Agenda pembangunan telah berjalan sejak lama, sebelum Eril meninggal dunia.
Dijelaskan bahwa awalnya dibangun dengan uang sendiri, dari hasil rejeki Ridwan Kamil.
Keberadaan masjid bukan baru diniatkan sejak Eril meninggal, oleh sebab itu tahap pembangunan telah menyelesaikan 1 lantai basement.
Alasan kedua yang diutarakan Ridwan Kamil adalah bukan lagi properti pribadi.
Untuk saat ini masjid Al Mumtadz telah berstatus wakaf, memiliki tujuan untuk pusat dakwah dan lokasi belajar area Cimaung, Bandung.
Semua orang berhak mengakses, karena milik bersama, hadir untuk kebutuhan umat.
Alasan ketiga karena bertepatan dengan Eril wafat.
Ridwan Kamil hanya ingin menginisiasikan namanya menjadi Al Mumtadz, mirip dengan nama anaknya yang meninggal di Berlin.
Sejak nama masjid menjadi Al Mumtadz, ratusan orang mencoba menghubungi Ridwan Kamil.