Kamu Harus Tahu! Tradisi Punggahan Di Bulan Ramadhan, Di Daerah Kalian Masih Ada?

- 16 April 2023, 20:10 WIB
Ilustrasi kenduren, inilah 4 tradisi adat Jawa jelang lebaran Idul Fitri.
Ilustrasi kenduren, inilah 4 tradisi adat Jawa jelang lebaran Idul Fitri. /PortalJember/

PORTAL NGANJUK – Punggahan berasal dari bahasa Jawa “munggah” yang berarti “menaikan”. Tentang harapan agar rasa syukur, keimanan dan ketakwaan terus meningkat dengan datangnya bulan suci Ramadhan.

Budaya ini telah menyebar tidak hanya ke pulau Jawa tetapi juga ke pulau-pulau lain di Indonesia. Tradisi ini merupakan tradisi berdoa dan makan bersama untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Biasanya warga desa melakukan kebiasaan ini dua minggu sebelum hari pertama puasa, yang dilakukan saat tiba Maghribi.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu! Cara Melindungi Rumah Dari Pencuri Saat Mudik Lebaran, Wajib Coba!

Tidak ada seorangpun yang dapat melaksanakan adat ini secara langsung, karena sebenarnya setiap orang yang ingin mengajak sanak saudara dan tetangga untuk berdoa dan bercengkrama diperbolehkan.

Upacara tersebut terkadang dibarengi dengan pembacaan Surah Yasin dan Tahlil dengan maksud mendoakan keluarga almarhum.

Di beberapa tempat, terutama di perkotaan, tumbuhan ini bisa dibilang sulit ditemukan. Memang, penduduk pedesaan cenderung lebih individualistis daripada penduduk kota.

Biasanya upacara pemuatan dilakukan di rumah, tetapi sekarang dapat dilakukan di mushola dan mesjid.

Namun, setiap daerah benar-benar unik. Masyarakat bisa berkumpul untuk membawa makanan ke masjid dan mushola atau mengajak pemilik rumah untuk sholat atau bertemu di komunitas. Terima kasih untuk nasi dan semacamnya.

Dan tentunya setiap daerah memiliki perbedaan tersendiri dalam pelaksanaan tradisi ini.

Di Muaro Jambi, adat ini biasanya membawa tas berisi 7 jenis bunga dan sedikit perubahan nama yang dipajang di depan rumah pemiliknya sebagai tanda bahwa mereka baru saja berdoa bersama.

Juga, ada kendi atau kendi berisi air bagi siapa saja yang ingin minum.

Orang menyebut doa ini air yang baik. Setelah upacara doa bersama ini, penduduk desa dan pengunjung biasanya disuguhi semangkuk nasi dan iringan yang sering disebut sebagai pemberkatan.

Tujuan pemberkatan ini adalah untuk berbagi makanan dan kegembiraan saat keluarga makan bersama.

Editor: Aditya Yalasena

Sumber: Kebumenkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah