Miris! G30S PKI Gugurkan Perwira Tinggi TNI, Simak 5 Kisah Kelam yang Dialami Para Jenderal

22 September 2022, 12:14 WIB
5 Kisah Pahlawan Revolusi yang Menjadi Korban Pemberontakan Komunis /Twitter/TV One News

PORTAL NGANJUK - G30S/PKI merupakan tragedi yang terjadi pada tanggal 30 September oleh kebiadaban Partai Komunis Indonesia (PKI), oleh karenanya seringkali disebut GS0S/PKI.

Dalam G30S/PKI tersebut terjadi sejumlah enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.

Gerakan G30S/PKI ini dipimpin langsung oleh DN Aidit yang kala itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Usai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tersangka, Mulai Terkuak Kondisi Anak Sambo yang Miris Semakin Mencuat

G30S/PKI terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 berlokasi di Jakarta dan Yogyakarta.

Dilansir PORTAL NGANJUK dari berbagai sumber, G30S/PKI merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. 

Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju lubang buaya. 

Baca Juga: Nasib Anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Miris, Akhirnya Terungkap Kondisi Anak-anak Sambo Sekarang

Disamping itu, seorang ajudan dari  Jenderal A.H Nasution yaitu Lettu Pierre Andreas Tandean pun diculik dan ditembak di lubang buaya.

Seorang polisi yang selamat dalam tragedi G30S/PKI bernama Soekitman kala itu tengah bersembunyi di bagian kolong truk dan melihat 7 pahlawan revolusi yang dibantai.

Dibawah ini merupakan 5 kisah kelam para anggota perwira yang gugur, antara lain

1. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani terbunuh di rumahnya saat terjadi penyergapan oleh pasukan PKI yang datang melalui pintu belakang.

Seluruh rumah Jenderal Ahmad Yani lalu dikepung oleh pasukan PKI lainnya sehingga membuatnya terbunuh seketika saat itu.

2. Mayor Jenderal D. I. Pandjaitan

Pembunuhan ini terjadi pada subuh tanggal 1 Oktober 1965,saat itu rombongan penculik datang dengan 2 buah truk bersenjata lengkap dan datang ke rumahnya

Mayor Jendral D. I. Pandjaitan mengira bahwa itu rombongan utusan dari Soekarno,namun,rombongan tersebut justru menembaki seluruh rumah D. I. Pandjaitan.

3. Letnan Jenderal M. T. Haryono

Kala itu ia tumbang karena terkena bombardir peluru saat berada di rumahnya sehingga tidak bisa menyelamatkan diri.

Walau sempat melawan,akhirnya Letnan M. T. Haryono kalah karena jumlah serta banyak peluru telah bersarang di tubuhnya.

4. Kapten Pierre Tandean

Pada saat terjadi G30S/PKI, sebenarnya Kapten Pierre Tendean bukanlah target sasaran dari penculik.

Pada waktu penculikan terjadi,1 Oktober 1965, Tendean kebetulan sedang berada di rumah atasannya yakni Jenderal A.H Nasution.

Tendean pun lalu mengaku kepada penculik bahwa dirinya adalah Jenderal A.H Nasution dengan tujuan agar atasannya tersebut bisa selamat.

Pada peristiwa ini, A.H Nasution bisa melarikan diri dan selamat, namun harus merelakan putrinya yakni Ade Irma Suryani yang turut terbunuh.

Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri. Akan tetapi putrinya yang masih kecil bernama Ade Irma tewas tertembak lantaran menjadi perisai peluru demi menolong sang ayah

5. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo

Brigjen Katamso meninggal karena penghianatan yang telah dilakukan anak buahnya saat dinas di Yogyakarta.

Pasukan anak buahnya rupanya berkhianat dan telah menyiapkan kuburan untuk Katamso,dan akhirnya Katamso dipukul dua kali dengan logam hingga meninggal dunia.

Demikian merupakan beberapa kisah kelam yang dialami para Jenderal saat G30S/PKI.***

 

 

 

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler