PORTAL NGANJUK – Sepakbola Indonesia kembali berduka usai derby Jawa Timur menewaskan ratusan orang, sabtu malam.
Kekalahan Arema pada laga tersebut merupakan awal dari peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Situasi tidak terkontrol usai peluit panjang dibunyikan, sejumlah oknum suporter Arema menerobos dan memasuki lapangan.
Bentrokan antara suporter dan polisi tak terhindarkan setelah ribuan massa memasuki stadion.
Polisi lantas menembakkan gas air mata ke arah tribun suporter.
Hal tersebut disinyalir menjadi penyebab lebih dari 150 korban jiwa tumbang di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali meminta agar PSSI dan PT Liga Indonesia Baru melakukan investigasi terkait peristiwa ini.
“Saya minta PSSI dan LIB melakukan investigasi kenapa ini bisa terjadi,” kata Amali melalui video yang diterima di Jakarta, dikutip dari ANTARANEWS, Minggu, 2 Oktober 2022.
Amali mengatakan bahwa ia belum mengetahui secara pasti penyebab dari peristiwa tersebut.
“Saya prihatin dan menyesalkan atas kejadian ini. Apalagi korban cukup banyak. Ini pelajaran untuk kita semua agar tidak terulang lagi,” tambah Amali.
“Ini adalah olahraga. Dalam pertandingan bisa menang dan kalah. Edukasi kepada penonton ini harus lebih lagi disadarkan bahwa pertandingan sepakbola dan cabang lainnya itu pasti ada menang dan kalah. Apapun kondisinya harus diterima,” pungkasnya.
Federasi sepakbola dunia, FIFA, sudah melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.
Ketentuan ini tertulis dalam Pasal 19 b yang berbunyi No firearms or crowd control gas shall be carried or use (senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan).
Akibat peristiwa ini, PT LIB resmi mengehentikan BRI Liga 1 selama sepekan. ***