Zahra Muzdalifah dan kawan-kawan dianggap kurang berpengalaman untuk bertanding pada turnamen di level Internasional sebelum bertempur di Piala Asia.
“Akhirnya kami kalah, kehilangan konsentrasi dan kehilangan semuanya karena mental pemain jatuh. Ini memang menjadi evaluasi kami untuk kompetisi berikutnya,” kata Rudy Eka.
Ia juga berharap hasil dari Piala Asia Wanita 2022 ini menjadi evaluasi PSSI agar dapat mengembangkan sepak bola putri di Tanah Air.
“Akan tetapi, upaya untuk sepak bola putri tak bisa dilakukan sendiri. Harus ada kerja sama dengan banyak pihak. Yang jelas, Timnas Indonesia Putri bermimpi dapat bertanding lagi di Piala Asia berikutnya,” ungkap Rudy.
Garuda Pertiwi tak mampu melaju dari fase grup Piala Asia Wanita 2022 setelah sebelumnya dikalahkan oleh Filiphina dengan skor telak 6-0.
Baca Juga: Cek Fakta: Ustadz Solmed Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Sakit, Benarkah? Simak Faktanya
Hasil itu membuat Timnas Indonesia Putri menelan tiga kekalahan dari tiga laga yang sebelumnya ditundukkan dari 0-4 Thailand dan 0-18 Australia.
Ketidak lolosan Indonesia dari fase grup itu mengulangi prestasi pada Piala Asia Wanita di tahun 1981 dan 1989.
Prestasi terbaik dari Timnas Indonesia Putri di turnamen itu saat menjadi semifinalis tahun 1977 dan 1986.
Garuda Pertiwi sudah tampil sebanyak lima kali di Piala Asia Wanita yakni pada tahun 1977, 1981, 1986, 1989 dan yang terkini 2022.