Menurut penduduk Gunung Kawi, tidak ada yang tahu sejak kapan pohon ini tumbuh di daerah tersebut. Ada yang bilang bahwa Kiai Imam Sudjono yang menanamnya pada 1871.
Kiai Imam Soedjono atau Raden Mas Imam Sudjono merupakan salah satu senapati Pangeran Diponegoro.
Selain kesakralan yang dielu-elukan masyarakat selama ini, pohon ini punya manfaat lain. Kayu dewandaru kerap dimanfaatkan untuk aksesori, seperti tasbih, gelang, akik, dan kalung.
Di beberapa daerah di Jawa Tengah, yakni Semarang, Pati, Karimun Jawa, dan Jepara, kayu dewandaru disulap menjadi tongkat.