Luhut Pandjaitan Sebut Indonesia Terlambat Naikkan Harga BBM, Berikut 2 Upaya Pemerintah untuk Tekan Harga BBM

- 2 April 2022, 20:30 WIB
Jangan Kaget, Menko Luhut Beri Sinyal Kenaikan Pertamax Disusul Pertalite dan Gas Elpiji 3 Kg, Ini Waktunya.
Jangan Kaget, Menko Luhut Beri Sinyal Kenaikan Pertamax Disusul Pertalite dan Gas Elpiji 3 Kg, Ini Waktunya. /Tangkapan layar Instagram/@luhut.pandjaitan/@pertamina//

PORTAL NGANJUK – Per Jumat, 1 April 2022, harga BBM resmi mengalami kenaikan, salah satunya harga Pertamax dari Rp9000 menjadi Rp12.500.

Kenaikan harga BBM tersebut merupakan hasil keputusan rapat yang telah diselenggarakan di Istana.

Menaikkan harga BBM menjadikan Indonesia salah satu Negara yang paling lambat mengambil keputusan tersebut.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan keputusan tersebut dikarenakan kelangkaan crude oil.

Crude oil atau minyak mentah tersebut menjadi langka karena imbas dari invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu.

Baca Juga: Nonton Gunjou no Fanfare Episode 1 Sub Indo, Streaming dan Download Disini

Tidak hanya itu, kelangkaan juga terjadi pada sun flower karena Ukraina tidak dapat menjalankan aktifitas impor dan ekspor.

"Memang kelangkaan crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia, kemudian kelangkaan juga sekarang sun flower karena tidak ekspor dan impor dari Ukraina dan sanksi (kepada Rusia) itu tadi membuat ini bermasalah," kata Luhut menerangkan.

Menurut Luhut, menaikkan harga BBM sudah sewajarnya terjadi lantaran harga minyak mentah dunia dalam APBN sudah melewati ambang batas.

Harga minyak mentah dunia saat ini berkisar antara 98 hingga 100 dolar AS, sedangkan pada APBN hanya tercantum sebesar 63 dolar AS.

Baca Juga: Internet Indosat Gangguan dan Lemot Hari Ini? Begini Cara Mengatasi Agar Internet Lancar dan Normal

Jadi, jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM, ditakutkan nantinya Pertamina akan mengalami kerugian yang cukup besar.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Luhut juga menyatakan bahwa Indonesia masih cukup beruntung, dikarenakan tidak terkena dampak invasi Rusia ke Ukraina secara langsung.

Saat ini, hanya ada dua upaya untuk menekan harga BBM, yang pertama membuat lumbung pangan dan yang kedua adalah memaksimalkan penggunaan mobil listrik.

Kedua upaya tersebut dapat dikatakan cukup efisien untuk kondisi di Indonesia saat ini, terutama pada upaya pertama yang sudah disebutkan.

Sedangkan upaya kedua dirasa sedikit kurang relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini, mengingat harga mobil listrik jauh lebih mahal daripada mobil konvensional pada umumnya.

Baca Juga: Link Resmi dan Cara Cek Nama Penerima BLT Minyak Goreng April 2022, Simak Ulasannya

"Food estate (lumbung pangan) yang kita buat, Presiden perintahkan kita dorong lagi semua supaya itu bisa menghindari kenaikan harga di dunia ini yang sekarang bergejolak," kata Luhut.

Luhut juga menambahkan jika ketahanan pangan Indonesia kuat, kenaikan harga pangan yang terjadi di dunia sudah pasti dapat diredam.

Selain itu, penggunaan mobil listrik pada dasarnya cukup mengevisiensi konsumsi BBM di Indonesia, namun mobil listrik pada saat ini masih termasuk kedalam jajaran mobil mewah, tidak banyak orang yang dapat memilikinya.

Kembali lagi, harga mobil listrik memang jauh lebih mahal daripada mobil konvensional.

Artikel ini sudah pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Pertamax Rp12.500 per Liter, Luhut Pandjaitan Sebut Indonesia Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM".***

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah