Perusahaan mengutip sejumlah alasan penutupannya, termasuk pandemi COVID-19, maraknya belanja online, dan meningkatnya persaingan dari toko buku lain.
Pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada industri toko buku, karena menyebabkan penurunan lalu lintas pejalan kaki di toko fisik. Maraknya belanja online juga memudahkan masyarakat untuk membeli buku tanpa harus pergi ke toko buku. Selain itu, persaingan yang semakin ketat dari toko buku lain membuat Gunung Agung sulit bersaing.
Tertutupnya Gunung Agung merupakan kerugian besar bagi industri buku Indonesia. Toko buku tersebut adalah pemain utama dalam industri ini dan memiliki sejarah panjang dalam menyediakan buku berkualitas tinggi dan layanan pelanggan yang sangat baik.***