Network
PORTAL NGANJUK – Sejumlah masyarakat di berbagai daerah Indonesia, seperti Boyolali, Solo, Temanggung dan Kediri, setiap bulan 1 Suro dalam penanggalan Jawa atau 1 Muharam 1444 H kerap mengadakan Tradisi berdoa bersama, atau sedekah bumi.
Adapun rangkaian acara tradisi malam 1 Suro biasanya seperti, Sedekah Kepala Kerbau, mebuat gunungan Palawija, berdoa, menyelenggarakan wayang kulit dan lain sebagainya sesuai adat dari masing-masing daerah.
Tradisi ini merupakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi dan juga memohon perlindungan sehingga terhindar dari malapetaka dan bencana.
Kali ini PORTAL PORTAL NGANJUK akan memberikan informasi mengenai tradisi sedekah Gunung Merapi yang kembali digelar di kala akktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi.
Tradisi sedekah Gunung Merapi yang dilakukan warga lereng Gunung Merapi di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini sempat dihentikan akibat pandemi Covid-19. Dalam rangkaikan acara diawali dengan kirab kepala kerbau dari tempat penyembelihan menuju Joglo Lencoh.
Baca Juga: Mardani Maming Kantongi 104,3 Miliar, Terduga Penyuap Sudah Meninggal
Selain kepala kerbau, juga ada berbagai macam hasil bumi, dan sejumlah tumpeng ikut di arak. Walaupun dengan kondisi udara yang dingin warga tetap antusias dalam malaksanakannya.
Tradisi sedekah Gunung Merapi ini sudah dilakukan warga secara turun-temurun. Biasanya dilakukan beberapa ritual dan doa hingga tengah malam setelah itu kepala kerbau dan sejumlah sesaji dibawa menuju puncak Merapi untuk dilarung.
Namun kali ini tidak demikian dikarenakan Gunung Merapai masih menunjukan aktivitas vulkanik yang masih cukup tinggi.
