7 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin.

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap PC:

  1. Ada Saksi, Kuat Ma’ruf dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Ma’ruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

  1. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

  1. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari FS. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

  1. PC Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Bertemu

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

Edwin menambahkan, dirinya akan menambahkan kejanggalan lain jika penyidik sudah merampungkan penyidikannya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” ujarnya.***

Editor: Erfan Muchlisya Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler