Ahli Forensik Ungkap Soal Ferdy Sambo Psikopat, Suami Putri Candrawathi Dikhawatirkan Mengakhiri Hidup

- 27 September 2022, 18:15 WIB
Ahli Forensik Ungkap Soal Ferdy Sambo Psikopat, Suami Putri Candrawathi Dikhawatirkan Mengakhiri Hidup
Ahli Forensik Ungkap Soal Ferdy Sambo Psikopat, Suami Putri Candrawathi Dikhawatirkan Mengakhiri Hidup /Sumber Istimewa

PORTAL NGANJUK – Baru-baru ini mulai terungkap soal dugaan Ferdy Sambo psikopat.

Bahkan Ahli Psikologi Forensik khawatir jika suami Putri Candrawathi jangan sampai bunuh diri.

Ferdy Sambo merupakan tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Soal dugaan Ferdy Sambo psikopat pertamakali diutarakan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Baca Juga: Pemakaman Shinzo Abe Akan Di Gelar Hari Ini, Biaya Pemakamannya Ratusan Miliar Rupiah, Ini Penyebabnya!

Pernyataan Deolipa Yumara mendapat dukungan Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Kondisi seorang psikopat menurut Reza justru harus mendapatkan penjagaan yang sangat ketat.

Sebagaimana diketahui kini, Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi masih bersikukuh bahwa pembunuhan Brigadir J atau Josua Hutabarat karena pelecehan dan perkosaan yang dilakukan kepada Putri Candrawathi.

Meski begitu sejak awal banyak pihak tidak memercayai motif pembunuhan yang dikemukakan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Bahkan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menyebut bahwa Ferdy Sambo seorang psikopat.

Pernyataan Deolipa Yumara mendapat dukungan Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Dikutip dari Seputar Tangsel, kondisi seorang psikopat menurut Reza justru harus mendapatkan penjagaan yang sangat ketat.

Pasalnya di balik Ferdy Sambo yang melakukan perlawanan dahsyat terhadap ancaman hukuman, bahkan terhadap institusi Polri, ada latar belakangnya.

Baca Juga: Terungkap! Putri Candrawathi Akhirnya Mengaku Berbohong, Adegan Terlarang Di Dalam Kamar Terbongkar

Reza menyebut hal itu sebagai alasan Ferdy Sambo menutupi kelemahan dan ketakutan.

"Jangan-jangan menutupi kelemahan yang luar biasa, menutupi ketakutan yang luar biasa," kata Reza Indragiri dalam dialognya di kanal Youtube Irma Hutabarat-Horas Inang pada Minggu, 26 September 2022.

Reza menjelaskan kekuasaan Ferdy Sambo yang sebelumnya sangat powerfull dan kini menjadi powerless, tentu sangat berpengaruh.

"Bisa dibayangkan pasti tekanan batinnya juga luar biasa. Bahkan perasaan batinnya seolah-olah sudah mati," ujar Reza Indragiri.

Reza mengatakan berdasarkan penelitian prevelensi orang yang mengakhiri hidup sendiri secara persentase di Kepolisian lebih tinggi dibanding masyarakat umum.

"Jangan sampai FS ini mengakiri hidupnya sendiri," katanya lagi.

Pasalnya dengan perilaku Ferdy Sambo yang disebutnya sering berbelok-belok, sebagai penanda bahwa Ferdy Sambo dalam kondisi tidak stabil.

"Perilaku FS yang belok kanan belok kiri jangan-jangan sebuah penanda bahwa yang bersangkutan tidak stabil," kata Reza menduga.

Sebagai contoh dalam suratnya Ferdy Sambo mengatakan mengakui dan akan bertanggung jawab terhadap pembunuhan yang dilakukan pada Brigadir J.

Baca Juga: Inalillahi! Syekh Yusuf Al Qadarawi, Ulama Besar Islam Meninggal Hari Ini dan Dimakamkan di Masjid Agung Qatar

Tetapi keputusannya banding terhadap keputusan KKEP hingga ke PTUN sebagai salah satu tindakannya yang tak sinkron.

"Itu tak sinkron, tidak stabil. Sehingga kita punya alasan untuk mengingatkan teman-teman di Kepolisian, jaga FS baik-baik. Jangan sampai melakukan tindakan mengakhiri hidupnya sendiri," ungkap Reza.

Pasalnya jika hal ini terjadi maka proses hukumnya akan semakin berat.

Padahal masyarakat Indonesia sedang menggebu-gebu tengah memperjuangkan keadilan bagi Brigadir J.

"Kalau kemudian FS mengakhiri hidupnya kita mau bilang apa. Paling apes mendiang Brigadir J," ujar Reza.

"Selama-lamanya akan ada stigma sebagai pelaku kekerasan seksual, pembangkang atasan, dan menodai istri atasan," ujarnya.

Akhirnya beberapa petunjuk baru kini sudah mulai dapat dibongkar oleh pihak kepolisian.

Perbuatan Brigadir J yang membuat Putri Candrawathi trauma mulai dapat dibongkar.

Hal tersebut karena pengakuan jujur yang didapat dari salah satu saksi kunci di kasus Brigadir J.

Keterangan itu diperoleh dari Putri Candrawathi yang menceritakan kronologi lengkap perbuatan brigadier J kepadanya hingga muncul petunjuk diluar dugaan.

Sang supir pribadi, Kuat Maruf atau Om Kuat juga mulai memberi pengakuan soal skenario yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Om Kuat adalah sopir pribadi dari Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Saat peristiwa di Magelang dan Duren Tiga, disebut bahwa Kuat Ma'ruf berada di TKP.

Kini akhirnya Om Kuat atau Kuat Ma'ruf berkata jujur soal skenario Ferdy Sambo sang atasan.

Peristiwa Berdarah di Duren Tiga Mulai Terungkap

Polisi akhirnya menyampaikan hasil uji kebohongan, terhadap lima tersangka.

Dari lima orang tersangka yang menjalani pemeriksaan, 3 diantaranya memberikan keterangan secara jujur, namun dua lainnya masih tidak diungkap oleh Polisi.

Tiga orang yang disebut berkata jujur adalah Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Dikutip dari Voxtimor, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan Hasil pemeriksaan ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur,” kata kepada wartawan.

Sehari setelahnya, giliran tersangka Putri Candrawathi dan saksi bernama Susi yang menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Namun, hasil pemeriksaannya tidak dibuka untuk publik dengan alasan demi keadilan atau pro justitia.

Ferdy Sambo Syok Hingga Menangis

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Baca Juga: Putri Candrawathi Jelaskan Perbuatan Brigadir J Kepadanya Hingga Trauma, Ferdy Sambo Mulai Emosi dan Menangis

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

Baca Juga: Profil Syekh Yusuf Al Qaradawi, Sosok Ulama Besar dan Cendekiawan Islam yang Meninggal Hari Ini

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan Bripka RR.

Peristiwa Pelecehan

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Gak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut isi SP3 Laporan Putry Candrawatri yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

TERUNGKAP! Brigadir J Memegang Paha, Kemaluan dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

Baca Juga: Putri Candrawathi Jelaskan Perbuatan Brigadir J Kepadanya Hingga Trauma, Ferdy Sambo Mulai Emosi dan Menangis

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Bripka RR Bongkar Adegan Putri Candrawathi di Kamar

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Peristiwa Magelang

Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setalah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Erman memaparkan bahwa kliennya Bripka RR (Ricky Rizal) menjelaskan peristiwa saat di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Dalam pengakuannya Bripka RR menjelaskan saat Putri Candrawathi dan Brigadir J dalam kamar di Magelang.

Kedatangan Brigadir J ke dalam kamar Putri Candrawathi karena sore itu dia di tanyai oleh istri Ferdy Sambo.

Baca Juga: Putri Candrawathi Jelaskan Perbuatan Brigadir J Kepadanya Hingga Trauma, Ferdy Sambo Mulai Emosi dan Menangis

“Sebelumnya Bripka RR keluar dengan Bharada E untuk mengantarkan makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang,” jelas Erman.

Saat mengantar itu, Putri Candrawathi menghubungi dan meminta Bripka RR untuk segera pulang.

Setibanya di rumah, Bripka RR segera menuju lantai atas untuk menemui Putri Candrawathi, namun sempat bertemu dengan Kuat Maruf yang dalam kondisi marah.

Kemudian Bripka RR bertemu dengan Putri Candrawathi, di mana ibu PC menanyakan di mana Brigadir J.

“Bripka RR kemudian menemui Brigadir J dan menanyakan kenapa Kuat marah, namun Brigadir J menjawab bahwa dia juga tidak mengerti kenapa kuat marah kepadanya dengan nada emosi,” terang Erman.

“Saya juga gak tau tu bang, kenapa om Kuat marah-marah,” jelas Erman.

Kerena saat itu Brigadir J di tanyakan oleh Putri Candrawathi, maka Bripka RR menyarankan agar Brigadir J segera menemui ibu PC.

“Bripka RR ikut menemani Brigadir J ke lantai atas namun tak masuk ka kamar menemui ibu Putri, dan dia menunggu di depan pintu, namun dia juga tidak mendengarkan apa yang pembicaraan dari dalam kamar,” tambah Erman dikutip dari Vox Timor.

Masih dengan Erman, setelah Brigadir J keluar kamar, Bripka RR kembali menanyakan apa tentang apa yang terjadi.

“Brigadir J menjawab tidak ada apa-apa dan kondisinya sudah lebih tenag serta tidak emosi lagi, namun Brigadir J tidak memberitahukan apa yang dibicarakan dengan Putri Candrawathi kepada Bripka RR,” tambah Erman.

Bripka Ricky Rizal atau Bripa RR dikatakan mulai sadar dan bicara jujur untuk bongkar skandal pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J ditengarai setelah didatangi istri dan keluarganya hingga dirinya menangis.

Bahkan Bripka RR sempat ingin jadi Justice Collabolator (JC) atas skandal pembunuhan berencana tersebut.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah