Wow! Bisnis Tanah di Metaverse Lebih Menjanjikan, Berikut Penjelasan Pakar IT UGM

6 Januari 2022, 20:02 WIB
Wow! Bisnis Tanah di Metaverse Lebih Menjanjikan, Berikut Penjelasan Pakar IT UGM /Sandbox

PORTAL NGANJUK – Metaverse memang belum sepenuhnya hadir ditengah kehidupan kita saat ini.

Namun, cikal-bakal atau benih dari Metaverse tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai bermunculan.

Contoh dari wujud Metaverse yang ada saat ini yaitu seperi game Roblox, The Sandbox, Decentraland, dan masih banyak yang lain.

Metaverse dikatakan dapat menjadi suatu lahan bisnis yang sangat menjanjikan di masa depan.

Sebagaimana dikutip PORTAL NGANJUK dari Antara, seorang pakar IT dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ridi Ferdiana menilai aktivitas pembelian tanah virtual di Metaverse memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan di masa yang akan datang.

Baca Juga: Taruhannya Ginjal, Kebiasaan Buruk Ini Tanpa Sadar Sering Dilakukan, Begadang Menjadi Salah Satunya

Ia mengatakan, investasi tanah virtual di Metaverse lebih menjanjikan daripada  investasi tanah pada kondisi nyata.

“Jika dibandingkan dengan kenaikan tanah di kondisi nyata, tentu ini sangat menjanjikan, tetapi apakah memang aman dan ada peminat yang bersedia membeli itu cerita yang berbeda,” kata Ridi saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis, 6 Januari 2022.

Menurutnya, potensi tersebut berhubungan dengan semakin berkembangnya pengguna Metaverse.

Seiring perkembangan, berbagai lokasi menarik seperti universitas, situs sejarah dan budaya, hingga tempat-tempat penting lain akan dijual belikan dalam bentuk aset virtual.

Baca Juga: Juventus Vs Napoli Liga Italia Serie A 2022: Keduanya Kehilangan Banyak Pemain karena Badai Covid-19

“Kenaikan (nilai tanah virtual) yang dijanjikan juga menjanjikan,” ucap Ridi.

Ia memberikan contoh, sebelumnya lahan virtual Universitas Gadjah Mada hanya bernilai 0,1 USDT (sekitar Rp1.437) di Next Earth.

Namun, saat ini nilai lahan virtual tersebut mengalami kenaikan nilai yang sangat pesat hingga menjadi 382,64 USDT (sekitar Rp5,5 juta), atau 282% kenaikan investasinya.

Perlu diketahui sebelumnya, USDT (United States Dollar Tether) sendiri adalah salah satu mata uang Crypto yang tersebar di dunia.

Dalam situs Nextearth.io sendiri, sejumlah lahan virtual yang berada di peta digital lokasi beberapa kawasan penting di Yogyakarta juga telah terjual seniali mata uang kripto.

Beberapa dari kawasan penting tersebut, seperti lahan virtual di Kompleks Gedung Agung Yogyakarta, yang terjual dengan harga 36,84 USDT (sekitar Rp520 ribu).

Baca Juga: Captain Tsubasa, Anime Jadul yang Eksis di Masanya

Selanjutnya ada Kompleks Benteng Vredeburg yang terjual seharga 15,17 USDT (sekitar Rp218 ribu), serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY yang terjual seharga 6,19 USDT (sekitar Rp88.981).

Lahan virtual lain seperti di Alun-alun Utara juga terjual dengan harga 244,51 USDT (sekitar Rp3,5 juta), dan Kantor Gubernur DIY seharga 17,39 USDT (sekitar Rp250 ribu).

Dilihat dari antusiasme pembelian lahan virtual tersebut, Ridi mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan muncul bisnis kredit kepemilikan lahan layaknya KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) secara virtual di masa depan.

“Konsep KPR akan sangat mungkin terjadi di sini tetapi bukan mencicil, tetapi memiliki sebagian kecil dari landmark yang ada misalnya satu per sepuluh gedung UGM,” ungkapnya.

Adapun sistem keamanan aset virtual di Next Earth menggunakan konsep teknologi Blockchain.

Seperti halnya membeli kendaraan bermotor dengan bukti kepemilikan berupa BPKB yang tercatat, membeli tanah virtual juga akan memiliki bukti kepemilikan berupa Non Fungible Token (NFT).

“Legalisasinya saat ini memang belum diatur sepenuhnya untuk aset virtual ini. Tetapi mengacu pada statemen bank sentral Indonesia, uang kripto adalah komoditas digital yang perlu dikaji kredibilitasnya,” kata Ridi menjelaskan.***

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler