Israel Tolak Hentikan Perang, dan Serukan Pembentukan Pemerintahan Militer di Jalur Gaza, Palestina

31 Januari 2024, 20:22 WIB
Israel Tolak Hentikan Perang, dan Serukan Pembentukan Pemerintahan Militer di Jalur Gaza, Palestina /BBC/

Portalnganjuk.com – Menteri Keuangan Israel garis keras Bezalel Smotrich mengatakan pada Senin 29 Januari 2024 bahwa Partai Zionis Religius tidak akan setuju untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan menyerukan pemerintahan militer Israel di daerah itu setelah perang.

Smotrich mengatakan bahwa Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, tidak dapat dipercaya dan bahwa Israel harus menjaga kendali atas wilayah tersebut. Dia mengatakan bahwa pemerintahan militer Israel akan menjadi cara terbaik untuk memastikan keamanan Israel dan mencegah Hamas untuk kembali melancarkan serangan.

"Akan ada kekuasaan militer di Gaza karena hal itu disepakati oleh kita semua," kata Smotrich dalam sebuah wawancara dengan Channel 12.

Pernyataan Smotrich ini disambut dengan kritik dari pihak-pihak yang mendukung perdamaian di Timur Tengah. Mereka mengatakan bahwa pemerintahan militer Israel di Gaza akan memperburuk situasi dan akan membuat lebih sulit untuk mencapai solusi damai.

Pernyataan Smotrich ini muncul sebagai reaksi terhadap laporan di media Israel bahwa Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang mana gencatan senjata selama dua bulan akan berlaku dan pertukaran pertahanan akan dilakukan.

Smotrich mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan menjadi "kesalahan besar" dan bahwa itu akan membahayakan keamanan Israel. Dia mengatakan bahwa Israel harus terus menekan Hamas dan tidak boleh memberikan apa pun kepada kelompok tersebut.

Menteri Keuangan Israel garis keras Bezalel Smotrich juga berbicara, jika ia sangat menentang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), dengan mengatakan bahwa badan tersebut harus diusir dari Gaza dan Tepi Barat.

Pihak Israel mengklaim bahwa beberapa karyawan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) tersebut terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Israel telah melancarkan serangan genosida di Jalur Gaza dengan klaim untuk membalas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Dari serangan genosida tersebut menewaskan sedikitnya 26.637 warga sipil Palestina dan melukai 65.387 lainnya. Disisi berlawanan Hampir 1.200 warga Israel, termasuk tentara militer Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 85 persen penduduk sipil di Gaza menjadi pengungsi di tengah keterbatasan makanan, air bersih hingga obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut sudah rusak atau hancur total.***

Editor: Yusuf Rafii

Terkini

Terpopuler