Ketupat, Sebagai Hidangan Khas Lebaran di Indonesia, Bagaimana Asal-Usulnya? Cek di Sini

- 10 April 2023, 13:45 WIB
Ketupat, Sebagai Hidangan Khas Lebaran di Indonesia,  Bagaimana Asal-Usulnya? Cek di Sini
Ketupat, Sebagai Hidangan Khas Lebaran di Indonesia, Bagaimana Asal-Usulnya? Cek di Sini /Instagram @liang.er_kitchen

PORTAL NGANJUK – Saat merayakan hari besar Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, tidak akan ketinggalan dengan salah satu sajian khas yaitu, ketupat. Sajian ketupat tidak pernah tertinggal saat perayaan-perayaan tersebut.

Baca Juga: Bingung Pilih Outfit Bukber? Dengan 5 Style Outfit Bahan Jeans atau Denim Milikmu, Dijamin Makin Tampil Kece!

Sajian ketupat secara adat/tradisi biasanya dilengkapi dengan sajian makanan lain, seperti opor kuah kuning atau rendang, banyak yang beranggapan jika lebaran belum lengkap jika belum ada hidangan ketupat di meja makan.

Ketupat merupakan makan khas Asia Tenggara yang terbuat dari beras, lalu dibungkus dengan anyaman daun kelapa atau janur.

Pada umumnya ketupat terdapat 2 bentuk, yaitu bentuk kepal, namun bentuk satunya adalah ketupat yang membentuk jajar genjang.

Biasanya janur yang dipilih saat akan membungkus ketupat harus khusus, tidak boleh sembarangan. Janur tersebut harus berkualitas bagus, yang biasanya daunnya panjang, tidak boleh terlalu mudah dan tidak boleh terlalu tua.

Tidak hanya khas di negara Indonesia saja, ketupat juga menjadi hidangan khas di negara tetangga, yaitu di Malaysia, Brunei dan juga Singapura. Di beberapa negara tersebut, ketupat juga dijadikan hidangan wajib saat merayakan hari raya.

Lalu, bagaimana asal-usul ketupat, hingga bisa menjadi hidangan khas lebaran?

Bersumber dari pikiranrakyat.com,ketupat ternyata sudah ada sejak zaman Wali Songo. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu wali di saat zaman tersebut yang sedang melakukan dakwah atau penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Saat itu Sunan Kalijaga menggunakan hidangan ketupat sebagai sebuah budaya serta filosofi dari pembauran antara tradisi Jawa dengan nilai-nilai Islam.

Selain itu, Sunan Kalijaga juga membaurkan nilai budaya Hindu yang sudah terlebih dahulu menerapkan hidangan, dengan membuat beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda.

Baca Juga: Bait Puisi 'Saya bukan Aku' Karya Aliciaandf, Musikalisasi Puisi yang Banyak Dicover di YouTube dan Tiktok!

Di wilayah Bali yang sebagian besar merupakan masyarakat beragama Hindu, mereka sudah cukup lama menggunakan hidangan ketupat untuk ritual-ritual keagamaan Hindu mereka.

Namun, di Bali penamaan hidangan bukanlah ketupat, melainkan dengan nama ‘Tipat’. karena itu, beberapa ahli sejarah menduga jika asal-usul ketupat sudah ada sejak Hindu-Budha tersebar di Indonesia.

Pada zaman Sunan Kalijaga, hidangan tersebut belum diberi nama sebagai ketupat, melainkan dikenal dengan nama ‘Bakda’ yang berarti setelah.

Saat zaman tersebut, ada 2 Bakda yang dikenal dikalangan masyarakat, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Penerapan Bakda Lebaran biasanya dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri, dimana saat itu umat muslim dilarang berpuasa.

Untuk Bakda Kupat, biasanya dilakukan saat sepekan setelah Lebaran, yang merupakan hari raya bagi umat muslim yang melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari.

Ketupat biasanya lebih dikenal sebagai ‘kupat’ oleh sebagian besar masyarakat Jawa dan Sunda. Kupat memiliki makna sebagai ‘ngaku lepat’ atau mengakui kesalahan.

Oleh sebab itu, akan selalu ada tradisi ‘sungkeman’ yang selalu masyarakat Indonesia lakukan pada saat Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi tersebut biasanya tindakan berupa, orang yang lebih muda akan duduk bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua, sambil meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang pernah menyinggung, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Selain itu beberapa orang juga ada yang menyebutkan jika ketupat memiliki makna sebagai ‘laku papat’ atau bermakna empat tindakan. Empat tindakan tersebut biasanya dilakukan pada saat hari Raya tiba, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Kata ‘Lebaran’ biasanya memiliki makna artinya usai. Menandakan bahwa waktu berpuasa pada bulan Ramadhan telah selesai, sehingga masyarakat mengadakan acara Lebaran.

Untuk kata ‘Luberan’ memiliki makna melimpah. Yang artinya umat muslim berbagi sedikit rezeki yang di punya kepada orang yang membutuhkan. Biasanya hal tersebut dilakukan berupa zakat atau sedekah.

Baca Juga: Berniat Mudik? Cek Segera Daftar Tarif Jalan Tol Trans Jawa Lengkap Terbaru 2023!

Selanjutnya ada kata ‘Leburan’ memiliki arti melebur. Atau dapat diartikan juga sebagai, saat lebaran berlangsung semua dosa dan juga kesalahan-kesalahan masa lalu akan melebur atau hilang, sebab semua umat muslim saling maaf-maafan.

Terakhir ada kata ‘Laburan’ berasal dari kata labur atau kapur, biasanya zat kapur dikenal dikalangan masyarakat sebagai penjernih air atau pemutih dinding. Dimaksudkan jika saat Hari Raya Idul Fitri, setiap umat Islam kembali suci lahir dan batin.

Artikel ini pernah dimuat di pikiranrakyat, dengan judul: “Asal-usul Ketupat, Makanan yang Dianggap Wajib Ada Saat Idul Fitri dan Idul Adha” ***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah